Diagram Kepustakaan Jenis Penelitian Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data Kawasan Penelitian

26 Pola Perumahan Perumahan Doxiadis,1971; Yudhohusodo,1991; Sastra dan Marlina,2006; Kuswartojo dan Salim,1998; Pola Bentuk Perumahan De Chiara,1989; Jenis Perumahan SKB,1992; Sastra dan Marlina;2006; Pola Bentuk Perumahan De Chiara,1989;

2.6 Diagram Kepustakaan

2.7 Studi Kasus Sejenis 2.7.1 Pola Perumahan Dan Pemukiman Desa Tenganan Bali, Veronica

A. Kumurur Setia Damayanti,2009

Rumah dalam arsitektur tradisional Bali, adalah satu kompleks rumah yang terdiri dari beberapa bangunan, dikelilingi oleh tembok yang disebut tembok penyengker.Perumahan adalah kumpulan beberapa rumah di dalam kesatuan wilayah yang disebut banjar adat atau desa adat, juga merupakan kesatuan keagamaan dengan pura kayangan tiga yakni; pura desa, pura puseh, pura dalem Dewa Nyoman Wastika 2005. Desa Tenganan mempunyai susunan pemukiman yang merupakan pola kompleks yang terkurung terbentengi oleh beton, dengan masing-masing memiliki satu pintu keluarmasuk pada masing-masing pekarangan untuk setiap posisi mata angin. Gambar 2.8 Diagram Kepustakaan Sumber : Analisa,2015 Universitas Sumatera Utara 27 Masyarakat Bali dan alam semesta adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, begitu pula dengan arsitekturnya. Masyarakat Bali tradisional tinggal di sebuah perkampungan yang ditata dengan pola-pola tertentu mengikuti kaidah- kaidah tertentu yang mengacu pada alam semesta, yaitu kaidah arah angin Kaja- Kelod, Kauh-Kangin. Kaidah sumbu Utama Gunung Agung diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan leluhur suci mereka. Ditemui bahwa desa Tenganan memiliki 3 kelompok perumahan, yaitu: 1 kelompok pola menetap, 2 kelompok pola perkebunan, dan 3 kelompok persawahan. Pada pola menetap terdapat sebuah jalan besar yang disebut awangan yang sebenarnya adalah rangkaian halaman depan yang masing-masing merupakan bagian dari unit-unit rumah pada kompleks tersebut. Awangan tersebut berundak-undak, makin ke utara makin tinggi. Terdapat dua awangan, yang batasnya ke dua awangan ini adalah sebuah selokan. Jumlah awangan yang membujur dari Utara ke Selatan ada 3, yaitu: awangan Barat, awangan Tengah dan awangan Timur. Tanah pekarangan tempat menetap itu adalah hak milik desa hak ulayat. Bentuk pola-pola menetap satu sama lain seragam, karena luas dan struktur bangunannya mirip. Bangunan dalam pekarangan berupa “bale boga” dan “bale tengah”. Keduanya merupakan bangunan yang bersyarat yang ditentukan letak, bentuk serta bahan-bahannya. Satu lagi bangunan yang ada adalah paon dapur dan umah meten. Universitas Sumatera Utara 28 2.7.2 Model Perkembangan Perumahan di Wilayah Peri Urban Kota Surabaya, Dewa Made Frendika Septanaya dan Putu Gde Ariastita, 2012 Wilayah peri urban merupakan suatu zona yangdidalamnya terdapat pencampuran antara strukturlahan kedesaan dan lahan kekotaan. Sementara itu Pyor mengemukakan bahwa wilayah peri urbandiistilahkan sebagai daerah rural – urban fringe, yaituwilayah peralihan mengenai pemanfaatan lahan, karakteristiksosial dan demografis dan wilayah ini terletak antara a lahan kekotaan kompak terbangun yang menyatu denganpusat kota dan b lahan kedesaan yang disana hampir tidakditemukan bentuk – bentuk lahan kekotaan dan permukimanperkotaan. Sebagian besar fenomena peri urbanisasi berkembang dikawasan – kawasan metropolitan yang tumbuh dengan pesat. Secara umum fenomena perkembangan wilayah periurban transformasi spasial ditunjukkan dengan pertambahanluas permukiman atas inisiasi pengembang dalam jumlahbanyak real estate atau yang biasa dikategorisasikansebagai proses formatif yang bersifat invasif Bahkan di area perkotaan besar khususnya di belahan Asia Timur,pembangunan perumahan skala besar juga sangat mendominasi area peri urban. Kecenderungan dan fenomena secara umum yangmenunjukkan pesatnya pertumbuhan kawasan perumahanternyata tidak terjadi di wilayah peri urban Kota Surabaya,khususnya beberapa kecamatan yang ada di KabupatenSidoarjo. Data Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan TataRuang Kabupaten Sidoarjo. Universitas Sumatera Utara 29 Penurunan jumlah pengadaan perumahan yangterjadi di Kabupaten Sidoarjo berimplikasi padakeseimbangan antara penyediaan supply dan kebutuhandemand atas rumah bagi masyarakat. Kebutuhan rumahdiprediksi akan terus meningkat sejalan dengan angka rataratapertumbuhan penduduk di Kabupaten Sidoarjo sebesar 3,53.Bahkan permasalahan ini semakin mendesaktatkala di dalam laporan RP4D menunjukkan bahwa padatahun 2015 kebutuhan rumah akan mencapai 107.277 unitrumah. Oleh sebab itu studi ini secara komprehensifbertujuan untuk meneliti faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah pengadaan perumahan di wilayah periurban Kota Surabaya yang ada di Kabupaten Sidoarjo.Pendekatan yang digunakan adalah melalui pemodelanGeographically Weighted Regression GWR. Pemodelan inisecara holistik dapat menggambarkan keterkaitan hubungankausalitas antar faktor secara holistik serta mampumerefleksikan realitas atau fenomena yang telah terjadi. Berikut tabel yang membahas studi kasus sejenis. Judul, Tahun, Wilayah, Nama peneliti Tujuan Penelitian Metode Penelitian dan Pendekatan Teknik Analisis dan bahan Penelitian Hasil Penelitian Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Tempat Tinggal Pada Kompleks Perumahan, 2015, Medan, Siti Munawarah Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penghuni perumahan dalam memilih rumah tinggal pada komplek perumahan di kecamatan Medan Johor. Metode kuantitatif Teknik Analisis Statistik Keputusan seseorang dalam memilih perumahan sangatlah dipengaruhi tingkat sosial dan ekonominya. Tabel 2.1 Studi Kasus Sejenis Universitas Sumatera Utara 30 Perencanaa Siteplan Komplek Perumahan Galmas Residence Tahap II,2011, Surakarta, Ida Puspita Emawati Merencanakan site plan komplek Perumahan Galmas Residence Tahap II yang memenuhi standar dan menampung minat konsumen. Metode kualitatif Teknik Kualitatif Deskriptif Perumahan Galmas Residence Tahap II ini bangunan dibuat lebih bervariasi dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai agar dapat menampung minat konsumen. Pola Perumahan Dan Pemukiman Desa Tenganan Bali, 2009, Jakarta, Veronica Kumurur dan Setia Damayanti Mengetahui pola ruang perumahan dan pemukiman masyarakat desa Tenganan dan untuk mempelajari pola-pola pemukiman dan perumahan pada desa adat Tenganan di Bali. Metode kualitatif Teknik Kualitatif Deskriptif Pola perumahan dan pemukiman desa Tenganan, hingga saat ini masih tetap dipertahankan dan tetap harmonis dengan alam. Masyarakat desa Tenganan turut mempertahanka n pola dalam pemukiman Perkembangan lokasi perumahan di wilayah gedebage Kota bandung akibat pemekaran kota, 2004, Bandung, Maman Hilman Mengetahui pengaruh pemekaran kota terhadap perkembangan luas area Perumahan, melihat kecepatan perkembangan luas area perumahan dan mengetahui pola perkembangan lokasi Perumahan. Metode kuantitatif Teknik Analisis Statistik Perkembangan luas area perumahan di wilayah Gedebage Kota Bandung dipengaruhi oleh meningkatnya perkembangan faktor sosial ekonomi akibat pemekaran kota. Pola perkembangann ya menunjukkan pola campuran bahkan mendekati pola urban sprawl. Sumber : Peneliti,2015 Universitas Sumatera Utara 31 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif. Menurut Koentjaraningrat 1993 suatu penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena dalam menyajikan data maupun analisa, peneliti menguraikan dengan mendeskripsikan dalam bentuk kata –kata dengan konteks tertentu.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini: 1. Jenis - jenis perumahan 2. Sarana dalam perumahan 3. Prasarana dalam perumahan 4. Bentuk perumahan 5. Tata Ruang Kota Universitas Sumatera Utara 32

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer dan sekunder, diperoleh dengan 2 cara yaitu : 1. Observasi Teknik penelitian observasi ini dilakukan dengan mengamati secara langsung bentuk – bentuk perumahan yang menjadi objek peneliti. Tujuan dari observasi lapangan ini adalah untuk mendapatkan gambaran fisik perumahan yang ada. 2. Studi Dokumentasi Studi ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan dokumentasi , hasil-hasil penelitian , catatan tertulis dan sebagainya khusunya berkaitan dengan perumahan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi data primer dan sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui dokumentasi atau kajian yang tekait dengan penelitian. Sedangkan data primer merupakan data yang diperoleh melalui peneliti secara langsung kelapangan Muhajir;2000.

3.4 Kawasan Penelitian

Penelitian ini mengambil 2 jenis perumahan yang ada di kota Medan. Perumahan Johor Indah Permai I dan Perumahan Citra Wisata. Kedua perumahan tersebut berada di jalan Karya Wisata. Perumahan Johor Indah Permai I terletak di Kelurahan Gedung Johor, dan Kecamatan Medan Johor. Sedangkan Perumahan Citra Wisata terletak di Kelurahan Pangkalan Mansyur dan Kecamatan Medan Johor. Jl. Karya Wisata. Perumahan JIP I merupakan salah satu perumahan sudah Universitas Sumatera Utara 33 lama sedangkan perumahan Citra Wisata terbangun setelah adanya Perumahan JIP I. Dua perumahan tersebut termasuk perumahan elite di jalan karya wisata dengan sarana prasarananya yang terus berkembang. Gambar 3.1 Peta Lokasi Indonesia Sumber : Google Earth Gambar 3.3 Peta Perumahan JIP I Sumber : Google Earth,2015 Gambar 3.4 Peta Perumahan Citra Wisata Sumber : Google Earth,2015 Gambar 3.2 Peta Lokasi Kota Medan Sumber : Google Earth Universitas Sumatera Utara 34

3.5 Metode Analisa Data

Dokumen yang terkait

Bangkitan Pergerakan Keluarga Dari Zona Perumahan Tertata (Studi Kasus : Perumahan di Kecamatan Medan Johor)

4 43 137

Interaksi Sosial Warga Kompleks Perumahan (Studi Deskriptif di Perumahan Bukit Johor Mas, Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor).

18 149 95

Kajian Pembentuk Citra Kawasan Perumahan Studi Kasus: Perumahan Taman Setiabudi Indah, Medan

0 23 8

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan

1 45 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rumah Pada Perumahan Citra Wisata Medan

0 26 96

Bangkitan Pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I Medan

0 59 132

Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Di Perumahan Johor Indah Permai I Medan )

1 40 85

Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Di Perumahan Johor Indah Permai I Medan )

0 6 85

BAB II TEORI PERUMAHAN DI PERKOTAAN 2.1 Perumahan 2.1.1 Perumahan dan Permukiman - Studi Bentuk Perumahan di Jalan Karya Wisata Medan (Studi Kasus : Perumahan Citra Wisata Dan Perumahan Johor Indah Permai I )

0 1 26

STUDI BENTUK PERUMAHAN DI JALAN KARYA WISATA MEDAN (Studi Kasus : Perumahan Citra Wisata dan Perumahan Johor Indah Permai I ) SKRIPSI

0 0 17