Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

22

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Fluktuasi harga yang terjadi pada komoditas cabai merah ini merupakan fenomena dari komoditas hortikultur. Fluktuasi harga cabai merah cukup besar, sehingga harga cabai merah tidak memiliki kepastian harga. Harga jual cabai merah besar terendah adalah sekitar Rp 4.771,00Kg, sedangkan harga tertinggi dapat mencapai Rp 18.276,00Kg. Sedangkan untuk cabai merah keriting harga terendah adalah sekitar Rp 3.875,00Kg dan harga jual tertinggi mencapai Rp 22.188,00Kg. Hal ini merupakan keadaan yang kuang baik bagi produsen maupun konsumen. Terkadang prudusen sangat diuntungkan, demikian pula sebaliknya. Para pelaku perdagangan komoditas cabai akan selalu mengharapkan keuntungan. Besarnya keuntungan yang akan didapat oleh pada pelaku perdagangan ini relatif berfluktuatif besarannya yang diakibatkan karena fluktuasi harga cabai yang cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga cabai. Seperti diantaranya jumlah permintaan dan penawaran. Perubahan permintaan dapat dikarenakan oleh perubahan pola konsumsi masyarakat, adanya momen- momen tertentu seperti hari besar agama. Perubahan penawaran dapat dikarenakan oleh faktor cuaca yang mempengaruhi jumlah produksi. Fluktuasi harga yang terjadi pada komoditas ini menyebabkan ketidakpastian harga. Oleh karena itu dibutuhkan pencarian faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya perubahan harga tersebut. Pencarian faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan harga cabai merah dilakukan dengan metode regresi dengan variabel dummy. Variabel-variabel yang 23 akan digunakan dalam penelitian ini adalah harga cabai merah di Indonesia sebagai dependent variabel, sedangkan yang berfungsi sebagai independent variabel adalah harga cabai merah di tingkat produsen, harga cabai merah pada periode sebelumnya lag harga cabai merah, jumlah pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati PIKJ dan harga jual cabai merah di PIKJ. Faktor budaya masyarakat hari besar keagamaan digunakan sebagai variabel dummy untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap harga cabai merah di Indonesia. Melihat fenomena yang terjadi pada komoditas cabai merah ini, maka dibutuhkan peramalan mengenai harga cabai merah guna mengurangi ketidakpastian harga dan mengetahui tingkat harga cabai merah pada masa yang akan datang. Hal tersebut juga dapat membantu para produsen dan konsumen dalam membuat keputusan penjualan dan pembelian. Dalam penelitian ini metode peramalan yang akan digunakan adalah metode peramalan time series yang terdiri dari Metode trend kuadratik, Metode pemulusan eksponensial tunggal, Metode pemulusan eksponensial ganda, Metode Winters aditif dan multiplikatif, Metode dekomposisi aditif dan multiplikatif dan Metode Box Jenkins SARIMA Metode- metode peramalan time series yang digunakan adalah untuk meramal nilai suatu variabel di masa yang akan datang tanpa melihat variabel- variabel lain yang mempengaruhi variabel tersebut. Oleh karena itu data yang digunakan untuk meramalkan harga cabai merah di masa yang akan datang adalah data harga rata-rata bulanan cabai merah. Melalui penggunaan metode regresi dengan variabel dummy dan metode peramalan time series, maka ketidakpastian harga akan dapat dikurangi, sehingga 24 dapat mengurangi risiko kerugian di tingkat produsen maupun konsumen. Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3. Hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Harga cabai merah di tingkat produsen kota i Harga cabai merah di tingkat produsen berpengaruh positif dengan harga rata-rata bulanan cabai merah. Artinya setiap kenaikan satu satuan harga cabai merah di tingkat produsen, maka akan meningkatkan harga rata-rata bulanan cabai merah. 2. Lag harga cabai merah di kota i Lag harga cabai merah adalah harga rata-rata bulanan cabai merah periode sebelumnya di kota i. Lag harga cabai merah ini digunakan unuk melihat seberapa besar lag tersebut mempengaruhi ekspektasi harga rata- rata bulanan cabai merah. Lag harga cabai merah berpengaruh positif dengan perubahan harga rata-rata bulanan cabai merah, hal ini berarti setiap kenaikan satu satuan lag harga cabai merah akan meningkatkan harga rata-rata bulanan cabai merah sebesar koefisien lag harga cabai merah. 3. Jumlah pasokan cabai di PIKJ Jumlah pasokan cabai merah diambil hanya dari PIKJ, hal ini dikarenakan cabai merah yang diproduksi di daerah-daerah penghasil cabai akan banyak didistribusikan ke PIKJ. Sehingga pasokan untuk cabai di PIKJ dapat dijadikan sebagai standar. Jumlah pasokan cabai di PIKJ diduga berpengaruh negatif dengan harga rata-rata bulanan cabai merah. 25 Arti dari pengaruh negatif adalah setiap kenaikan pasokan sebesar satu satuan, maka akan menurunkan harga rata-rata bulanan cabai merah. 4. Harga cabai merah di PIKJ Harga cabai merah yang dijual di PIKJ ini diharapkan mampu untuk melihat pembentukan harga yang terjadi di kota-kota besar lainnya. Hal ini diasumsikan bahwa PIKJ merupakan pasar induk terbesar dan hampir semua jenis komoditas sayuran dari daerah dikirim ke PIKJ. Harga cabai merah di PIKJ ini diduga berpengaruh positif terhadap harga rata-rata bulanan cabai merah. Hal tersebut berarti setiap kenaikan harga cabai merah satu satuan, akan meningkatkan harga rata-rata bulanan cabai merah. 5. Variabel dummy untuk budaya masyarakat Budaya masyarakat berhubungan dengan hari- hari besar keagamaan dan acara adat masyarakat tertentu. Apabila hal tersebut terjadi, maka harga cabai merah akan meningkat akibat jumlah permintaan yang meningkat. 26 Gambar 3. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Fluktuasi harga cabai merah Metode Kuantitatif Meramalkan Harga Cabai Merah Pemilihan Metode Peramalan Time Series Terbaik untuk Cabai Merah Rekomendasi Informasi Fluktuasi Harga dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Cabai Merah Penerapan Metode Peramalan Time Series Ø Metode Trend kuadratik Ø Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal Ø Metode Pemulusan Eksponensial Ganda Ø Metode Winters Ø Metode Dekomposisi Ø Metode Box Jenkins ARIMA Metode Kausal Mengidentifikasi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Cabai Merah di Indonesia Risiko Ketidakpastian Pasar bagi Produsen dan Kosumen Ø Harga Cabai merah di tingkat produsen Ø Harga cabai periode sebelumnya Ø Jumlah pasokan cabai di PIKJ per bulan Ø Harga cabai di PIKJ Ø Faktor budaya masyarakat

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Pertanian Deptan pada Badan Ketahanan Pangan bagian Analisis Harga yang berlokasi di Jakarta Selatan. Badan Ketahanan Pangan bagian Analisis Harga diperlukan sebagai tempat sumber pengambilan data sekunder. Pengambilan data dilakukan pada bulan September-Desember 2006.

4.2 Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dalam bentuk time series rata-rata harga bulanan dari bulan Januari tahun 2002 sampai bulan Oktober 2006. Data tersebut diperoleh dari informasi harga yang dimiliki oleh Deptan pada Badan Ketahanan Pangan bagian Analisis Harga. Selain itu, informasi juga diperoleh dari BPS, Pasar Induk Kramat Jati, studi literatur, internet dan bahan bacaan yang sesuai dengan topik penelitian.

4.3 Pengolahan dan Analisis Data

Data sekunder yang diperoleh merupakan data kuantitatif, sehingga diolah dengan menggunakan program microsoft excel dan Minitab 13. Pemilihan program tersebut berdasarkan alasan bahwa program telah banyak dikenal dan mudah digunakan. Untuk data kuantitatif yang diperoleh, diolah dan disajikan dalam bentuk narasi.