Volume perdagangan ini seringkali dijadikan tolok ukur benchmark untuk mempelajari informasi dan dampak dari berbagai
kejadian. Efek volatilitas aktivitas perdagangan terhadap expected stock return didorong oleh adanya elemen risiko dan variabilitas dalam
likuiditas sehingga saham dengan variabilitas yang tinggi memiliki expected return yang tinggi pula Chordia, 2000.
Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya
perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Hal ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau
volume saham yang diperjual belikan dapat berubah-ubah setiap hari. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham adalah penilaian yang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah,
tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian
hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya Vira Rahayu, 2010.
3.6. Frekuensi Perdagangan Saham
Menurut Ningsih 2012 frekuensi perdagangan saham merupakan jumlah transaksi yangterjadi pada suatu periode tertentu. Sedangkan
menurut Rohana, dkk 2003 dalam Sandrasari 2010 frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksijual beli pada
saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan melihat berapa kali atau frekuensi jumlah saham yang di perdagangkan, dapat dilihat bahwa
saham tersebut diminati atau tidak oleh investor. Dalam aktivitas bursa efek ataupun pasar modal, aktivitas frekuensi perdagangan saham
merupakan salah satu elemen yang menjadi salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk pada pasar modal.
Perkembangan harga saham dan aktivitas frekuensi perdagangan saham di pasar modal menjadi indikasi penting untuk mempelajari tingkah
laku pasar sebagai acuan pasar modal dalam menentukan transaksi di pasar modal. Biasanya investor akan mendasarkan keputusan pada berbagai
informasi dalam pasar modal atau lingkungan luar pasar modal tersebut.
3.7. Hari Perdagangan Saham
Algifari2002 dalam Maknun 2010 menyatakan bahwa hari perdagangan saham trading day merupakan kurun waktu saham
diperdagangkan di lantai bursa. Trading day hanya dicatat bila saham tersebut melakukan aktivitas perdagangan. Agar dapat diperoleh return
yang diharapkan, salah satu pertimbangan yang dapat digunakan adalah pengetahuan tentang pola return saham pada setiap hari perdagangan.
Dengan diketahuinya pola return saham setiap hari perdagangan, maka investor akan dapat mengambil keputusan kapan sebaiknya membeli dan
kapan sebaiknya menjual. Perbedaan rata-rata return pada hari perdagangan terjadi, karena
keinginan investor ataslikuiditas suatu saham dapat berubah dari hari ke
hari dalam satu minggu perdagangan. Hal ituberarti bahwa keinginan jual beli saham dapat berubah setiap hari menurut kebutuhan demand for
money. Jika kebutuhan likuiditas suatu saham tinggi maka pemodal cenderung untukmemilikinya membeli dan begitu juga sebaliknya.
Karena keinginan dan kebutuhan pemodalselalu berubah, maka pasar pun mengalami perubahan baik dalam harga maupun kuantitas saham yang
diperjualbelikan. Dengan demikian maka harga saham dapatmengalami kenaikkan maupun penurunan dari hari ke hari dalam satu minggu
perdagangansaham di pasar modal Widodo, 2010. Selain itu hari perdagangan saham juga erat kaitannya dengan berbagai fenomena,
sepertiday of the week effect, Monday effect, week four effect, dan January effect.
3.8. Penelitian Terdahulu