audit tenure, dengan hasil empiris variabel audit tenure yang signifikan sama hal nya dengan penelitian Sihombing Mutiara 2012.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu Zulen 2013 dengan objek penelitian perusahaan jasa, variabel dependennya adalah auditor switching dan variabel
independennya opini audit, pergantian manajemen, ukuran auditor, ukuran klien, financial distress, dengan hasil empiris ukuran auditor dan ukuran klien yang signifikan. Pada dasarnya
penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan perbedaan pada tahun dan objek penelitian, Sebab adanya perbedaan waktu dan jenis perusahaan dapat membedakan hasil
dari penelitian tersebut. Maka peneliti memutuskan menggunakan 5 lima variabel independen sesuai peneliti terdahulu yaitu: Opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien,
financial distress. Masing-masing variabel ini akan dijelaskan di pembahasan selanjutnya. Dengan hal itu, membuat peneliti tertarik untuk menganalisis penyebab terjadinya auditor
switching, maka adapun judul penelitian ini adalah:
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switching
pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien, dan financial
distress berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah diatas adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah :
1.3.1 Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah:
Untuk memperoleh bukti empiris apakah opini audit, pergantian manajemen, audit tenure, ukuran klien dan financial distress berpengaruh secara parsial maupun simultan
terhadap auditor switching pada perusahaan pertambangan di Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain bagi: 1.
Bagi Profesi Akuntan Publik Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang auditor switching yang
dilakukan perusahaan-perusahaan di objek penelitian ini.
2. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat dan wawasan terkini terhadap pekembangan pengauditan khususnya mengenai auditor switching.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan sebagai informasi untuk membuat undang-undang agar peraturan yang lama dapat diperbaharui menjadi lebih baik lagi dengan adanya penelitian
di periode ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai auditor switching.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”,
Auditor Switching, Penjelasan mengenai perusahaan pertambangan.
2.1.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”
Di Indonesia, ada peraturan yang mengatur tentang kewajiban rotasi auditor mandatory auditor switching. Peraturan sebelum diperbaharui adalah Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari
suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
Peraturan setelah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut berbunyi:
1. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga
tahun buku berturut-turut.
Universitas Sumatera Utara
2. Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat menerima kembali penugasan
audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah 1 satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.
3. Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama
melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah 1 satu tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.
4. Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari
suatu entitas melakukan perubahan komposisi Akuntan Publiknya, maka terhadap KAP tersebut tetap diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
5. Pendirian atau perubahan nama KAP yang komposisi Akuntan Publiknya 50 atau lebih
berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan sebagai kelanjutan KAP asal Akuntan Publik yang
bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
2.1.2 Auditor Switching
Laporan keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor independen yang memberikan jasanya, pengertian auditing menurut Mulyadi 2002 adalah:
Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan. Tujuan dari suatu audit adalah untuk melihat kewajaran dari suatu laporan keuangan. Hasil dari audit yang dilakukan oleh auditor dapat mempengaruhi
dasar pengambilan keputusan. Untuk melaksanakan suatu audit, harus tersedia informasi yang dapat diuji kebenarannya dan memiliki beberapa standar agar auditor dapat
mengevaluasi informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses pengauditan, menurut Agoes 2004 seorang auditor independen memiliki Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia,
yaitu sebagai berikut:
1. Standar umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunankan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar pekerjaan lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya. b.
Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan. c.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. b.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor. d.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mandatory auditor switching merupakan perpindahan Kantor Akuntan Publik KAP oleh perusahaan klien dengan adanya peraturan yang
dibuat pemerintah yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Namun banyak perusahaan klien memutuskan untuk mengganti auditor
Universitas Sumatera Utara
apabila lingkungan perusahaan telah berubah, hal tersebut membuat perusahaan ingin mencari auditor yang lebih efektif dalam melaksanakan jasa auditnya.
Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki auditor karena klien pasti
memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktek akuntansi mereka. Sementara itu, auditor kemungkinan tidak memiliki informasi yang lengkap
tentang kliennya. Jika auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini dapat disebabkan karena auditor telah mengetahui informasi tentang klien baru tersebut atau auditor menerima
klien baru untuk alasan lain, seperti alasan keuangan. Maka jelas bahwa dalam pergantian auditor seperti hal tersebut disebut voluntary auditor switching pergantian auditor secara
sukarela, perhatian pada alasan mengapa klien mengganti auditor, dan mengapa auditor bersedia menerima klien baru.
Perusahaan juga melakukan voluntary auditor switching pada saat industri yang sama sedang bersaing dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai reputasi tinggi, hal itu
dilakukan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. Menurut General Accounting Office GAO, 2003 dalam Zulen 2013 “menyatakan bahwa untuk
memberi manfaat pada cara pandang baru fresh look, perusahaan menunjuk KAP baru untuk melakukan jasa audit atas laporan keuangan mereka”. Maka, sangat jelas voluntary auditor
switching layak untuk dianalisa karena mengapa perusahaan mengganti audiornya disaat masa audit yang ditentukan pemerintah belum habis.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Perusahaan Pertambangan
Setiap perusahaan pasti memiliki laporan keuangan begitu juga dengan perusahaan pertambangan di Indonesia. Menurut Perrnyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK 2009
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI adalah ”laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan untuk dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga dapat menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya”. Menurut PSAK No.1 Revisi 2009 yang berbasis International Financial Reporting Standard IFRS No.1 2001 dikeluarkan oleh International Accounting
Standard Board IASB, Laporan keuangan yang lengkap meliputi: 1.
Statement of financial position, yaitu laporan yang dapat menggambarkan posisi keuangan dari suatu kesatuan usaha yang menunjukkan aset, utang, dan ekuitas atau
modal pada suatu periode tertentu. 2.
Statement of comprehensive income, yaitu laporan yang menggambarkan ikhtisar dari seluruh pendapatan serta beban dari suatu entitas usaha pada suatu periode tertentu.
3. Statement of changes in equity, yaitu laporan yang menggambarkan perubahan modal
dari suatu entitas usaha yang menunjukkan laba komprehensif dan investasi kepada pemilik pada suatu periode tertentu.
4. Statement of cash flow, yaitu laporan yang menggambarkan rincian dari seluruh
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu entitas usaha baik yang berasal dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan pada suatu periode
tertentu.
5. Notes to financial statement, yaitu catatan atas laporan yang menggambarkan informasi
yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan diatas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosedur, metode, dan teknik yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan suatu entitas usaha pada periode tertentu.
Perusahaan pertambangan adalah salah satu sektor perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI, yang termasuk kedalam sektor utama industri penghasil bahan baku.
Perusahaan pertambangan memiliki 38 perusahaan yang listing dan memiliki 4 subsektor yaitu subsektor batu-bara memiliki 21 perusahaan, subsektor logam mineral memiliki 8 perusahaan,
subsektor minyak, gas bumi memiliki 7 perusahaan, subsektor Batu-batuan memiliki 2
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang tercatat di BEI selama periode penelitian ini. Perusahaan pertambangan adalah suatu organisasi yang terbentuk melakukan usaha hasil olahan dalam bumi tambang dapat
berupa batu-bara, logam mineral, batu-batuan, minyak, gas bumi yang hasilnya akan menjadi bahan baku kemudian diolah menjadi barang ekonomi. Sedangkan definisi menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan : Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu-bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan
Auditor Switching
Dibawah ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching, yaitu :
2.2.1 Opini Audit
Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran laporan keuangan klien apakah sesuai dengan Standar Audit dan temuan auditor.
Opini audit dibuat didalam suatu laporan auditor. Laporan auditor bentuk baku berisi tentang suatu pernyataan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material,
posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan di Indonesia. Menurut Mulyadi 2002, ada 5 lima tipe pendapat
audit, yaitu: 1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified audit opinion, diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit, dan tidak terdapat pengecualian yang
signifikan mengenai kewajaran dan penerapan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi
berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified opinion
report with explanatory language, diberikan auditor jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan misalnya perubahan metode depresiasi, namun laporan
keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan, dan hasil usaha perusahaan klien.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified audit opinion, diberikan oleh auditor jika
laporan keuangan yang disajikan klien adalah wajar, namun ketika mengaudit, auditor menemukan kondisi lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat melaksanakan
prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi- kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak
disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU, atau Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU yang tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan
laporan keuangan.
4. Pendapat tidak wajar adverse opinion report, diberikan auditor jika laporan keuangan
klien tidak disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus
kas perusahaan klien.
5. Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion report, karena
auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Ketika auditor tidak dapat memberikan opini sebagaimana yang diharapkan perusahaan,
maka perusahaan akan berpindah kepada auditor lain atau bahkan KAP lain yang mungkin dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SPAP 2001, unsur-unsur pokok laporan auditor bentuk baku yang diinginkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Suatu judul yang memuat kata independen.
2. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan
3. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.
4. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. 5.
Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. 6.
Suatu pernyataan bahwa audit meliputi: a.
Pemeriksaan examination, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
b. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasiestimasi signifikan
yang dibuat manajemen. c.
Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan 7.
Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar yang memadai untuk memberikan pendapat.
Universitas Sumatera Utara
8. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan neraca dan hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Fungsi audit adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Saat
manajemen dan auditor tidak dapat mencapai kesepakatan, konflik dapat saja terjadi. Auditor yang takut mengambil resiko, memilih untuk mundur dari audit daripada menuruti permintaan
manajemen. Sebaliknya manajemen yang berpikir tentang dampak auditor yang mengajukan pendapat yang tidak sesuai keinginan, memilih untuk mengganti auditor dengan auditor dari
KAP lain yang lebih memahami kondisi perusahaan.
2.2.2 Pergantian Manajemen
Manajemen dapat berupa para pejabat perusahaan, pengawas perusahaan, dan orang-orang penting yang berada dalam suatu perusahaan. Pergantian manajemen merupakan pergantian
direksi suatu perusahaan. Pergantian manajemen biasanya disebabkan karena keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Keputusan pergantian manajemen juga bisa disebabkan
oleh keinginan manajemen pribadi yang ingin berhenti. Apabila perusahaan melakukan pergantian manajemen, maka akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan
dalam berbagai bidang salah satunya dapat merotasi auditornya disebabkan oleh segala pemikiran direksi yang baru.
2.2.3 Audit Tenure
Audit tenure merupakan panjangnya masa auditor dalam suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan Pergantian auditor secara wajib dan secara sukarela, kedua hal terebut dapat
Universitas Sumatera Utara
dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian. Ketika klien mengganti auditornya saat tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah
salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan ke
mana klien tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktek akuntansi
tertentu, maka diasumsikan klien akan pindah ke auditor dengan kesepakatan. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena
peraturan yang membatasi tenure, maka perhatian utama beralih kepada auditor, tidak lagi kepada klien. Berbeda dengan pergantian sukarela yang dapat terjadi karena konflik antara klien
dengan auditor, pada pergantian secara wajib yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan seperti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan
Publik” yang telah dijelaskan sebelumnya.
2.2.4 Ukuran Klien
Ukuran perusahaan klien merupakan suatu ukuran yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan. Nilai aktiva menunjukkan
seberapa besar kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Nilai penjualan menunjukkan perputaran uang yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai modal
menunjukkan seberapa besar perusahaan dikenal oleh masyarakat. Menurut Januarti dan Fitrianisari 2008 dalam Zulen 2013 mengatakan “Perusahaan dengan skala besar dengan
pertumbuhan yang positif memberikan suatu tanda kemakmuran bahwa kemungkinan untuk menjadi bangkrut kecil dan dianggap mampu mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan ukuran perusahaan tersebut, mereka dapat memilih auditor sesuai keinginan mereka dan terjadinya rotasi audit”.
2.2.5 Financial Distress
Penelitian yang dilakukan oleh Hofer 1980 dan Whitaker 1999 dalam Zulen 2013 dan wijayanti 2010 mendefinisikan “financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan
mengalami laba bersih net income negatif selama beberapa tahun. Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi adalah peningkatan resiko kesulitan keuangan,
dan akhirnya likuidasi”. Hal ini mungkin mempunyai pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang menurut Net,el Africa, 2002 dalam Zulen 2013 akibat kesulitan keuangan sebagai
berikut: 1.
Resiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan pajak tax relief atas peningkatan level hutang.
2. Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya
dengan supplier, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi rusak parah. 3.
Suplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan
perusahaan dalam beberapa bulan. 4.
Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka,dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan
tersebut. Adanya keraguan tentang longevity perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan umumnya menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk
menepati janji.
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian Wijayanti 2010 menggunakn variabel independennya berupa ukuran KAP, ukuran klien LnTA, tingkat
pertumbuhan klien ΔS, financial distress Z, pergantian manajemen CEO, opini audit OPINI, fee audit FEE, variabel yang signifikan adalah ukuran KAP dan audit fee. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
penelitian Sihombing Mutiara 2012 menggunkan variabel independen ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan klien, financial distress, audit tenure, dewan
komisaris dan jenis opini audit, maka variabel yang berpengaruh hanya audit tenure saja. Dan untuk Astrini 2013 menggunakan variabel independen reputasi auditor, pergantian manajemen,
financial distress, opini akuntan, audit tenure, dan auditor switching secara voluntary, variabel independen yang berpengaruh hanya variabel audit tenure saja sama seperti penelitian
Sihombing Mutiara 2012. Peneliti yang terakhir adalah Zulen 2013 menggunakan variabel independen opini audit OPINI, pergantian manajemen CEO, reputasi auditor KAP, ukuran
klien LnTA, kesulitan keuangan Z, dan yang mempunyai pengaruh terhadap auditor switching adalah reputasi auditor dengan ukuran klien. Dari keempat penelitian terdahulu di atas
peneliti berharap mempunyai hasil yang berbeda dengan peneliti sebelumnya. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat di tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Tahun
Peneliti Judul
Variabel independen Signifikansi
1 2010
Wijayanti Analisis Hubungan
Auditor-Klien: Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Auditor Switching di Indonesia
Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia tahun 2004-2008
Ukuran KAP KAP, ukuran klien LnTA,
tingkat pertumbuhan klien ΔS, financial
distress Z, pergantian manajemen CEO,
opini audit OPINI, fee audit FEE.
Ukuran KAP dan
audit fee
Universitas Sumatera Utara
2 2012
Sihombing Mutiara
Analisis Hubungan
Auditor-Klien: Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Auditor Switching Studi Pada
Perusahaan Sektor Manufaktur Di
Indonesia tahun 2008-2010
Ukuran KAP, ukuran perusahaan
klien, tingkat pertumbuhan
perusahaan klien, financial distress,
audit tenure, dewan komisaris dan jenis
opini audit Audit
tenure
3 2013
Astrini Analisis
Hubungan Auditor-Klien:
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Auditor Switching
secara voluntary Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2012 Reputasi auditor,
pergantian manajemen, financial distress, opini
akuntan, audit tenure, dan auditor switching
secara voluntary. Audit
tenure
4 2013
Zulen Analisis Hubungan
Auditor-Klien: Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Perusahaan dalam melakukan
Auditor Switching Studi Empiris
Pada Perusahaan Jasa yang
Terdaftar di BEI tahun 2008-2011
Opini audit OPINI, pergantian manajemen
CEO, reputasi auditor KAP,ukuran
klienLnTA,kesulitan keuangan Z,dan
auditor witching SWITCH.
Reputasi auditor dan
ukuran klien
Sumber:Peneliti
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian