10 dengan medium lain. Oleh karena itu dapat menggunakan medium vermikulit,
gambut, serbuk gergaji, perlit atau campuran dari medium lain. 4.
Aerasi Air
Penurunan konsentrasi O
2
dapat menghambat perkecambahan spora VA mikoriza dan kolonisasi akar, oleh sebab itu tanaman yang diinfeksi oleh jamur
VA mikoriza lebih baik jangan terlalu banyak diberi air Setiadi et.al., 1992.
5. pH
Karena pH mempengaruhi berbagai macam kondisi tanah maka sering kali sulit untuk menentukan pengaruh perubahan pH pada produksi inokulum yang
terbaik pada kisaran pH yang luas. Pengaturan pH pad medium petumbuhan tanaman harus dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan jenis VA mikoriza yang
ditumbuhkan Setiadi et.al., 1992.
6. Cahaya dan Photoperiode
Intensitas cahaya dan hari panjang yang lama akan memperbaiki kolonisasi dan produksi spora pada jagung, semanggi, rumput sudan, jeruk,
bawang dan lain-lain Graham et.al., 1982 dalam Setiadi et.al., 1992. Meningkatnya kolonisasi VA mikoriza adalah akibat dari meningkatnya senyawa-
senyawa eksudat untuk memaksimumkan fotosintesa inang dengan cahaya. Photoperiode yang lebih lama dapat meningkatkan kolonisasi VA mikoriza yang
lebih besar daripada intensitas cahaya Setiadi et.al., 1992.
7. Suhu
Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan baik inang maupun jamurnya. Suhu tanah lebih penting daripada suhu udara di dalam memproduksi inokulum
VA mikoriza. Dianjurkan untuk memproduksi inokulum VA mikoriza pada suhu di atas suhu optimum tanaman inang Setiadi et.al., 1992.
8. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman inang dapat menurunkan infeksi VA mikoriza dan pembentukan spora. Hal ini kemunkinan diakibatkan oleh pengurangan hasil
fotosintesa dari dalam ke akar Setiadi et.al., 1992.
9. Ukuran Pot
Ukuran tanaman inang dan masa akar dapat dipengaruhi oleh ukuran pot, ketersediaan tanah. Produksi spora VA mikoriza per gram tanah dan per gram
11 akar sebagian besar akan meningkat dengan meningkatnya ukuran pot Setiadi
et.al ., 1992.
10. Pemakaian Bahan Kimia
Beberapa pestisida dapat menganggu infeksi dan produksi spora VA mikoriza, tetapi ada beberapa jenis yang sangat menguntungkan, karena dapat
mengurangi konsentrasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan, dan dapat mengurangi dari patogen tanaman atau parasit yang dapat menjadi pesaing bagi
jamur VA mikoriza baik terhadap inang ataupun unsur hara sebagai contoh DBCP, 1-3D, ethanol, sodium acide, captan dan metalaxyl Setiadi et.al., 1992.
A.6. Asosiasi CMA Pada Tumbuhan
CMA dapat berasosiasi dengan tumbuhan Bryophita, Pteridophyta, Angiospermae dan Gymnospermae. Selanjutnya Meyer 1973 dalam Setiadi
1989 menyebutkan bahwa sebagian besar tumbuhan dapat berasosiasi dengan CMA, berlawanan dengan ektomikoriza yang hanya berasosiasi dengan 3
tumbuhan saja. Menurut Setiadi 1989, simbiosis yang terjadi antara CMA dengan
tanaman adalah saling menguntungkan. Cendawan memperoleh karbohidrat dan faktor pertumbuhan lain dari tanaman inang dengan cara membantu meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan tanaman akan tahan terhadap serangan patogen.
Adanya asosiasi antara cendawan mikoriza dengan akar, sebenarnya adalah suatu bentuk parasitism, cendawan menyerang sistem perakaran, tetapi
tidak sebagaimana halnya penyakit yang berbahaya patogen. Dalam hal ini cendawan tidak merusak atau membunuh tanaman inangnya tetapi memberikan
suatu keuntungan kepada tanaman inang host dan sebaliknya cendawan dapat memperoleh karbohidrat dan faktor pertumbuhan lainnya dari tanaman inang
Setiadi et.al 1989.
12
B. Tinjauan Umum Hutan