16
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Sub Pegunungan Kamojang Jawa Barat, Laboratorium Silvikultur dan rumah kaca Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor, dan berlangsung selama 6 bulan yaitu dari bulan September 2005 – Maret 2006.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: akar dan tanah yang diambil dari kawasan Hutan Sub Pegunungan Kamojang Jawa Barat, benih
tanaman sorgum, bahan-bahan kimia Alkohol 70, HCl 2, KOH 2,5, Glokosa 60, Larutan Trypan Blue dan Aquades.
Sedangkan untuk alat-alat yang digunakan yaitu: mikroskop stereo, petridish, timbangan, gunting, pinset, cover slide, mesin dan tabung centifuge,
saringan spora saringan bertingkat tiga 250 μm, 125 μm, dan 63 μm
C. Metode Penelitian C.1. Analisis Vegetasi dan Pengambilan Contoh Tanah
Analisis komposisi vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode jalur berpetak menurut Soerianegara dan Indrawan 1988. Jalur dibuat sepanjang 100
m, kemudian dibuat petak-petak yang berukuran 20x20 m, 10x10 m, 5x5 m dan 2x2 m yang masing-masing digunakan untuk pengambilan contoh pohon,
pancang, tiang dan semai. Pada petak ukur 2x2, juga diambil contoh tanah sebanyak 500 g, untuk
diamati spora mikorizanya. Pada setiap semai yang dijumpai juga diambil contoh akar untuk analisis infeksi mikorizanya.
C.2. Analisis Spora
Tanah yang telah diambil kemudian diamati kandungan sporanya. Metoda analisis yang digunakan adalah metoda tuang basah menurut Gerdermann dan
Nickolson 1963, dilanjutkan dengan metoda Delp 1983. Tanah yang digunakan masing-masing sebanyak 50 gram. Adapun prosedur kerja yang dilakukan untuk
mendapatkan perhitungan jumlah spora yaitu:
17 ¾ Sejumlah contoh tanah dan masukan ke dalam wadah aqua atau gelas yang
berisi air tanah yang diambil sebanyak 40 gram. ¾ Aduk tanah tersebut dengan hati-hati selama ± 16 detik.
¾ Tuangkan tanah yang sudah diaduk ke dalam saringan tingkat tiga dengan ukuran 250
μm, 125 μm dan 63 μm. Cucilah tanah sampai airnya jernih. ¾ Kumpulkan tanah yang menempel pada saringan yang berukuran 63
μm di dalam cawan petridish.
¾ Tuangkan tanah-tanah tersebut ke dalam tabung centifuge. ¾ Tambahkan larutan glukosa 60 ke dalam tabung centrifuge sampai terisi
23 isi tabung. ¾ Centrifugelah selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
¾ Sedotlah cairan yang bening dengan menggunakan saringan yang berukuran 63
μm. ¾ Cucilah dengan air mengalir yang deras untuk menghilangkan gulanya.
¾ Setelah dicuci, pindahkan spora yang menempel ke dalam cawan petri. Spora yang telah dipindahkan ke dalam cawan petri dapat dilihat di bawah
mikroskop untuk dihitung jumlah sporanya.
C.3. Metode Analisis Mikoriza Pada Akar
Akar-akar yang diambil dari lapang diamati infeksi mikorizanya dengan metode Phyllip and Hayman 1970. Agar akar dapat diamati untuk menganalisis infeksi
mikoriza, maka diperlukan beberapa perlakuan terhadap akar berupa pembersihan dan pewarnaan sehingga dapat dilihat melalui mikroskop untuk menentukan
bentuk infeksinya. Tahapan perlakuan tersebut yaitu: ¾ Akar yang diambil yaitu akar serabut dengan cara dipotong dan diambil
pada bagian samping kanan, samping kiri, samping utara dan samping barat dari batang pokok.
¾ Akar kemudian dibilas dengan air kemudian dimasukan pada tabung foto dan direndam dengan alkohol 70 .
¾ Akar dibilas dengan air hingga bersih sampai alkoholnya hilang. ¾ Akar direndam dengan larutan KOH 2,5 selama 24 jam.
¾ Akar dibilas dengan air bersih agar larutan KOH-nya hilang. ¾ Akar direndam dengan larutan HCl 2 selama 24 jam.
18 ¾ Akar dibilas dengan air bersih agar larutan HCl-nya hilang.
¾ Akar direndam dengan larutan staining blue selama 24 jam sampai akar berwarna biru.
¾ Larutan staining di buang dan diganti dengan larutan destaining selama 24 jam sampai warna akar tidak biru pekat lagi.
C.4. Kultur Spora
Percobaan kedua meliputi kultur spora berupa penanaman pada media tanah contoh dengan menggunakan tanaman sorgum. Penyediaan tanaman sorgum
dilakukan dengan menanam benih yang telah direndam air terlebih dahulu. Benih kemudian ditumbuhkan dalam bak tanam dengan media zeolit selama 2 minggu.
Tanaman sorgum kemudian dipindahkan ke dalam gelas aqua, dan ditumbuhkan menggunakan media tanah sisa pada percobaan pertama dan dicampur zeolit.
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman setiap hari. Untuk kebutuhan nutrisinya dilakukan pemupukan menggunakan hyponex. Pemberian
hyponex dilakukan seminggu satu kali dengan dosis 1 gram untuk pengenceran 1
liter air dan masing-masing gelas diberikan 25 ml.
C.5. Identifikasi Spora Mikoriza
Spora yang didapat dari contoh tanah yang diambil, kemudian diidentifikasi jenisnya dengan menggunakan metode Scenck dan Perez 1990.
D. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: