Anggrek Dendrobium TINJAUAN PUSTAKA
dengan metode kultur jaringan yaitu dapat dilakukan kapan saja, tidak bergantung dan dipengaruhi oleh musim, dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak,
serentak, dan bebas dari penyakit sehingga bibit yang dihasilkan sehat dan seragam. Metode kultur jaringan merupakan cara alternatif untuk menghasilkan
bibit dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat Hendaryono dan Wijayani, 1994.
Perkembangbiakan atau regenerasi dalam kultur in vitro dapat dilakukan melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui tahap kalus. Embriogenesis somatik adalah menumbuhkan embrio calon tanaman dari sel somatik atau sel tanpa dibuahi. Dapat juga
didefinisikan sebagai proses regenerasi eksplan melalui pembentukan struktur menyerupai embrio embrioid dari sel somatik yang telah memiliki calon akar
dan tunas. Embrio somatik dapat terbentuk melalui dua jalur, yaitu secara langsung maupun tidak langsung melewati fase kalus. Sedangkan
embriogenesis zygotic merupakan suatu proses dimana sel somatik berkembang membentuk tumbuhan baru melalui fusi gamet pembuahan.
Organogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan tunas dari jaringan meristem. Proses organogenesis dimulai dengan perubahan sel parenkim
tunggal atau sekelompok kecil sel, dimana selanjutnya membelah menghasilkan suatu masa sel globuler atau meristemoid, bersifat kenyal dan berkembang
menjadi primordium pucuk atau akar. Kejadian ini dapat terjadi langsung pada eksplan atau tidak langsung melalui pembentukan kalus.
Keberhasilan akan tercapai apabila kalus atau sel yang digunakan bersifat embriogenik yang dicirikan oleh sel yang berukuran kecil, sitoplasma padat, inti
besar, vakuola kecil-kecil dan mengandung butir pati. Embrio somatik dapat dihasilkan dalam jumlah besar dari kultur kalus, namun untuk tujuan perbanyakan
dalam skala besar, jumlahnya dapat lebih ditingkatkan melalui inisiasi sel embrionik dari kultur suspensi yang berasal dari kalus primer Embrio somatik
dapat dicirikan dari strukturnya yang bipolar, yaitu mempunyai dua calon meristem, yaitu meristem akar dan meristem tunas. Dengan memiliki struktur
tersebut maka perbanyakan melalui embrio somatik lebih menguntungkan dari pada pembentukan tunas adventif yang unipolar. Di samping strukturnya, tahap
perkembangan embrio somatik menyerupai embrio zigotik. Pembentukkan embrio somatik dapat digolongkan melalui beberapa tahap, yaitu tahap globular,
tahap hati, tahap torpedo, tahap kotiledon, tahap kecambah, dan tahap planlet.