Keberhasilan akan tercapai apabila kalus atau sel yang digunakan bersifat embriogenik yang dicirikan oleh sel yang berukuran kecil, sitoplasma padat, inti
besar, vakuola kecil-kecil dan mengandung butir pati. Embrio somatik dapat dihasilkan dalam jumlah besar dari kultur kalus, namun untuk tujuan perbanyakan
dalam skala besar, jumlahnya dapat lebih ditingkatkan melalui inisiasi sel embrionik dari kultur suspensi yang berasal dari kalus primer Embrio somatik
dapat dicirikan dari strukturnya yang bipolar, yaitu mempunyai dua calon meristem, yaitu meristem akar dan meristem tunas. Dengan memiliki struktur
tersebut maka perbanyakan melalui embrio somatik lebih menguntungkan dari pada pembentukan tunas adventif yang unipolar. Di samping strukturnya, tahap
perkembangan embrio somatik menyerupai embrio zigotik. Pembentukkan embrio somatik dapat digolongkan melalui beberapa tahap, yaitu tahap globular,
tahap hati, tahap torpedo, tahap kotiledon, tahap kecambah, dan tahap planlet.
2.4 Eksplan
Eksplan adalah bagian tanaman yang dijadikan bahan inokulum awal yang ditanam dalam media yang akan menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan
tertentu. Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus yaitu bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan tanaman seperti
daun, batang dan akar. P emilihan bagian tanaman sebagai bahan eksplan
menentukan keberhasilan eksplan untuk dikulturkan. Pada dasarnya setiap bagian
tanaman dapat dijadikan sebagai bahan eksplan, tetapi dalam memilih bagian
tanaman yang akan dikulturkan harus mempertimbangkan faktor kemudahan beregenerasi dan tingkat kontaminasinya.
Eksplan dapat diletakkan pada media
dengan posisi sesuai asalnya yaitu bagian bawah eksplan menempel pada media posisi polar atau dibalik sehingga bagian bawah menjadi di atas posisi apolar.
Pada spesies tertentu hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan akar dan tunas yang muncul dari eksplan Nusmawarhaeni et al., 2001.
2.5 Media Kultur In Vitro
Mata rantai pertama dalam pelaksanaan teknik kultur in vitro adalah persiapan media tanam. Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakkan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat bergantung pada
jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya.
Dalam media tanam diberikan berbagai garam mineral, air, gula, asam amino, vitamin, zat pengatur tumbuh, pemadat media untuk pertumbuhan dan
perkembangan, dan terkadang arang aktif untuk mengurangi efek penghambatan dari persenyawaan polifenol
warna coklat hitam yang keluar akibat pelukaan jaringan pada jenis-jenis tanaman tertentu. Gula, asam amino, dan vitamin ditambahkan karena eksplan
yang ditanam tidak lagi sepenuhnya hidup secara autotrof melainkan secara heterotrof atau mendapat suplai organik Gunawan, 1995. Media tanam dalam
kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh eksplan. Media tanam ini harus berisi semua zat yang dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan eksplan. Dengan
demikian keberhasilan kultur jaringan jelas ditentukan oleh media tanam dan macam tanaman Rahardja, 1988.