Peramalan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Cabai

47 perubahan pada variabel bebas menjadi linier terikat. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF pada Tabel 9, dari tabel tersebut terlihat semua variabel menghasilkan nilai VIF yang lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi masalah moltikolinieritas. Uji selanjutnya adalah uji kenormalan yang dilakukan untuk melihat apakah penyebaran residual sudah terjadi secara normal. Uji kenormalan ini dapat dilakukan dengan melihat dari nilai Kolmogorov-Sminov. P-value Kolmogolov-Sminov bernilai 0.15 lebih besar dari taraf nyata 5 persen, hal ini memperlihatkan bahwa residual model sudah terdistribusi secara normal. Nilai R-Sq sebesar 91,8 persen, hal ini menunjukan bahwa model regresi untuk cabai merah besar di DKI Jakarta atau variabel- variabel bebas mampu menjelaskan keragaman harga cabai merah besar di DKI Jakarta atau variabel terikat sebesar 91,8 persen dan 8,2 persen sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat pada model tersebut. Nilai P value pada uji F sebesar 0,000, lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, sehingga model yang dihasilkan cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa secara serentak variabel bebas dalam model secara signifikan berpengaruh terhadap harga cabai merah besar di DKI Jakarta.

5.1.2. Peramalan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Cabai

Merah Keriting di DKI Jakarta

a. Plot Data

Harga cabai merah keriting di DKI Jakarta juga mengalami fluktuasi yang cukup besar, seperti yang terjadi pada harga cabai merah besar. Hal ini dapat dilihat dari plot data harga cabai merah keriting di DKI Jakarta selama tahun 2002 sampai tahun 2006 yang beberapa kali mencapai puncak harga. Harga cabai merah keriting tertinggi terjadi pada bulan November 2005 sebesar 48 Rp 25.061,00Kg dan harga terendah terjadi pada bulan Juni 2002 sebesar RP 6.508,00Kg. Selisih harga tertinggi dan terendah sebesar Rp 18.553,00. Dari plot data dapat dilihat bahwa perubahan harga cabai merah keriting ini umumnya terjadi secara bertahap, baik peningkatan harga maupun penurunan harga. Peningkatan yang cukup tajam terjadi pada bulan Oktober-November 2002, Desember 2003-Januari 2004 dan September-Oktober 2005 yang masing- masing sebesar Rp 6.975,00Kg, Rp 6.780,00Kg dan Rp 11.606,00Kg. Sedangkan penurunan harga yang cukup tajam terjadi pada bulan Desember 2002-Januari 2003, Agustus-September 2005 dan November-Desember 2005 yang masing- masing bernilai Rp 7.924,00Kg, Rp 7.661,00Kg dan Rp 7.047,00Kg. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan hampir setiap kenaikan yang terjadi secara tajam pada harga cabai merah keriting, maka akan diikuti dengan penurunan yang cukup tajam pula. Harga rata-rata dicapai sebesar Rp 11.330,00Kg. Harga cabai merah keriting di DKI Jakarta dalam jangka panjang mempunyai trend meningkat. Hal ini dapat dilihat dari garis trend pada grafik menunjukan peningkatan. Dari harga rataan bulanan didapat bahwa harga cabai merah keriting di DKI Jakarta mencapai harga tertinggi pada bulan November-Febuari. Sedangkan pada bulan-bulan lainnya harga cabai merah keriting di DKI Jakarta cenderung lebih rendah. 49 Fluktuasi Harga Cabai Merah Keriting di DKI Jakarta 5000 10000 15000 20000 25000 30000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 Bulan RpKg Gambar 5. Plot Data Harga Cabai Merah Keriting di DKI Jakarta Januari 2002-Oktober 2006

b. Pemilihan Model Peramalan