Teknik Kultur In Vitro

dengan posisi sesuai asalnya yaitu bagian bawah eksplan menempel pada media posisi polar atau dibalik sehingga bagian bawah menjadi di atas posisi apolar. Pada spesies tertentu hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan akar dan tunas yang muncul dari eksplan Nusmawarhaeni et al., 2001.

2.5 Media Kultur In Vitro

Mata rantai pertama dalam pelaksanaan teknik kultur in vitro adalah persiapan media tanam. Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakkan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat bergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Dalam media tanam diberikan berbagai garam mineral, air, gula, asam amino, vitamin, zat pengatur tumbuh, pemadat media untuk pertumbuhan dan perkembangan, dan terkadang arang aktif untuk mengurangi efek penghambatan dari persenyawaan polifenol warna coklat hitam yang keluar akibat pelukaan jaringan pada jenis-jenis tanaman tertentu. Gula, asam amino, dan vitamin ditambahkan karena eksplan yang ditanam tidak lagi sepenuhnya hidup secara autotrof melainkan secara heterotrof atau mendapat suplai organik Gunawan, 1995. Media tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh eksplan. Media tanam ini harus berisi semua zat yang dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan eksplan. Dengan demikian keberhasilan kultur jaringan jelas ditentukan oleh media tanam dan macam tanaman Rahardja, 1988. Adapun kompisisi media kultur jaringan tanaman adalah sebagai berikut: 1 Air Air merupakan komponen yang penting di dalam pengulturan eksplan karena 95 dari media mengandung air. Untuk tujuan penelitian, digunakan air destilata, dan untuk penelitian dengan materi eksplan dari protoplas, meristem dan sel sebaiknya digunakan aquades. Dimana air destilata air suling tersebut telah steril dari kontaminasi mikroorganisme atau substansi yang dapat merusak proses perkembangan eksplan. Selain itu, air destilata merupakan air yang murni tidak mengandung unsur-unsur mineral Madigan, 2003. 2 Larutan Garam Anorganik Tiap tanaman memerlukan setidaknya 6 elemen makronutrien, yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar meliputi N, K, Mg, Ca, S, P dan 7 elemen mikronutrien, yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah kecil meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cl Wetherell, 1976. Unsur-unsur makro biasanya diberikan dalam bentuk NH 4 NO 3 , KNO 3 , CaCl 2 .2H 2 O, MgSO 4 .7H 2 O, dan KH 2 PO 4 , sedangkan unsur mikro biasanya diberikan dalam bentuk MnSO 4 .4H 2 O, ZnSO 4 .4H 2 O, H 3 BO 3 , KI, Na 2 MoO 4 .2H 2 O 5 , CuSO 4 .5H 2 O, dan CoCl 2 .6H 2 O Hendaryono dan Wijayani, 1994. Vitamin adalah bahan yang perlu ditambahkan dalam media kultur in vitro, sebab sel bagian tanaman yang dikulturkan secara in vitro belum mampu membuat vitamin sendiri untuk kehidupannya. Vitamin yang sering ditambahkan ke dalam medium adalah tiamin vitamin B1, asam nikotinat niasin, piridoksin vitamin B6 Indra, 2008. 3 Zat-zat organik Senyawa kimia organik yang biasa dipakai sebagai sumber energi dalam kultur in vitro adalah karbohidrat. Karbohidrat tersusun atas unsur- unsur C, H, O sebagai elemen penyusun utama. Bahan-bahan organik yang termasuk karbohidrat meliputi gula, pati, dan selulosa. Karbohidrat mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber energi untuk jaringan dan untuk keseimbangan tekanan osmotik dalam media. Karbohidrat yang sering digunakan adalah sukrosa meskipun terkadang diganti dengan glukosa dan fruktosa dapat digunakan tetapi harganya lebih mahal hasilnya tidak selalu lebih baik dari pada sukrosa. Konsentrasi sukrosa yang digunakan berkisar 1–5 10 - 15 gl, tetapi untuk kebanyakkan pengkulturan konsentrasi optimum sukrosa adalah 2- 3. Sedangkan kadar sukrosa untuk keperluan pengkulturan berkisar antara 2- 4. Kadar sukrosa yang digunakan sebagai sumber energi untuk menginduksi pertumbuhan eksplan dalam medium adalah 2 - 7. Sukrosa bersifat labil terhadap suhu tinggi sehingga apabila disterilkan dalam autoklaf bersama-sama zat lain akan mengakibatkan penguraian sukrosa menjadi kombinasi antara sukrosa, D-glukosa, dan D-fruktosa. Keuntungan dari penguraian ini adalah terbentuknya aldosa D-glukosa dan ketosa D-fruktosa yang melimpah ruah Hendaryono danWijayani, 1994.

2.6 Air Kelapa

Menurut Yusnida 2006 air kelapa merupakan endosperm dalam bentuk cair yang mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh sehingga dapat menstimulasi