Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Auditor Switchng Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH:

LAILA AZMI 100503036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN

DALAM AUDITOR SWITCHNG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2014 Yang membuat pernyataan,

NIM : 100503036 LAILA AZMI


(3)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM AUDITOR SWITCHNG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Isu independensi auditor, saat ini menempati posisi utama dalam literatur pengauditan, namun di bagian lain, isu ini juga yang paling sering menimbulkan perdebatan mengenai rotasi auditor. Hal ini terkait dengan tindakan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Beberapa penelitian terdahulu mengenai auditor switching menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Maka, perlu dilakukan penelitian ulang untuk mencoba memverifikasi teori tentang

auditor switching.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi perusahaan pertambangan dalam melakukan auditor switching. Variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah: opini audit (OPINI), pergantian manajemen (CEO), audit tenure (TNRE), ukuran klien (LnTA), financial distress

(Z), dan auditor switching (SWTCH).

Populasi penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 dan diproses sesuai kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling diperoleh 16 perusahaan yang menjadi sampel tiap tahun dengan total sampel pengujian 48 perusahaan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan metode regresi logistik, dengan menggunakan SPSS ver.20, hasil penelitian menunjukkan bahwa opini auditor dan audit tenure berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan variabel-variabel lain yang diteliti di dalam penelitian ini seperti ukuran klien, pergantian manajemen, dan financial distress tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Kata Kunci: auditor switching, opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, financial distress.


(4)

ABSTRACT

The factors that influence Companies to do

Auditor switching to the mining Companies in Indonesia Stock Exchange

Auditor independence issue occupied first position in auditing literature. On the other side, this issue often triggers debate regarding auditor switching. This is related with company action to do auditor switching. Some of past research regarding auditor switching, shows different results. Because of that, another research needs to be done to verify theory of auditor switching.

The purpose of this research is to find empirical evidences about the factors that influence mining companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) to do auditor switching. Variables that are used in the research are audit opinion (OPINI), the change of management (CEO), audit tenure (TNRE), the client’s size (LnTA), Financial Distress (Z)and auditor switching (SWTCH).

The population of this research was the mining companies that was listed on IDX in the year 2010-2012 and had processed according to criteria become samples in this research.

The sample as selected using purposive sampling methods be found 16 companies per year, total 48 companies are being sampled. Testing this hypothesis was conducted using logistic regression, by using SPSS ver.20, the results showed that the auditor's opinion and audit tenure significantly influence the auditor switching . While other variables examined in this research such as the size of the client , the change of management and financial distress are not shown to significantly influence the auditor switching .

Keyword: auditor switching, auditor’s opinion, the change of management, audit tenure, the client’s size, financial distress


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta ‘alla atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switching pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai Kompol H. Amri SH,MH dan Hj.Nurhidayani yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM., Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.


(6)

5. Untuk saudara-saudaraku tersayang, Siti Mirzani Hafsari,SH dan M.Irfan Alqohirie,SE, Halimatussa’diyah, M.Ichsan Kurniawan, Nurul Khairiyah, Zafran Ibrahim Alqohirie, Bosvin Abdalla Tmb. Kalian selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Untuk sahabat-sahabatku, Shabrina Tri Asti Nst., Riri Noviyanti, Rania Oktavia Nasda, Winda Pratiwi, Ulfa Fatmala, Ezza, Putri dan Reta, Naomi, Irene, Dian, Susanti, Yusnita, Vicky, Ridho, dan Rizky, Dini Kristi, Siska,Wulan,Dzaky Hanif terima kasih buat semua yang sudah kita lalui bersama, baik semangat, canda maupun tawa selama ini.

6. Dan untuk adik-adik angakatan 2011 serta semua sahabat seperjuangan angkatan 2010, keluarga, Seluruh Pegawai FEB USU dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis,

NIM : 10050306 LAILA AZMI


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERNYATAAN... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 ... 9

2.1.2 Auditor Switching. ... 10

2.1.3 Perusahaan Pertambangan ... 13

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan auditor switching ... 15

2.2.1 Opini Audit ... 15

2.2.2 Pergantian Manajemen. ... 17

2.2.3 Audit Tenure.... 18

2.2.4 Ukuran Klien ... 19

2.2.5 Financial Distress ... 19

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 22

2.4.1 Kerangka Konseptual ... 23

2.4.2 Hipotesis Penelitian ... 23

2.4.2.1 Opini Audit ... 24

2.4.2.2 Pergantian Manajemen ... 24

2.4.2.3 Audit tenure ... 25

2.4.2.4 Ukuran Klien ... 25

2.4.2.5 Financial Distress ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27


(8)

3.3 Batasan Penelitian ... 27

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.7 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.7.1 Variabel Dependen: Auditor Switching ... 32

3.7.2 Variabel Independen ... 33

3.7.2.1 Opini Audit ... 33

3.7.2.2 Pergantian Manajemen... 33

3.7.2.3 Audit Tenure... 34

3.7.2.4 Ukuran Klien ... 34

3.7.2.5 Financial Distress ... 35

3.8 Teknis Analisis Data ... 37

3.8.1 Pengujian Data Penelitian ... 37

3.8.1.1 Statistik Deskriptif ... 37

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas... 38

3.8.2 Pengujian Model Regresi Logistik ... 38

3.8.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 38

3.8.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 39

3.8.2.3 Matriks Klasifikasi ... 40

3.8.2.4 Omnibus Test of Model Coefficient ... 40

3.8.2.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) ... 40

3.8.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 41

3.8.3.1 Model Regresi LogistikYang Terbentuk ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Deskripsi dan Objek Penelitian ... 43

4.2 Analisis Data ... 43

4.2.1 Pengujian Data Penelitian ... 44

4.2.1.1 Statistik Deskriptif ... 44

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ... 45

4.2.2 Pengujian Model Regresi Logistik ... 46

4.2.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 46

4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 47

4.2.2.3 Matriks Klasifikasi ... 48

4.2.2.4 Omnibus Test of Model Coefficient (Menguji secara simultan) . 49 4.2.2.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) ... 50

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 50

4.2.3.1 Model Regresi LogistikYang Terbentuk ... 51

4.3 Interpretasi Hasil ... 51

4.3.1 Pengaruh opini audit terhadap auditor switching ... 52

4.3.2 Pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor switching ... 52

4.3.3 Pengaruh audit tenure terhadap auditor switching ... 52

4.3.4 Pengaruh ukuran klien terhadap auditor switching ... 53


(9)

BAB V PENUTUP... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Keterbatasan ... 56

5.3 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel ... 29

Tabel 3.2 Proses Seleksi Sampel berdasarkan subsektor ... 30

Tabel 3.3 Daftar Nama Sampel ... 30

Tabel 3.4 Tabel Operasional Variabel ... 36

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.2 Uji Multikoliniearitas ... 45

Tabel 4.3 Menilai keseluruhan model (overall model fit) ... 46

Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ... 47

Tabel 4.5 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 47

Tabel 4.6 Matriks Klasifikasi ... 49

Tabel 4.7 Omnibus Test of Model Coefficients (Menguji secara Simultan) ... 49

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi ... 50

Tabel 4.9 Model Regresi Logistik yang terbentuk ... 51


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Pertambangan (Subsektor Batu-bara) ... 59

Lampiran 2 Subsektor Logam & Mineral ... 61

Lampiran 3 Subsektor Minyak, Gas &Bumi dan Subsektor Batu- batuan ... 62

Lampiran 4 Jadwal Penelitian ... 63

Lampiran 5 Daftar Oprasional Variabel Dependen (Auditor Switching) ... 64

Lampiran 6 Variabel Independen 1.Opini Audit ... 65

Lampiran 7 2. Pergantian Manajemen ... 66

Lampiran 8 3. Audit Tenure ... 67

Lampiran 9 4. Ukuran Klien ... 68

Lampiran 10 5. Financial Distress ... 69

Lampiran 11 Hasil Olahan Data SPSS ... 70

Lampiran 12 Iteration History ... 71

Lampiran 13 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 72


(13)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM AUDITOR SWITCHNG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Isu independensi auditor, saat ini menempati posisi utama dalam literatur pengauditan, namun di bagian lain, isu ini juga yang paling sering menimbulkan perdebatan mengenai rotasi auditor. Hal ini terkait dengan tindakan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Beberapa penelitian terdahulu mengenai auditor switching menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Maka, perlu dilakukan penelitian ulang untuk mencoba memverifikasi teori tentang

auditor switching.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi perusahaan pertambangan dalam melakukan auditor switching. Variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah: opini audit (OPINI), pergantian manajemen (CEO), audit tenure (TNRE), ukuran klien (LnTA), financial distress

(Z), dan auditor switching (SWTCH).

Populasi penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 dan diproses sesuai kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling diperoleh 16 perusahaan yang menjadi sampel tiap tahun dengan total sampel pengujian 48 perusahaan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan metode regresi logistik, dengan menggunakan SPSS ver.20, hasil penelitian menunjukkan bahwa opini auditor dan audit tenure berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan variabel-variabel lain yang diteliti di dalam penelitian ini seperti ukuran klien, pergantian manajemen, dan financial distress tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Kata Kunci: auditor switching, opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, financial distress.


(14)

ABSTRACT

The factors that influence Companies to do

Auditor switching to the mining Companies in Indonesia Stock Exchange

Auditor independence issue occupied first position in auditing literature. On the other side, this issue often triggers debate regarding auditor switching. This is related with company action to do auditor switching. Some of past research regarding auditor switching, shows different results. Because of that, another research needs to be done to verify theory of auditor switching.

The purpose of this research is to find empirical evidences about the factors that influence mining companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) to do auditor switching. Variables that are used in the research are audit opinion (OPINI), the change of management (CEO), audit tenure (TNRE), the client’s size (LnTA), Financial Distress (Z)and auditor switching (SWTCH).

The population of this research was the mining companies that was listed on IDX in the year 2010-2012 and had processed according to criteria become samples in this research.

The sample as selected using purposive sampling methods be found 16 companies per year, total 48 companies are being sampled. Testing this hypothesis was conducted using logistic regression, by using SPSS ver.20, the results showed that the auditor's opinion and audit tenure significantly influence the auditor switching . While other variables examined in this research such as the size of the client , the change of management and financial distress are not shown to significantly influence the auditor switching .

Keyword: auditor switching, auditor’s opinion, the change of management, audit tenure, the client’s size, financial distress


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia perbisnisan pastilah memiliki data keuangan (transaksi) perusahaan kemudian dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah laporan keuangan. Laporan ini dibuat berisikan informasi keuangan sebagai pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen berkepentingan menyajikan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dapat menggambarkan prestasi kinerja perusahaan. Maka dibutuhkannya seorang Akuntan Publik (AP) sebagai pemeriksa laporan keuangan tersebut agar pihak eksternal atau sebagai pihak pengguna laporan keuangan dapat mempercayai keakuratan laporan keuangan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat. Pengertian Akuntan Publik menurut Zulen (2013) adalah :

Akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa yaitu mengurangi potensi ketidakwajaran dalam penyajian laporan keuangan dan menengahi kedua belah pihak (manajemen dan pemilik) yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu dengan cara menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ketentuan mengenai Akuntan Publik di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Setiap Akuntan Publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh pemerintah.

Banyaknya perusahaan baru yang bermunculan, maka semakin banyak pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan. Karena itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) saling bersaing satu dengan lainnya untuk mendapatkan klien (perusahaan) dengan berusaha memberikan jasa audit sebaik mungkin. Untuk menilai kewajaran dari laporan keuangan perusahaan tersebut, sikap independensi auditor sangat diperlukan sebagai salah satu syarat penting yang dimiliki oleh


(16)

auditor dalam menjalankan profesinya. Kepercayaan klien akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap independensi yang dimiliki oleh auditor adalah palsu, dan secara tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan berargumen bahwa semua Akuntan Publik tidak independen. Untuk diakui pihak lain sebagai pihak yang independen, seorang auditor harus tidak memiliki kewajiban dengan kliennya sebelum melaksanakan jasanya. Secara umum menurut Mulyadi (2002) ada 3 aspek independensi auditor yaitu:

Independence in fact (independensi dalam fakta) yaitu auditor harus mempunyai kejujuran dan objektifitas yang tinggi sesuai dengan kenyataan. Independence in appearance

(independensi dalam penampilan) yaitu pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Independence in competence (independen sesuai keahliannya) artinya keahlian seorang auditor menentukan independensinya.

Salah satu ancaman independensi auditor adalah audit tenure berkepanjangan. Panjangnya masa audit di perusahaan, memungkinkan auditor untuk membangun “hubungan nyaman” atau hubungan kekeluargaan yang kuat dengan klien mereka, yang dapat mengancam independensi auditor. Sebab itu audit tenure yang berkepanjangan dengan klien sebagai salah satu ancaman pada independensi auditor. Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan publik dalam fungsi audit dan untuk melindungi objektivitas auditor, seorang auditor dilarang memiliki hubungan pribadi dengan klien mereka yang dapat menimbulkan ketidak independensian. Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi wajib auditor, menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) dalam Wijayanti (2010) “karena dapat meningkatkan kemampuan auditor dalam melindungi publik melalui peningkatan kewaspadaan untuk setiap kemungkinan ketidaklayakan, peningkatan kualitas pelayanan dan mencegah hubungan yang lebih dekat dengan klien”.

Indonesia adalah salah satu negara yang telah mengatur kewajiban rotasi auditor atau


(17)

Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002) peraturan ini menyatakan “bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu “Pemberian jasa audit umum menjadi 6 (enam) tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1), akuntan publik (AP) dan kantor akuntan (KAP) boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3)”. Maka penelitian ini membahas penyebab sebuah perusahaan mengganti auditor atau KAP secara sukarela (Voluntary) bukan karena peraturan wajib oleh pemerintah (Mandatory).

Ada beberapa kasus yang terjadi di Indonesia yang melanggar kode etik profesionalisme seorang auditor atau Akuntan Publik. Beberapa kasus tersebut berakhir dengan diberikannya hukuman, baik berupa hukuman tindak pidana maupun berupa pembekuan izin akuntan publik (AP). Berdasarkan www.djlk.depkeu.go.id dalam Zulen (2013) Salah satu contohnya adalah :

Pembekuan izin akuntan publik (AP) yang dilakukan oleh Menteri Keuangan kepada Thomas Iguna karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhdap Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT. Bank Global International Tbk. Selain itu, Menteri Keuangan juga membekukan izin Akuntan Publik Drs. Joseph Susilo selama 24 bulan karena tidak mematuhi kode etik dan standar yang berlaku dalam audit atas laporan keuangan Bank Asiatic.

Salah satu contoh kasus diluar Indonesia yang berhubungan dengan independensi, telah dikenal banyak oleh peneliti adalah kasus perusahaan Enron (2001) melibatkan Kantor Akuntan


(18)

Publik Arthur Andersen. Harga saham perusahaan Enron menurun dan akhirnya mengalami kebangkrutan setelah diketahui bahwa laba yang diungkapkan selama ini merupakan manipulasi. KAP Arthur Andersen tidak mampu menjaga independensi yang dimilikinya sehingga menyebabkan KAP tersebut menjadi pihak yang menanggung akibatnya. Selain bertugas sebagai auditor, KAP Arthur Andersen juga berperan dalam memberikan jasa akuntansi. Hal ini menyebabkan independensi KAP Arthur Andersen terganggu karena terjadi hubungan financial

terhadap perusahaan. Akibat peristiwa tersebut, KAP Arthur Anderson akhirnya ditutup. Banyak hal kasus seperti Enron dan Thomas Iguna yang belum terdengar isunya, tetapi pastilah ada kasus-kasus yang menyerupai, diluar dari jangkauan peneliti yang nantinya dapat dianalisa oleh peneliti selanjutnya.

Maka berdasarkan semua isu tersebut, penelitian ini memberikan keterangan atas penyebab switching pada independensi auditor di Indonesia khususnya pada periode dan objek penelitian yang terkini. Banyak peneliti yang telah menguji faktor-faktor auditor switching ini dan memiliki hasil empiris yang berbeda-beda namun ada pula yang sama, beberapa diantaranya adalah penelitian Sihombing Mutiara (2012) dengan objek penelitian perusahaan manufaktur, menggunakan variabel independen ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien,

financial distress, audit tenure, dewan komisaris, opini audit, dengan hasil empiris variabel audit tenure signifikan. Kemudian Wijayanti (2010) dengan menggunakan objek penelitian manufaktur, menggunakan variabel independen hampir menyerupai Sihombing Mutiara (2012) yaitu ukuan KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, pergantian manajemen, opini audit,

audit fee, financial distress, dengan hasil empiris variabel audit fee dan ukuran KAP yang signifikan, dan Astrini (2013) juga menggunakan objek perusahaan manufaktur, menggunakan variabel independen reputasi auditor, pergantian manajemen, financial distress, opini akuntan,


(19)

audit tenure, dengan hasil empiris variabel audit tenure yang signifikan sama hal nya dengan penelitian Sihombing Mutiara (2012).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu Zulen (2013) dengan objek penelitian perusahaan jasa, variabel dependennya adalah auditor switching dan variabel independennya opini audit, pergantian manajemen, ukuran auditor, ukuran klien, financial distress, dengan hasil empiris ukuran auditor dan ukuran klien yang signifikan. Pada dasarnya penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan perbedaan pada tahun dan objek penelitian, Sebab adanya perbedaan waktu dan jenis perusahaan dapat membedakan hasil dari penelitian tersebut. Maka peneliti memutuskan menggunakan 5 (lima) variabel independen sesuai peneliti terdahulu yaitu: Opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien,

financial distress. Masing-masing variabel ini akan dijelaskan di pembahasan selanjutnya. Dengan hal itu, membuat peneliti tertarik untuk menganalisis penyebab terjadinya auditor switching, maka adapun judul penelitian ini adalah:

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switching pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

 Apakah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial distress berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia?


(20)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah diatas adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah :

1.3.1 Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah:

 Untuk memperoleh bukti empiris apakah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien dan financial distress berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain bagi: 1. Bagi Profesi Akuntan Publik

Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang auditor switching yang dilakukan perusahaan-perusahaan di objek penelitian ini.

2. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat dan wawasan terkini terhadap pekembangan pengauditan khususnya mengenai auditor switching.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan sebagai informasi untuk membuat undang-undang agar peraturan yang lama dapat diperbaharui menjadi lebih baik lagi dengan adanya penelitian di periode ini.


(21)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai auditor switching.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”,

Auditor Switching, Penjelasan mengenai perusahaan pertambangan.

2.1.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”

Di Indonesia, ada peraturan yang mengatur tentang kewajiban rotasi auditor (mandatory auditor switching). Peraturan sebelum diperbaharui adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan setelah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut berbunyi:

1. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.


(23)

2. Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

3. Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.

4. Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas melakukan perubahan komposisi Akuntan Publiknya, maka terhadap KAP tersebut tetap diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

5. Pendirian atau perubahan nama KAP yang komposisi Akuntan Publiknya 50% atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan sebagai kelanjutan KAP asal Akuntan Publik yang bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

2.1.2 Auditor Switching

Laporan keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor independen yang memberikan jasanya, pengertian auditing menurut Mulyadi (2002) adalah:

Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Tujuan dari suatu audit adalah untuk melihat kewajaran dari suatu laporan keuangan. Hasil dari audit yang dilakukan oleh auditor dapat mempengaruhi dasar pengambilan keputusan. Untuk melaksanakan suatu audit, harus tersedia informasi yang dapat diuji kebenarannya dan memiliki beberapa standar agar auditor dapat mengevaluasi informasi tersebut.


(24)

Dalam proses pengauditan, menurut Agoes (2004) seorang auditor independen memiliki Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Standar umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunankan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar pekerjaan lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar pelaporan

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mandatory auditor switching merupakan perpindahan Kantor Akuntan Publik (KAP) oleh perusahaan klien dengan adanya peraturan yang dibuat pemerintah yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Namun banyak perusahaan (klien)memutuskan untuk mengganti auditor


(25)

apabila lingkungan perusahaan telah berubah, hal tersebut membuat perusahaan ingin mencari auditor yang lebih efektif dalam melaksanakan jasa auditnya.

Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki auditor karena klien pasti memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktek akuntansi mereka. Sementara itu, auditor kemungkinan tidak memiliki informasi yang lengkap tentang kliennya. Jika auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini dapat disebabkan karena auditor telah mengetahui informasi tentang klien baru tersebut atau auditor menerima klien baru untuk alasan lain, seperti alasan keuangan. Maka jelas bahwa dalam pergantian auditor seperti hal tersebut disebut voluntary auditor switching (pergantian auditor secara sukarela), perhatian pada alasan mengapa klien mengganti auditor, dan mengapa auditor bersedia menerima klien baru.

Perusahaan juga melakukan voluntary auditor switching pada saat industri yang sama sedang bersaing dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai reputasi tinggi, hal itu dilakukan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. Menurut

General Accounting Office (GAO), (2003) dalam Zulen (2013) “menyatakan bahwa untuk memberi manfaat pada cara pandang baru (fresh look), perusahaan menunjuk KAP baru untuk melakukan jasa audit atas laporan keuangan mereka”. Maka, sangat jelas voluntary auditor switching layak untuk dianalisa karena mengapa perusahaan mengganti audiornya disaat masa audit yang ditentukan pemerintah belum habis.


(26)

2.1.3 Perusahaan Pertambangan

Setiap perusahaan pasti memiliki laporan keuangan begitu juga dengan perusahaan pertambangan di Indonesia. Menurut Perrnyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah ”laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan untuk dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga dapat menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya”. Menurut PSAK No.1 (Revisi 2009) yang berbasis International Financial Reporting Standard (IFRS) No.1 (2001) dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB), Laporan keuangan yang lengkap meliputi:

1. Statement of financial position, yaitu laporan yang dapat menggambarkan posisi keuangan dari suatu kesatuan usaha yang menunjukkan aset, utang, dan ekuitas atau modal pada suatu periode tertentu.

2. Statement of comprehensive income, yaitu laporan yang menggambarkan ikhtisar dari seluruh pendapatan serta beban dari suatu entitas usaha pada suatu periode tertentu.

3. Statement of changes in equity, yaitu laporan yang menggambarkan perubahan modal dari suatu entitas usaha yang menunjukkan laba komprehensif dan investasi kepada pemilik pada suatu periode tertentu.

4. Statement of cash flow, yaitu laporan yang menggambarkan rincian dari seluruh penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu entitas usaha baik yang berasal dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan pada suatu periode tertentu.

5. Notes to financial statement, yaitu catatan atas laporan yang menggambarkan informasi yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan diatas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosedur, metode, dan teknik yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan suatu entitas usaha pada periode tertentu.

Perusahaan pertambangan adalah salah satu sektor perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang termasuk kedalam sektor utama (industri penghasil bahan baku). Perusahaan pertambangan memiliki 38 perusahaan yang listing dan memiliki 4 subsektor yaitu subsektor batu-bara memiliki 21 perusahaan, subsektor logam & mineral memiliki 8 perusahaan, subsektor minyak, gas & bumi memiliki 7 perusahaan, subsektor Batu-batuan memiliki 2


(27)

perusahaan yang tercatat di BEI selama periode penelitian ini. Perusahaan pertambangan adalah suatu organisasi yang terbentuk melakukan usaha hasil olahan dalam bumi (tambang) dapat berupa batu-bara, logam & mineral, batu-batuan, minyak, gas & bumi yang hasilnya akan menjadi bahan baku kemudian diolah menjadi barang ekonomi. Sedangkan definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan :

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu-bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching

Dibawah ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching, yaitu :

2.2.1 Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran laporan keuangan klien apakah sesuai dengan Standar Audit dan temuan auditor. Opini audit dibuat didalam suatu laporan auditor. Laporan auditor bentuk baku berisi tentang suatu pernyataan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan di Indonesia. Menurut Mulyadi (2002), ada 5 (lima) tipe pendapat audit, yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified audit opinion), diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit, dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.


(28)

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language), diberikan auditor jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan (misalnya perubahan metode depresiasi), namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan, dan hasil usaha perusahaan klien.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion), diberikan oleh auditor jika laporan keuangan yang disajikan klien adalah wajar, namun ketika mengaudit, auditor menemukan kondisi lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU), atau Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) yang tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion report), diberikan auditor jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.

5. Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion report), karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Ketika auditor tidak dapat memberikan opini sebagaimana yang diharapkan perusahaan, maka perusahaan akan berpindah kepada auditor lain atau bahkan KAP lain yang mungkin dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2001), unsur-unsur pokok laporan auditor bentuk baku yang diinginkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Suatu judul yang memuat kata independen.

2. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan

3. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.

4. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

5. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

6. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi:

a. Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

b. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasiestimasi signifikan yang dibuat manajemen.

c. Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan

7. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar yang memadai untuk memberikan pendapat.


(29)

8. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Fungsi audit adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Saat manajemen dan auditor tidak dapat mencapai kesepakatan, konflik dapat saja terjadi. Auditor yang takut mengambil resiko, memilih untuk mundur dari audit daripada menuruti permintaan manajemen. Sebaliknya manajemen yang berpikir tentang dampak auditor yang mengajukan pendapat yang tidak sesuai keinginan, memilih untuk mengganti auditor dengan auditor dari KAP lain yang lebih memahami kondisi perusahaan.

2.2.2 Pergantian Manajemen

Manajemen dapat berupa para pejabat perusahaan, pengawas perusahaan, dan orang-orang penting yang berada dalam suatu perusahaan. Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi suatu perusahaan. Pergantian manajemen biasanya disebabkan karena keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Keputusan pergantian manajemen juga bisa disebabkan oleh keinginan manajemen pribadi yang ingin berhenti. Apabila perusahaan melakukan pergantian manajemen, maka akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan dalam berbagai bidang salah satunya dapat merotasi auditornya disebabkan oleh segala pemikiran direksi yang baru.

2.2.3 Audit Tenure

Audit tenure merupakan panjangnya masa auditor dalam suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan Pergantian auditor secara wajib dan secara sukarela, kedua hal terebut dapat


(30)

dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian. Ketika klien mengganti auditornya saat tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan ke mana klien tersebut akan berpindah.

Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktek akuntansi tertentu, maka diasumsikan klien akan pindah ke auditor dengan kesepakatan. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan yang membatasi tenure, maka perhatian utama beralih kepada auditor, tidak lagi kepada klien. Berbeda dengan pergantian sukarela yang dapat terjadi karena konflik antara klien dengan auditor, pada pergantian secara wajib yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan seperti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik” yang telah dijelaskan sebelumnya.

2.2.4 Ukuran Klien

Ukuran perusahaan klien merupakan suatu ukuran yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan. Nilai aktiva menunjukkan seberapa besar kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Nilai penjualan menunjukkan perputaran uang yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai modal menunjukkan seberapa besar perusahaan dikenal oleh masyarakat. Menurut Januarti dan Fitrianisari (2008) dalam Zulen (2013) mengatakan “Perusahaan dengan skala besar dengan pertumbuhan yang positif memberikan suatu tanda kemakmuran bahwa kemungkinan untuk menjadi bangkrut kecil dan dianggap mampu mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga


(31)

berdasarkan ukuran perusahaan tersebut, mereka dapat memilih auditor sesuai keinginan mereka dan terjadinya rotasi audit”.

2.2.5 Financial Distress

Penelitian yang dilakukan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Zulen (2013) dan wijayanti (2010) mendefinisikan “financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan mengalami laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun. Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi adalah peningkatan resiko kesulitan keuangan, dan akhirnya likuidasi”. Hal ini mungkin mempunyai pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang menurut Net,el Africa, (2002) dalam Zulen (2013) akibat kesulitan keuangan sebagai berikut:

1. Resiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan pajak (tax relief) atas peningkatan level hutang.

2. Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya dengan supplier, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi rusak parah.

3. Suplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan.

4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka,dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya keraguan tentang longevity perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan umumnya menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian Wijayanti (2010) menggunakn variabel independennya berupa ukuran KAP, ukuran klien (LnTA), tingkat

pertumbuhan klien (ΔS), financial distress (Z), pergantian manajemen (CEO), opini audit (OPINI), fee audit (FEE), variabel yang signifikan adalah ukuran KAP dan audit fee. Sedangkan


(32)

penelitian Sihombing Mutiara (2012) menggunkan variabel independen ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan klien, financial distress, audit tenure, dewan komisaris dan jenis opini audit, maka variabel yang berpengaruh hanya audit tenure saja. Dan untuk Astrini (2013) menggunakan variabel independen reputasi auditor, pergantian manajemen,

financial distress, opini akuntan, audit tenure, dan auditor switching secara voluntary, variabel independen yang berpengaruh hanya variabel audit tenure saja sama seperti penelitian Sihombing Mutiara (2012). Peneliti yang terakhir adalah Zulen (2013) menggunakan variabel independen opini audit (OPINI), pergantian manajemen (CEO), reputasi auditor (KAP), ukuran klien (LnTA), kesulitan keuangan (Z), dan yang mempunyai pengaruh terhadap auditor switching adalah reputasi auditor dengan ukuran klien. Dari keempat penelitian terdahulu di atas peneliti berharap mempunyai hasil yang berbeda dengan peneliti sebelumnya. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat di tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Tahun Peneliti Judul Variabel independen Signifikansi 1 2010

Wijayanti

Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Auditor Switching

di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008)

Ukuran KAP (KAP), ukuran klien (LnTA), tingkat pertumbuhan

klien (ΔS), financial distress (Z), pergantian manajemen (CEO), opini audit (OPINI),

fee audit (FEE).

Ukuran KAP dan audit fee


(33)

2 2012 Sihombing Mutiara Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Di Indonesia tahun 2008-2010) Ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan klien, financial distress, audit tenure, dewan komisaris dan jenis opini audit

Audit tenure

3 2013 Astrini Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching

secara voluntary

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012) Reputasi auditor, pergantian manajemen,

financial distress, opini akuntan, audit tenure, dan auditor switching

secara voluntary.

Audit tenure

4 2013 Zulen Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan dalam melakukan Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa yang

Terdaftar di BEI tahun 2008-2011)

Opini audit (OPINI), pergantian manajemen (CEO), reputasi auditor (KAP),ukuran klien(LnTA),kesulitan keuangan (Z),dan auditor witching (SWITCH). Reputasi auditor dan ukuran klien Sumber:Peneliti


(34)

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan Penjelasan mengenai masing-masing faktor-faktor yang mempengaruhi

auditor switching, maka kerangka konseptual dan hipotesis penelitian ini adalah :

2.4.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sebuah gambar atau bagan yang menggambarkan keseluruhan variabel dan hipotesis suatu penelitian. Dari seluruh variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka bentuk dari kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :

Bentuk Kerangka Konseptual

Gambar 2.4.1

OPINI AUDIT PERGANTIAN MANAJEMEN

AUDIT TENURE

UKURAN KLIEN

FINANCIAL DISTRESS

AUDITOR SWITCHING


(35)

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Dari gambar kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan dibawah ini melalui hipotesis penelitian ini. Yaitu sebagai berikut :

2.4.2.1 Opini Audit

Manajemen akan mengakhiri hubungan mereka dengan auditor jika opini yang tidak diharapkan oleh perusahaan atas laporan keuangannya dikeluarkan oleh auditor mereka. Menurut Chow dan Rice (1982) dalam Zulen (2013) mendapatkan bukti empiris bahwa “perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya”. Semakin besar keinginan auditor untuk menerbitkan opini selain opini wajar tanpa pengecualian kepada perusahaan kliennya, semakin besar pula kecenderungan perusahaan tersebut untuk melakukan auditor switching. Maka, hipotesis yang dapat dibentuk adalah :

H1: Opini audit berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.

2.4.2.2 Pergantian Manajemen

Manajemen menuntut auditor untuk dapat memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Menurut Zulen (2013) dan Wijayanti (2010) menyatakan bahwa “perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAP mereka karena manajemen akan mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan”. Jadi hipotesis kedua dinyatakan sebagai berikut:

H2: Pergantian manajemen berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.


(36)

2.4.2.3 Audit Tenure

Audit tenure adalah masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Lamanya audit tenure dengan klien akan berdampak buruk terhadap independennya seorang auditor . Menurut Sihombing Mutiara (2012) menyatakan bahwa :

Seorang partner yang memperoleh penugasan audit lebih dari lima tahun pada klien tertentu dianggap terlalu lama sehingga dimungkinkan memiliki pengaruh yang negatif terhadap independensi auditor. Karena semakin lama hubungan auditor dengan klien akan menyebabkan timbulnya ikatan emosional yang cukup kuat dan jika hal ini terjadi, maka seorang auditor yang seharusnya bersikap independen dalam memberikan opininya menjadi cenderung tidak independen.

Karena adanya peraturan Mentri Keuangan yang mengatur mengenai panjangnya masa audit di dalam perusahaan, kemungkinan perusahaan akan mengganti auditornya. Maka hipotesisnya adalah :

H3: Bahwa audit tenure berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.

2.4.2.4 Ukuran Klien

Menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Wijayanti (2010)Perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching apabila kantor akuntan publik tidak dapat mengurangi

agency cost atas perusahaan mereka”. Dari pendapat di atas pada penelitian terdahulu menjelaskan ukuran klien yang lebih kecil, cenderung melakukan auditor switching sebab semakin kecil ukuran perusahaan tersebut, akan merotasi auditnya dengan ukuran auditor yang kecil pula. Maka harus ada kesesuaian jika tidak terdapat kesesuaian antara ukuran perusahaan klien dengan auditornya maka akan berakhir dengan auditor switching. Hipotesisnya adalah :


(37)

H4 : Bahwa ukuran klien berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.

2.4.2.5 Financial Distress

Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran atas kinerja dari perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan klien memiliki peran penting terhadap pengambilan keputusan dalam mempertahankan perusahaan audit, dan menyebabkan klien berpindah ke auditor lain, karena perusahaan membutuhkan auditor yang mampu memberikan penilaian laporan keuangan sesuai keinginan perusahaan tersebut. Maka hipotesnya dalam hal ini adalah :

H5: Financial distress berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Expost Facto dengan jenis kausal yaitu bertujuan menemukan penyebab perilaku variabel independen terhadap variabel dependen.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data sekunder yang diakses dari

website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website objek penelitian dimulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan penelitian skripsi ini diselesaikan.

3.3 Batasan Penelitian

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari tahun 2010-2012. Penggunaan data pada tahun 2010-2012 berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit (audited) dan dipublikasikan.

2. Perusahaan yang diteliti adalah pertambangan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak mengalami delisting.

3. Faktor-faktor yang diteliti adalah opini audit, pergantian manajemen,

audit tenure, ukuran klien, dan financial distress.

4. Hubungan diukur berdasarkan variabel-variabel independen dan dependen yang selanjutnya diuji untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel tersebut.


(39)

5. Data yang diperlukan tesedia.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang ditentukan oleh peneliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut setelah mengalami proses seleksi dari batasan dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, yang kemudian sampel tersebut dianalisis oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode waktu 2010-2012. Alasan penggunaan sampel pada tahun 2010-2012 adalah untuk memberikan gambaran keuangan terkini dari setiap perusahaan. Dasar penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah

purposive method yang merupakan metode pengumpulan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel yang digunakan adalah :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar (listing) di BEI pada tahun 2010-2012.

2. Tidak diaudit oleh KAP yang sama selama periode penelitian, ini bertujuan untuk menghindari adanya auditor switching secara mandatory (wajib) dengan kata lain, perusahaan pertambangan selama periode penelitian harus ada yang berpindah untuk mengetahui perpindahan auditor tanpa ada paksaan dari pemerintah (wajib).

3. Laporan keuangan perusahaan yang telah di audit pada periode penelitian yang berisikan (Total aset, Market Value Equity, aset lancar, Earning before interest tax, Utang lancar, TL (total liabilities), Nama CEO, Opini audit yang diberikan pada periode penelitian).

Jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2012 berjumlah 38 perusahaan pertambangan. Dari 38 perusahaan tersebut terdapat 114 pengamatan.


(40)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012 yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 16 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 48 pengamatan. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dijelaskan pada tabel 3.1 dan ringkasan sampel berdasarkan subsektor yang akan diteliti, dijelaskan di tabel 3.2, dan 3.3 merupakan nama-nama sampel yang telah melalui proses seleksi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel

Jumlah Perusahaan yang listing di BEI tahun 2010-2012 38

Jumlah pengamatan selama tahun 2010-2012 114

Laporan keuangan yang tidak tersedia pada periode penelitian disebabkan IPO (Initial Public Offering) perusahaan mulai pada periode penelitian 2011

(24)

Perusahaan yang tidak melakukan perpindahan KAP (42)

Jumlah pengamatan sampel 48

Tahun pengamatan 3

Jumlah sampel total selama periode penelitian 16

Sumber : Peneliti

Tabel 3.2

Sampel Berdasarkan Subsektor

No. Jenis Usaha 2010 2011 2012

1 Pertambangan subsektor Batu Bara 8 8 8

2 Pertambangan subsektor Mineral&Logam

5 5 5

3 Pertambangan subsektor Gas &Bumi

3 3 3

4 Pertambangan subsektor Batu-batuan

0 0 0

Total 16 16 16

Akumulasi 48


(41)

Tabel 3.3 Daftar Nama Sampel

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN NAMA AKUNTAN PUBLIK

1 BRAU PT.Berau Coal Energy Tbk. Tanudiredja,Wibisana&Rekan 2 GTBO PT. Garda Tujuh Buana Tbk Doli, Bambang Sudarmadji 3 ATPK PT.ATPK Resources Tbk Fedinand &ONG

4 KKGI PT.ResourceAlam Indonesiia Tbk

Purwantono,Suherman &Surja 5 SMMT PT.Golden Eagle Energy Tbk Achmad,Rasyid,Hisbullah &Jerry 6 PKPK PT.Perdana Karya Perkasa

Tbk.

Tanudiredja,Wibisana&Rekan 7 MYOH PT.Samindo Resources Tbk Junaedi,Chairul,Subyakto 8 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit

Asam(Persero) Tbk.

Tanudiredja,Wibisana&Rekan 9 CITA PT.Cita Mineral Investindo

Tbk

Tjahjadi,Pradhono,Teramihardja 10 CKRA PT.Citra Kebun Raya Agri

Tbk

Johan Malonda Mustika&Rekan 11 DKFT PT.Central Omega Resources

Tbk.

Mulyamin ,Sensi Suryanto&Lianny 12 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. Tanudiredja,Wibisana&Rekan 13 PSAB PT. J Resources Asia Pasifik

Tbk.

Mulyamin ,Sensi Suryanto&Lianny 14 RUIS PT.Radiant Utama Interinsco

Tbk

Aryanto,Amir,Jusuf,Mawar,Saproso 15 ARTI PT.Ratu Prabu Energi Tbk. Achmad, Rasyid,Hisbullah &Jerry 16 ELSA PT.Elnusa Tbk. Tanudiredja,Wibisana&Rekan

Sumber : BEI dan Peneliti

3.5 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan pertambangan tahun 2010-2012 yang diperoleh dari dari situs resmi BEI di

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa kemudian mengelompokkan data yang


(42)

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Kedua, mengumpulkan data sekunder dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan pertambangan selama tahun 2010-2012 yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan data sekunder lainnya dari situs internet.

3.7 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dalam melakukan praktek auditor switching. Sebab itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat.

3.7.1 Variabel Dependen : Auditor Switching

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah auditor switching. Auditor switching merupakan perpindahan auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien, Variabel ini merupakan variabel dummy (variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif), jika perusahaan melakukan auditor switching maka diberi kode 1 dan jika tidak melakukan auditor switching maka diberi kode 0.


(43)

Maksud dari auditor switching adalah pergantian KAP oleh klien yang dilakukan di luar peraturan jasa akuntan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Untuk sampel perusahaan pertambangan tahun 2010-2012, sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 17/PMK.01/2008 yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan entitas dilakukan oleh KAP paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut. Dalam penelitian ini yang menjadi perhatian utama dalam proses switching adalah KAP yang berarti bukan afiliasi KAP ataupun partner KAP. Jadi apabila partner atau afiliasi KAP berubah, tidak dikatakan sebagai auditor switching.

3.7.2 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas, karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan

financialdistress.

3.7.2.1 Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran laporan keuangan klien yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit dan temuan auditor. Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Menurut Damayanti dan Sudarma, (2007) dalam Zulen (2013). Jika auditor menyatakan opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) kepada perusahaan klien maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika auditor menyatakan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) kepada perusahaan klien, maka diberikan nilai 0.


(44)

3.7.2.2 Pergantian Manajemen

Penelitian ini untuk mengukur variabel pergantian manajemen adalah pergantian direksi suatu perusahaan dengan mengganti direktur utama ataupun CEO suatu perusahaan yang akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan. Menurut Rizkilah (2013) “cara operasional Variabel ini merupakan variabel dummy, jika perusahaan melakukan pergantian manajemen akan diberi kode 1 dan jika tidak maka diberi kode 0”.

3.7.2.3 Audit Tenure

Audit tenure adalah panjangnya masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2008 pasal 3. Menurut Nabila (2011) “Variabel audit tenure dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah”.

3.7.2.4 Ukuran Klien

Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan menggambarkan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian ini, ukuran klien diukur dengan menggunakan total asset. Apabila semakin besar ukuran perusahaan auditee (dilihat dari total asset), risiko audit untuk perusahaan ini akan semakin tinggi. Auditee size dapat dihitung dengan menggunakan total asset auditee. Menurut Nasser et al. (2006) dalam Zulen (2013).


(45)

“Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan”.

3.7.2.5 Financial Distress

Pada penelitian ini, kondisi keuangan perusahaan klien adalah kondisi keuangan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan, dapat. Menurut Nasser et al (2006) dalam Zulen (2013) dan Wijayanti (2010) mengatakan “cara yang paling tepat untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaann dengan Altman Z score, yang merupakan prediktor terbaik untuk mengukur status kesulitan keuangan perusahaan dalam studi akademis”. Adapun pengukuran

financial distress dengan menggunakan Altman Z score sebagai berikut:

Z =

0.71

��

��

+

0.84

��

��

+

3.10

����

��

+ 0.42

���

��

+ 0.998

� ��

Keterangan :

WC = working capital (current asset - current liabilities) TA = total asset

RE = retained earning

EBIT = earning before interest tax

MVE = market value of equity (Closing price x Outstanding Shares)

TL = total liabilities

S = net sales Skor :

Z > 2,99 : zona aman

1.80 < Z < 2.99 : zona “abu-abu” Z < 1.80 : zona distress


(46)

Berdasarkan penjelasan definisi operasional variabel diatas dapat disimpulkan melalui tabel 3.4 dibawah ini :

Tabel 3.4

Tabel Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Sumber Data

1 Opini Audit (�1)

Kode 1 apabila auditor mengeluarkan

opini selain unqualified opinion

Kode 0 apabila auditor mengeluarkan opini unqualified opinion

Nominal Laporan Auditor Independen

2 Pergantian Manajemen

(�2)

Kode 1 apabila perusahaan melakukan

pergantian direksi

Kode 0 apabila perusahaan tidak melakukan pergantian direksi

Nominal Surat Pernyataan

Direksi

3 Audit

Tenure(�3)

Menjumlah Panjangnya Masa Perikatan Audit atau Kantor

Akuntan Publik (KAP)

Nominal Laporan Auditor Independen 4 Ukuran Klien

(�4)

Logaritma Natural TotalAssets LnTA=Log in Total Assets

Rasio Laporan Keuangan 5 Kondisi

Kesulitan Keuangan/

Financial Distress

(�5)

Z = 0.71��

�� + 0.84 �� �� +

3.10����

�� + 0.42 ���

�� + 0.998 � ��

Rasio Laporan Keuangan

6 Auditor Switching(Y)

Kode 1 untuk perusahaan yang melakukan auditor switching

Kode 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan auditor

switching

Nominal Laporan Auditor Independen

Sumber : Penelitian

3.8 Teknis Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan metode analisis regresi logistik. Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (auditor switching) dapat diprediksikan oleh variabel independen (opini audit, pergantian


(47)

manajemen, audit tenure, ukuran klien, financial distress). Alasan penggunaan metode analisis regresi logistik ini karena variabel dependen yang digunakan bersifat dikotomi (melakukan

auditor switching atau tidak melakukan auditor switching). Maka Teknik analisis regresi logistik ini terdiri dari :

3.8.1 Pengujian Data

Pengujian data ini untuk menguji apakah data penelitian ini sesuai dengan kemungkinan yang terjadi. Ini diuji dengan menggunakan dua cara yaitu :

3.8.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum minimum. Mean

digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas

Model regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik, sebab variabel terikat dari penelitian ini bersifat dikotomi. Namun hanya uji multikolinieritas yang digunakan dalam regresi logistik ini karena lebih mudah untuk dimengerti daripada mengunakan data outliers (membuang data yang menyimpang). Dengan menggunakan uji multikolinieritas ini pengaplikasiannya adalah dengan melihat matrik korelasi antar variabel independen, tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Jika tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang


(48)

nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak terjadi korelasi yang kuat antar variabel independen. Namun jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan 0.

3.8.2 Pengujian Model Regresi Logistik

Setelah pengujian data, maka akan terdapat model data penelitian yang akan diuji dengan lima cara yaitu :

3.8.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan

likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

3.8.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan


(49)

data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan dataobservasinya.

3.8.2.3 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

3.8.2.4 Omnibus Test of Model Coefficients (Menguji secara Simultan)

Pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan Omnibus Tests of Model Coefficients yaitu hasil signifikan harus lebih kecil dari α = 5% ini menyatakan bahwa secara bersama semua variabel independen berpengaruh terhadap rotasi auditor.

3.8.2.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Menurut Ghozali (2006) dalam Rizkilah (2013) mengatakan bahwa “Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran �2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square lebih mudah di interpretasikan daripada Cox dan Snell sehingga untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi variabel dependen dari 0 (nol)


(50)

sampai 1(satu) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dapat di lihat dari nilai

Nagelkerke’s R square “.

3.8.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE) 0 ∶ Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

: Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Dasar pengambilan keputusan adalah:

1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung atau �0 ditolak.

2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung atau �0

diterima.

3.8.3.1 Model Regresi Logistik yang terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat opini audit, pergantian manajemen audit tenure, ukuran klien,

financial distress terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan. Model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(51)

Keterangan:

SWITCH : auditor switching �0 : konstanta

�1 − �5 : koefisien regresi

OPINI : opini audit

CEO : pergantian manajemen TNRE : audit enure

LnTA : ukuran klien

Z : financial distress


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tahun 2010-2012. Populasi perusahaan ini tidak terlalu banyak namun perusahaan ini termasuk layak untuk diteliti karena populasinya 38 peusahaan. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial distress terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan. Peneliti menggunakan data 3 tahun (2010-2012) karena data tahun tersebut adalah data terbaru, dan pada tahun tersebut data yang diperoleh dapat menggambarkan profil atau keadaan terkini tentang keuangan perusahaan.

4.2 Analisis Data

Peneliti akan menggunakan model regresi logistik (logistic regresion) dalam menguji hipotesis penelitian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4.2.1 Pengujian Data Penelitian 4.2.1.1 Statistik Deskriptif

Metode statistik deskriptif yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode pooled data. Data yang diperoleh adalah sebanyak 48 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (2010-2012) dengan jumlah perusahaan sampel (16 perusahaan). Tabel 4.1


(53)

dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.1, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor switching

(SWTCH) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,35. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini audit (OPINI) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,50. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,08. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap audit tenure (TNRE) menunjukkan nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 3 dengan rata-rata 1.50. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran klien (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 2.07, nilai maksimum sebesar 10.02 dengan rata-rata 7.06. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap financial distress (Z) menunjukkan nilai minimum sebesar -71,79 nilai maksimum sebesar 678.31 dengan rata-rata 36.18.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

SWTCH 48 0 1 .35

.50 .08 1.50 7.0690 36.1842

.483

OPINI 48 0 1 .505

CEO 48 0 1 .279

TNRE 48 1 3 .851

LnTA 48 2.07 10.02 1.80510

Z 48 -71.79 678.31 123.62788

Valid N


(1)

4. Variabel Independent: 4. Ukuran Klien

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2010 2011 2012

1 BRAU PT.Berau Coal Energy Tbk. 9.71 9.83 9.94 2 GTBO PT. Garda Tujuh Buana Tbk 6.08 6.13 7.40 3 ATPK PT.ATPK Resources Tbk 5.19 4.71 5.01 4 KKGI PT.ResourceAlam Indonesiia

Tbk

6.26 6.88 6.91

5 SMMT PT.Golden Eagle Energy Tbk 4.61 2.07 6.17 6 PKPK PT.Perdana Karya Perkasa

Tbk.

6.14 6.15 5.98

7 MYOH PT.Samindo Resources Tbk 6.54 6.68 7.16 8 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit

Asam(Persero) Tbk.

9.07 9.35 9.45

9 CITA PT.Cita Mineral Investindo Tbk

7.26 7.52 7.58

10 CKRA PT.Citra Kebun Raya Agri Tbk

7.09 7.07 7.10

11 DKFT PT.Central Omega Resources Tbk.

3.29 7.17 7.33

12 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 7.69 9.99 10.02 13 PSAB PT. J Resources Asia Pasifik

Tbk.

7.27 2.39 8.52

14 RUIS PT.Radiant Utama Interinsco Tbk

6.38 6.89 8.62

15 ARTI PT.Ratu Prabu Energi Tbk. 7.22 7.28 7.26


(2)

5. Variabel Independent: 5. Financial Distress

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2010 2011 2012

1 BRAU PT.Berau Coal Energy Tbk. 1.76 2.16 1.42 2 GTBO PT. Garda Tujuh Buana Tbk. -12.72 5.51 10.21 3 ATPK PT.ATPK Resources Tbk 1.88 0.21 -27.62 4 KKGI PT.ResourceAlam Indonesiia

Tbk

8.03 11.62 7.00 5 SMMT PT.Golden Eagle Energy Tbk 3.73 2.08 7.21 6 PKPK PT.Perdana Karya Perkasa

Tbk.

4.02 1.40 1.19

7 MYOH PT.Samindo Resources Tbk 65.41 4.44 1.19 8 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit

Asam(Persero) Tbk.

12.35 7.93 6.08 9 CITA PT.Cita Mineral Investindo

Tbk

-51.0 -24.73 -61.21 10 CKRA PT.Citra Kebun Raya Agri

Tbk

-8.03 -21.11 19.08 11 DKFT PT.Central Omega Resources

Tbk.

-1.33 4.30 5.66 12 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 3.71 3.71 59.09 13 PSAB PT. J Resources Asia Pasifik

Tbk.

10.50 -1.89 145.01 14 RUIS PT.Radiant Utama Interinsco

Tbk

2.41 -7.02 210.00 15 ARTI PT.Ratu Prabu Energi Tbk. 16.71 -71.79 131.06


(3)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std.

Error

Statistic

SWTCH 48 0 1 .35 .070 .483

OPINI 48 0 1 .50 .073 .505

CEO 48 0 1 .08 .040 .279

TNRE 48 0 3 1.50 .123 .851

LnTA 48 2.07 10.02 7.0690 .26054 1.80510

Z 48 -71.79 678.31 36.1842 17.84415 123.62788 Valid N

(listwise) 48

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 34.386 .442 .608

Correlation Matrix

Constant OPINI CEO TNRE LnTA Z

Step 1

Constant 1.000 -.094 -.623 -.667 -.299 -.052

OPINI -.094 1.000 .004 -.547 .417 .320

CEO -.623 .004 1.000 .528 -.036 .155

TNRE -.667 -.547 .528 1.000 -.286 -.206

LnTA -.299 .417 -.036 -.286 1.000 .434

Z -.052 .320 .155 -.206 .434 1.000

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1

Step 28.013 5 .000

Block 28.013 5 .000


(4)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant OPINI CEO TNRE LnTA Z

Step 1

1 40.665 1.106 .808 -.664 -1.462 .038 -.008 2 35.726 1.687 1.529 -1.338 -2.407 .086 -.002 3 34.479 2.082 2.142 -1.891 -3.143 .137 .006 4 34.386 2.224 2.362 -2.090 -3.414 .158 .008 5 34.386 2.236 2.382 -2.109 -3.439 .160 .008 6 34.386 2.237 2.382 -2.109 -3.439 .160 .008 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 62.399

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant Step 0

1 62.402 -.583

2 62.399 -.601

3 62.399 -.601

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 62.399

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


(5)

SWTCH = 0 SWTCH = 1 Total Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 5 4.992 0 .008 5

2 5 4.942 0 .058 5

3 6 5.630 0 .370 6

4 5 4.459 0 .541 5

5 3 3.916 2 1.084 5

6 4 3.224 1 1.776 5

7 0 2.009 5 2.991 5

8 2 1.161 3 3.839 5

9 1 .667 6 6.333 7

Classification Tablea

Observed

Predicted

SWTCH Percentage Correct

0 1

Step 1 SWTCH

0 28 3 90.3

1 4 13 76.5

Overall Percentage 85.4

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for

EXP(B) Lower Upper

Ste p 1a

OPINI 2.382 1.175 4.111 1 .043 10.826 1.083 108.266

CEO -2.109 1.775 1.412 1 .235 .121 .004 3.934

TNRE -3.439 1.049 10.749 1 .001 .032 .004 .251

LnTA .160 .158 1.026 1 .311 1.173 .861 1.598

Z .008 .030 .080 1 .777 1.009 .951 1.069

Constant 2.237 1.287 3.020 1 .082 9.361 a. Variable(s) entered on step 1: OPINI, CEO, TNRE, LnTA, Z.


(6)

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in

Analysis 48 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 48 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 48 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value

Internal Value

0 0

1 1

Classification Tablea,b

Observed Predicted

SWTCH Percentage Correct

0 1

Step 0 SWTCH

0 31 0 100.0

1 17 0 .0

Overall Percentage 64.6

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables

OPINI .820 1 .365

CEO .406 1 .524

TNRE 17.005 1 .000

LnTA 1.027 1 .311

Z .629 1 .428