Metode Pengumpulan Data Deskripsi Objek Penelitian Kesimpulan

Tabel 3.3 Daftar Nama Sampel NO. KODE NAMA PERUSAHAAN NAMA AKUNTAN PUBLIK 1 BRAU PT.Berau Coal Energy Tbk. Tanudiredja,WibisanaRekan 2 GTBO PT. Garda Tujuh Buana Tbk Doli, Bambang Sudarmadji 3 ATPK PT.ATPK Resources Tbk Fedinand ONG 4 KKGI PT.ResourceAlam Indonesiia Tbk Purwantono,Suherman Surja 5 SMMT PT.Golden Eagle Energy Tbk Achmad,Rasyid,Hisbullah Jerry 6 PKPK PT.Perdana Karya Perkasa Tbk. Tanudiredja,WibisanaRekan 7 MYOH PT.Samindo Resources Tbk Junaedi,Chairul,Subyakto 8 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit AsamPersero Tbk. Tanudiredja,WibisanaRekan 9 CITA PT.Cita Mineral Investindo Tbk Tjahjadi,Pradhono,Teramihardja 10 CKRA PT.Citra Kebun Raya Agri Tbk Johan Malonda MustikaRekan 11 DKFT PT.Central Omega Resources Tbk. Mulyamin ,Sensi SuryantoLianny 12 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. Tanudiredja,WibisanaRekan 13 PSAB PT. J Resources Asia Pasifik Tbk. Mulyamin ,Sensi SuryantoLianny 14 RUIS PT.Radiant Utama Interinsco Tbk Aryanto,Amir,Jusuf,Mawar,Saproso 15 ARTI PT.Ratu Prabu Energi Tbk. Achmad, Rasyid,Hisbullah Jerry 16 ELSA PT.Elnusa Tbk. Tanudiredja,WibisanaRekan Sumber : BEI dan Peneliti 3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan pertambangan tahun 2010-2012 yang diperoleh dari dari situs resmi BEI di www.idx.co.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa kemudian mengelompokkan data yang Universitas Sumatera Utara berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Kedua, mengumpulkan data sekunder dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan pertambangan selama tahun 2010-2012 yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan data sekunder lainnya dari situs internet.

3.7 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dalam melakukan praktek auditor switching. Sebab itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat. 3.7.1 Variabel Dependen : Auditor Switching Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebasvariabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah auditor switching. Auditor switching merupakan perpindahan auditor atau Kantor Akuntan Publik KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien, Variabel ini merupakan variabel dummy variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif, jika perusahaan melakukan auditor switching maka diberi kode 1 dan jika tidak melakukan auditor switching maka diberi kode 0. Universitas Sumatera Utara Maksud dari auditor switching adalah pergantian KAP oleh klien yang dilakukan di luar peraturan jasa akuntan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Untuk sampel perusahaan pertambangan tahun 2010-2012, sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 17PMK.012008 yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan entitas dilakukan oleh KAP paling lama 6 enam tahun buku berturut-turut. Dalam penelitian ini yang menjadi perhatian utama dalam proses switching adalah KAP yang berarti bukan afiliasi KAP ataupun partner KAP. Jadi apabila partner atau afiliasi KAP berubah, tidak dikatakan sebagai auditor switching.

3.7.2 Variabel Independen

Variabel independen bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Dinamakan sebagai variabel bebas, karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial distress.

3.7.2.1 Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran laporan keuangan klien yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit dan temuan auditor. Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Menurut Damayanti dan Sudarma, 2007 dalam Zulen 2013. Jika auditor menyatakan opini selain wajar tanpa pengecualian unqualified kepada perusahaan klien maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika auditor menyatakan opini wajar tanpa pengecualian unqualified kepada perusahaan klien, maka diberikan nilai 0. Universitas Sumatera Utara

3.7.2.2 Pergantian Manajemen

Penelitian ini untuk mengukur variabel pergantian manajemen adalah pergantian direksi suatu perusahaan dengan mengganti direktur utama ataupun CEO suatu perusahaan yang akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan. Menurut Rizkilah 2013 “cara operasional Variabel ini merupakan variabel dummy, jika perusahaan melakukan pergantian manajemen akan diberi kode 1 dan jika tidak maka diberi kode 0”.

3.7.2.3 Audit Tenure

Audit tenure adalah panjangnya masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062008 pasal 3. Menurut Nabila 2011 “Variabel audit tenure dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah”.

3.7.2.4 Ukuran Klien

Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan menggambarkan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian ini, ukuran klien diukur dengan menggunakan total asset. Apabila semakin besar ukuran perusahaan auditee dilihat dari total asset, risiko audit untuk perusahaan ini akan semakin tinggi. Auditee size dapat dihitung dengan menggunakan total asset auditee. Menurut Nasser et al. 2006 dalam Zulen 2013. Universitas Sumatera Utara “Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan”.

3.7.2.5 Financial Distress

Pada penelitian ini, kondisi keuangan perusahaan klien adalah kondisi keuangan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan, dapat. Menurut Nasser et al 2006 dalam Zulen 2013 dan Wijayanti 2010 mengatakan “cara yang paling tepat untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaann dengan Altman Z score, yang merupakan prediktor terbaik untuk mengukur status kesulitan keuangan perusahaan dalam studi akademis”. Adapun pengukuran financial distress dengan menggunakan Altman Z score sebagai berikut: Z = 0.71 �� �� + 0.84 �� �� + 3.10 ���� �� + 0.42 ��� �� + 0.998 � �� Keterangan : WC = working capital current asset - current liabilities TA = total asset RE = retained earning EBIT = earning before interest tax MVE = market value of equity Closing price x Outstanding Shares TL = total liabilities S = net sales Skor : Z 2,99 : zona aman 1.80 Z 2.99 : zona “abu-abu” Z 1.80 : zona distress Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penjelasan definisi operasional variabel diatas dapat disimpulkan melalui tabel 3.4 dibawah ini : Tabel 3.4 Tabel Operasional Variabel No. Variabel Indikator Skala Pengukuran Sumber Data 1 Opini Audit � 1 Kode 1 apabila auditor mengeluarkan opini selain unqualified opinion Kode 0 apabila auditor mengeluarkan opini unqualified opinion Nominal Laporan Auditor Independen 2 Pergantian Manajemen � 2 Kode 1 apabila perusahaan melakukan pergantian direksi Kode 0 apabila perusahaan tidak melakukan pergantian direksi Nominal Surat Pernyataan Direksi 3 Audit Tenure � 3 Menjumlah Panjangnya Masa Perikatan Audit atau Kantor Akuntan Publik KAP Nominal Laporan Auditor Independen 4 Ukuran Klien � 4 Logaritma Natural TotalAssets LnTA=Log in Total Assets Rasio Laporan Keuangan 5 Kondisi Kesulitan Keuangan Financial Distress � 5 Z = 0.71 �� �� + 0.84 �� �� + 3.10 ���� �� + 0.42 ��� �� + 0.998 � �� Rasio Laporan Keuangan 6 Auditor SwitchingY Kode 1 untuk perusahaan yang melakukan auditor switching Kode 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan auditor switching Nominal Laporan Auditor Independen Sumber : Penelitian

3.8 Teknis Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan metode analisis regresi logistik. Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen auditor switching dapat diprediksikan oleh variabel independen opini audit, pergantian Universitas Sumatera Utara manajemen, audit tenure, ukuran klien, financial distress. Alasan penggunaan metode analisis regresi logistik ini karena variabel dependen yang digunakan bersifat dikotomi melakukan auditor switching atau tidak melakukan auditor switching. Maka Teknik analisis regresi logistik ini terdiri dari :

3.8.1 Pengujian Data

Pengujian data ini untuk menguji apakah data penelitian ini sesuai dengan kemungkinan yang terjadi. Ini diuji dengan menggunakan dua cara yaitu :

3.8.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata mean, standar deviasi standard deviation, dan maksimum minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas

Model regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik, sebab variabel terikat dari penelitian ini bersifat dikotomi. Namun hanya uji multikolinieritas yang digunakan dalam regresi logistik ini karena lebih mudah untuk dimengerti daripada mengunakan data outliers membuang data yang menyimpang. Dengan menggunakan uji multikolinieritas ini pengaplikasiannya adalah dengan melihat matrik korelasi antar variabel independen, tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Jika tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang Universitas Sumatera Utara nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak terjadi korelasi yang kuat antar variabel independen. Namun jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan 0.

3.8.2 Pengujian Model Regresi Logistik

Setelah pengujian data, maka akan terdapat model data penelitian yang akan diuji dengan lima cara yaitu :

3.8.2.1 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:  � : Model yang dihipotesiskan fit dengan data  � � : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood -2LL menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

3.8.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model tidak ada perbedaan antara model dengan Universitas Sumatera Utara data sehingga model dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.

3.8.2.3 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

3.8.2.4 Omnibus Test of Model Coefficients Menguji secara Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan Omnibus Tests of Model Coefficients yaitu hasil signifikan harus lebih kecil dari α = 5 ini menyatakan bahwa secara bersama semua variabel independen berpengaruh terhadap rotasi auditor.

3.8.2.5 Koefisien Determinasi Nagelkerke’s R Square

Menurut Ghozali 2006 dalam Rizkilah 2013 mengatakan bahwa “Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran � 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 satu sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square lebih mudah di interpretasikan daripada Cox dan Snell sehingga untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi variabel dependen dari 0 nol Universitas Sumatera Utara sampai 1satu yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dapat di lihat dari nilai Nagelkerke’s R square “.

3.8.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation MLE  � ∶ Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen  � � : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5. Dasar pengambilan keputusan adalah: 1. Jika nilai probabilitas sig. α = 5 maka hipotesis alternatif didukung atau � ditolak. 2. Jika nilai probabilitas sig. α = 5 maka hipotesis alternatif tidak didukung atau � diterima.

3.8.3.1 Model Regresi Logistik yang terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik logistic regression, yaitu dengan melihat opini audit, pergantian manajemen audit tenure, ukuran klien, financial distress terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan. Model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: SWITCH = � + � 1 OPINI + � 2 CEO + � 3 TNRE + � 4 LnTA + � 5 Z +e Universitas Sumatera Utara Keterangan: SWITCH : auditor switching � : konstanta � 1 − � 5 : koefisien regresi OPINI : opini audit CEO : pergantian manajemen TNRE : audit enure LnTA : ukuran klien Z : financial distress e : residual error Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dalam tahun 2010-2012. Populasi perusahaan ini tidak terlalu banyak namun perusahaan ini termasuk layak untuk diteliti karena populasinya 38 peusahaan. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial distress terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan. Peneliti menggunakan data 3 tahun 2010-2012 karena data tahun tersebut adalah data terbaru, dan pada tahun tersebut data yang diperoleh dapat menggambarkan profil atau keadaan terkini tentang keuangan perusahaan.

4.2 Analisis Data

Peneliti akan menggunakan model regresi logistik logistic regresion dalam menguji hipotesis penelitian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 4.2.1 Pengujian Data Penelitian 4.2.1.1 Statistik Deskriptif Metode statistik deskriptif yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode pooled data. Data yang diperoleh adalah sebanyak 48 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 2010-2012 dengan jumlah perusahaan sampel 16 perusahaan. Tabel 4.1 Universitas Sumatera Utara dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.1, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor switching SWTCH menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,35. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini audit OPINI menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,50. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen CEO menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,08. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap audit tenure TNRE menunjukkan nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 3 dengan rata-rata 1.50. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran klien LnTA menunjukkan nilai minimum sebesar 2.07, nilai maksimum sebesar 10.02 dengan rata-rata 7.06. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap financial distress Z menunjukkan nilai minimum sebesar -71,79 nilai maksimum sebesar 678.31 dengan rata-rata 36.18. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Sumber : Output SPSS Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation SWTCH 48 1 .35 .50 .08 1.50 7.0690 36.1842 .483 OPINI 48 1 .505 CEO 48 1 .279 TNRE 48 1 3 .851 LnTA 48 2.07 10.02 1.80510 Z 48 -71.79 678.31 123.62788 Valid N listwise 48 Universitas Sumatera Utara

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas Tabel 4.2

Uji Multikolinieritas Sumber : Output SPSS Seper ti terlihat tabel 4.2 diatas, model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil dari uji multikolinieritas menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8; maka tidak ada gejala multikolinieritas yang serius antar variabel bebas.

4.2.2 Pengujian Model Penelitian

4.2.2.1 Menilai keseluruhan model overall model fit

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood -2LL sebelum dan sesudah dimasukkannya variabel bebas independen. Nilai -2LL awal adalah sebesar 62,399. Setelah dimasukkan semua variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 40,665. Penurunan likelihood -2LL ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. Correlation Matrix Constant OPINI CEO TNRE LnTA Z Step 1 Constant 1.000 -.094 -.623 -.667 -.299 -.052 OPINI -.094 1.000 .004 -.547 .417 .320 CEO -.623 .004 1.000 .528 -.036 .155 TNRE -.667 -.547 .528 1.000 .-.286 -.206 LnTA -.299 .417 -.036 -.286 1.000 .434 Z -.052 .320 .155 -.206 .434 1.000 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Menilai Keseluruhan Model Iteration History Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant OPINI CEO TNRE LnTA Z Step 1 1 40.665 1.106 .808 -.664 -1.462 .038 -.008 2 35.726 1.687 1.529 -1.338 -2.407 .086 -.002 3 34.479 2.082 2.142 -1.891 -3.143 .137 .006 4 34.386 2.224 2.362 -2.090 -3.414 .158 .008 5 34.386 2.236 2.382 -2.109 -3.439 .160 .008 6 34.386 2.237 2.382 -2.109 -3.439 .160 .008 Initial -2 Log Likelihood: 62.399 Sumber : Output SPSS

4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-square sebesar 6,912 dengan signifikansi sebesar 0,438. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Dapat dilihat tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.4 Sumber : Output SPSS Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 6.912 7 .438 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test SWTCH = 0 SWTCH = 1 Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 5 4.992 .008 5 2 5 4.942 .058 5 3 6 5.630 .370 6 4 5 4.459 .541 5 5 3 3.916 2 1.084 5 6 4 3.224 1 1.776 5 7 2.009 5 2.991 5 8 2 1.161 3 3.839 5 9 1 .667 6 6.333 7 Sumber : Output SPSS Seperti yang dijelaskan tabel 4.5 yaitu Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test. Terdapat 9 Sembilan langkah pengamatan keputusan melakukan auditor switching atau tidak melakukan auditor switching. Terliht pula antara nilai diamati Observerd dengan nilai yang diprediki expected tidak memperlihatkan perbedaan yang terlalu besar, hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah mampu memprediksi hasil observasinya.

4.2.2.3 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang di gunakan kekuatan prediksi dari perusahaan yang tidak melakukan auditor switching sebesar 90,3, yang berarti dengan model regresi yang digunakan terdapat 3 perusahaan 9,7 di prediksi akan melakukan pergantian auditor dari total 28 perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Sedangkan Universitas Sumatera Utara kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 76,5 yaitu menunjukkan 13 perusahaan yang di prediksi akan melakukan pergantian auditor dari 4 23,5 perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Tabel 4.6

4.2.2.4 Omnibus Test of Model Coefficients Menguji secara Simultan

Berdasarkan tabel 4.7 dibawah ini pengujian data secara simultan menunjukkan bahwa hasil signifikansi 0,000 lebih kecil dari � = 0,05 ini menyatakan bahwa semua variabel independen berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semua variabel independen jika di uji secara bersamaan maka kelima variabel independen dalam penelitian ini terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Tabel 4.7 Sumber : Output SPSS Classification Table a Observed Predicted SWTCH Percentage Correct 1 Step 1 SWTCH 28 3 90.3 1 4 13 76.5 Overall Percentage 85.4 Sumber : Output SPSS Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 28.013 5 .000 Block 28.013 5 .000 Model 28.013 5 .000 Universitas Sumatera Utara

4.2.2.5 Koefisien Determinasi

Nagelkerke’s R Square Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 34.386 a .442 .608 Sumber : Output SPSS Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square pada tabel 4.8 diatas. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,608 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 60,8, sedangkan sisanya sebesar 39,2 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Karena variabel dependen bersifat dikotomi melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching, maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.2.3.1 Model Regresi logistik yang terbentuk

Tabel 4.9 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. OPINI 2.382 1.175 4.111 1 .043 CEO -2.109 1.775 1.412 1 .235 TNRE -3.439 1.049 10.749 1 .001 LnTA .160 .158 1.026 1 .311 Universitas Sumatera Utara Model Regresi yang terbentuk Sumber : Output SPSS dan Peneliti Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini: SWITCH = 2,237 + 2,382 OPINI – 2,109 CEO – 3,439 TNRE + 0,160 LnTA + 0,008Z Dari model regresi yang terbentuk, nilai konstanta menunjukkan nilai sebesar 2,237 yang berarti dengan tidak memperhitungkan opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien dan financial distress maka keputusan melakukan auditor switching adalah sebesar 2,237.

4.3 Interpretasi Hasil

Berdasarkan model regresi logistik yang telah terbentuk, maka interpretasi hasil penelitian ini adalah :

4.3.1 Pengaruh opini audit OPINI terhadap auditor switching SWITCH

Variabel opini audit menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 2,382 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043, lebih kecil dari α = 5. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis pertama berhasil didukung atau � ditolak. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh antara opini audit yang dikeluarkan dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching. Z .008 .030 .080 1 .777 Constant 2.237 1.287 3.020 1 .082 Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Pengaruh pergantian manajemen CEO terhadap auditor switching

SWITCH Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 2,109 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,235, lebih besar dari α = 5. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis kedua tidak berhasil didukung atau � diterima. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh antara pergantian manajemen dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching.

4.3.3 Pengaruh Audit Tenure TNRE terhadap auditor switching SWITCH

Variabel audit tenure menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 3,439 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari α = 5. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α maka � ditolak. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh negatif antara audit tenure dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching, dengan kata lain semakin panjangnya masa audit perusahaan maka perusahaan sulit untuk merotasi auditornya.

4.3.4 Pengaruh ukuran klien LnTA terhadap auditor switching SWITCH

Variabel ukuran klien menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,160 dengan tingkat signifikan sebesar 0,311, lebih besar d ari α = 5. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis keempat tidak berhasil didukung atau � diterima. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh antara ukuran klien dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching. Universitas Sumatera Utara

4.3.5 Pengaruh Financial Distress Z terhadap auditor switching SWITCH

Variabel Z menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,777, lebih besar dari α = 5. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis kelima tidak berhasil didukung atau � diterima. Penelitian ini membuktikan tidak ada pengaruh antara financial distress dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching. Hasil Interprestasi Penelitian ini dapat dijelaskan di tabel 4.10 dibawah ini: Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian Variabel –variabel independen X Auditor SwitchingY OPINI + √ CEO - X TNRE - √ LnTA + X Z +X Sumber : Peneliti Keterangan : √= variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau � = ditolak. X= variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau � = diterima Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pemberian opini, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial distress terhadap auditor switching. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik logistic regression dengan program Statistical Package for Social Sciences SPSS Ver.20. Data sampel perusahaan sebanyak 48 pengamatan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa hasil sebagai berikut: 1. Opini audit mempengaruhi auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia, dengan nilai signifikansi 0,043. 2. Pergantian manajemen tidak mempengaruhi auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia, dengan nilai signifikansi 0,235. 3. Audit tenure mempengaruhi auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia, dengan nilai signifikansi 0,001. 4. Ukuran klien tidak mempengaruhi auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia, dengan nilai signifikansi 0,311. 5. Financial distress tidak mempengaruhi auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia, dengan nilai signifikansi 0,777. 6. Opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, financial distress berpengaruh secara simultan dengan nilai signifikansi 0,000. Universitas Sumatera Utara

5.2 Keterbatasan