Keragaan Peternakan Sapi Potong
Tabel 12 Perkembangan populasi sapi Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2000-2005
Umur 2000
ekor 2001
ekor 2002
ekor 2003
ekor 2004
ekor 2005
ekor Laju
Pertumbuhan › 2,5
11 429 9 291
11 042 13 177
14 081 17 201
3.69 1-1,5
16 001 13 007
15 458 18 447
19 713 19 084
3.69 1
18 287 14 865
17 667 21 083
22 530 22 305
3.69 Jumlah
45 717 37 163
44 167 52 707
56 324 58 590
3.69 Sumber : Disnakkan Kabupaten Lima Puluh Kota 2005.
Usaha peternakan sapi di Kabupaten Lima Puluh Kota pada umumnya dilaksanakan dengan sistem kandang, karena lahan padang penggembalaan yang
memadai tidak tersedia. Hijauan makanan ternak berupa rumput unggul umumnya sudah ditanam sendiri oleh peternak, sebagian besar dicampur dengan tanaman
pertanian di kebun, ladangtegalan atau sawah mereka. Teknis budidaya dan manajemen beternak sapi sudah diterapkan dengan cukup baik, terlihat dari pakan
yang diberikan, pemilihan bibit yang lebih cenderung dengan sistem Inseminasi Buatan dan pengetahuan tentang kesehatan ternak. Kelembagaan peternak juga
sudah berkembang, dengan membentuk kelompok petani peternak. Kelompok ini ada yang berkembang menjadi koperasi atau wadah yang dapat menyalurkan
kebutuhan sarana produksi peternakan. Saat ini di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota tercatat sebanyak 45 kelompok peternak
sapi potong pada 13 kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Menurut Neraca Bahan Makanan NBM Kabupaten Lima Puluh Kota
tahun 2005, dari populasi ternak sapi potong pada tahun 2005 seperti pada Tabel 10, diperoleh produksi dagingnya 546 903 kg dengan jumlah konsumsi lokal 436
429 kg, sedangkan sisanya untuk ekspor. Tingkat konsumsi daging sapi di Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebesar 1.93 kgkapitatahun, masih jauh dari
pola pangan harapan yaitu 10.1 kgkapitatahun Disnakkan Kabupaten Lima Puluh Kota 2006.
Selain melakukan ekspor ternak sapi ke luar daerah, Kabupaten Lima Puluh Kota juga melakukan impor ternak sapi bibit baik pejantan unggul atau
betina produktif. Pada tahun 2005 tercatat pemasukan ternak sapi dari luar daerah sebesar 568 ekor. Pemasukan
ternak ini bertujuan untuk perbaikan genetik sapi Kabupaten Lima Puluh Kota, sehingga diperoleh ternak sapi potong berkualitas.
Sebaran ternak sapi di wilayah-wilayah kecamatan Kabupaten Lima Puluh Kota dan persentasenya disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Sebaran peternakan sapi di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2004
KECAMATAN JML SAPI
EKOR Persentase
PAYAKUMBUH 2 533
4.32 AKABILURU
2 315 3.95
LUAK 17 186
29.33 LAREH SAGO HALABAN
10 548 18.00
SITUJUAH LIMO NAGARI 2 144
3.66 HARAU
5 342 9.12
GUGUAK 6 213
10.60 MUNGKA
1 305 2.23
SULIKI 2 471
4.22 BUKIK BARISAN
6 053 10.33
GUNUANG OMEH 867
1.48 KAPUR SEMBILAN
647 1.10
PANGKALAN KOTO BARU 966
1.65 JUMLAH
58 590 100.00
Sumber : Disnakkan Kabupaten Lima Puluh Kota 2005.
Berkembangnya usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota ditunjang oleh berbagai faktor, diantaranya filosofi masyarakat Kabupaten
Lima Puluh Kota sejak dulu yaitu “padi manguniang, jaguang maupiah, taranak bakambang biak
” padi menguning, jagung masak, ternak berkembang biak, merupakan modal dasar untuk menggerakkan pembangunan di bidang pertanian
khususnya peternakan, karena beternak sudah merupakan kegiatan yang membudaya di tengah masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota dan mereka sudah
berpengalaman di bidang ini. Hal lain yang mendukung adalah tersedianya tenaga aparatur dan sarana prasarana untuk kemajuan peternakan sapi seperti Pos
Inseminasi Buatan IB dan Embrio Transfer ET sebanyak 13 unit yang tersebar di seluruh kecamatan beserta petugasnya untuk peningkatan mutu genetik ternak
sapi dan Pos Kesehatan Hewan sebanyak 4 unit untuk penanganan masalah kesehatan ternak.
Balai Pembibitan Ternak Unggul BPTU Padang Mengatas yang didirikan pemerintah Belanda sewaktu menduduki wilayah Kabupaten Lima
Puluh Kota, sekarang merupakan Unit Pelaksana Teknis UPT di bawah Dirjen
Peternakan Departemen Pertanian, yang merupakan balai pembibitan ternak sapi. Kemudian sejak tahun 19931994 Dirjen Peternakan mendirikan Village Breeding
Center VBC atau pusat pembibitan ternak rakyat di Kecamatan Luak yang dibina oleh BPTU. Kedua lembaga ini juga merupakan faktor pendorong
kemajuan usaha peternakan sapi Kabupaten Lima Puluh Kota melalui kerja sama dengan Dinas Peternakan.
Dinas Peternakan Kabupaten Lima Puluh Kota, dalam mencapai visi dan misinya, yaitu “terwujudnya masyarakat yang sejahtera, sehat dan produktif”,
melakukan beberapa strategi diantaranya : 1.
Mendorong berkembangnya peternakan dan perikanan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang berorientsi pada permintaan pasar dan peluang
usaha. 2.
Mendorong pengembangan komoditi unggulan berbasis nagari yang mempunyai potensi dan daya saing yang tinggi di pasar dalam daerah, luar
daerah dan pasar internasional. 3.
Mendorong pengembangan produksi komoditi unggulan untuk mengangkat dan memberdayakan ekonomi masyarakat yang berbasis input lokal dan
berada di bawah penguasaan pelaku ekonomi. 4.
Mendorong pembangunan agroindustri yang memanfaatkan produksi peternakan dan perikanan.
5. Mendorong diversifikasi pangan horizontal dan vertikal.
6. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak melalui teknologi tepat guna.
7. Melaksanakan pembinaan manajemen usaha tani dan teknologi kepada
peternak secara berkelanjutan. 8.
Menumbuhkembangkan kawasan agropolitan.