Dalam proses pengauditan, menurut Agoes 2004 seorang auditor independen memiliki Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia,
yaitu sebagai berikut:
1. Standar umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunankan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar pekerjaan lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya. b.
Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan. c.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. b.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor. d.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mandatory auditor switching merupakan perpindahan Kantor Akuntan Publik KAP oleh perusahaan klien dengan adanya peraturan yang
dibuat pemerintah yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Namun banyak perusahaan klien memutuskan untuk mengganti auditor
Universitas Sumatera Utara
apabila lingkungan perusahaan telah berubah, hal tersebut membuat perusahaan ingin mencari auditor yang lebih efektif dalam melaksanakan jasa auditnya.
Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki auditor karena klien pasti
memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktek akuntansi mereka. Sementara itu, auditor kemungkinan tidak memiliki informasi yang lengkap
tentang kliennya. Jika auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini dapat disebabkan karena auditor telah mengetahui informasi tentang klien baru tersebut atau auditor menerima
klien baru untuk alasan lain, seperti alasan keuangan. Maka jelas bahwa dalam pergantian auditor seperti hal tersebut disebut voluntary auditor switching pergantian auditor secara
sukarela, perhatian pada alasan mengapa klien mengganti auditor, dan mengapa auditor bersedia menerima klien baru.
Perusahaan juga melakukan voluntary auditor switching pada saat industri yang sama sedang bersaing dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai reputasi tinggi, hal itu
dilakukan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. Menurut General Accounting Office GAO, 2003 dalam Zulen 2013 “menyatakan bahwa untuk
memberi manfaat pada cara pandang baru fresh look, perusahaan menunjuk KAP baru untuk melakukan jasa audit atas laporan keuangan mereka”. Maka, sangat jelas voluntary auditor
switching layak untuk dianalisa karena mengapa perusahaan mengganti audiornya disaat masa audit yang ditentukan pemerintah belum habis.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Perusahaan Pertambangan