8 kelembaban tanah, pH, kepadatan inokulum dan tingkat kerentanan tanaman
Fakuara, 1988 Terdapat dua pola interaksi yang dilakukan oleh cendawan pada akar inang
yakni pola infeksi primer dan pola interaksi sekunder. Infeksi primer akan muncul pada anakan yang baru ditulari. Pada saat daun pertama muncul, hifa akan
terbentuk pada induk akar dan pada saat ini belum terjdi penetrasi interseluler. Penetrasi interseluler dan hartig net akan terbentuk pada saat protoxylem muncul
di dalam xylem. Infeksi sekunder akan terjadi pada akar yang baru tumbuh atau pada jaringan yang lebih tua tetapi belum suberisasi, hal ini terus menjadi
bersamaan dengan pertumbuhan pohon Setiadi, 1988. Terdapat beberapa tehnik metode produksi inokulum mikoriza, yaitu:
1. Kultur Tanah
Metode yang paling umum dan paling diandalkan untuk memproduksi inokulum VAM adalah metode kultur tanah. Jamur mikoriza pertama kali harus
diisolasi dari lapangan. Akar-akar atau tanah dari lapangan dapat digunakan untuk menginokulasi inang yang cocok dan ditumbuhkan pada tanah steril untuk
mendapat isolat plot kultur di lapangan. Pot kultur yang berasal dari lapangan, biasanya banyak mengandung mikroorganisme yang tidak diinginkan, karena itu
dianjurkan untuk memulai produksi inokulum dengan menggunakan spora tunggal yang bebas dari semua organisme lain, 10-20 spora biasanya cukup untuk
menginokulasi anakan muda yang ditumbuhkan secara aseptik di dalm rumah kaca, spora harus diletakan dekat akar Setiadi et.al., 1992.
2. Pemeliharaan Pot Kultur VA Mikoriza
a. Pemeliharaan rumah kaca
Sebaiknya pemelihraan pot kultur di rumah kaca meliputi beberapa kultur praktis yang didesain untuk: mencegah kontaminasi kultur dari patogen dan
penempatan kultur dalam rak harus menjamin tidak ada kontaminasi dari pot-pot di sebelahnya dari jenis mikoriza lain Setiadi et.al., 1992.
b. Kontainer
Untuk mencegah kontaminasi dari bangku rumah kaca yang tidak steril, pot kultur dapat diletakan atau ditumpangkan pada pot-pot lain yang dibalik dan
sebelumnya telah disterlilkan. Medium yang sering digunakan adalah tanah dan
9 pasir yang sedikit mengandung pospor. Sebelum pengisian medium, lubang pot
harus ditutup dengan kertas sehingga mediumnya tidak keluar. Pengisian medium harus bertahap dan tiap tahap harus diairi dan biarkan sampai kompak sebelum
pemberian tahap berikutnya. Tahap pertama pot diisi 13 bagian kemudian diairi sampai kompak, tahap kedua 23 bagian dan diairi sampai kompak dan tahap
ketiga setelah biji atau anakan ditanam Setiadi et.al., 1992 c.
Pemupukan Pemberian pupuk harus hati-hati karena konsentrasi pospor yang tinggi di
dalam tanah menghambat infeksi mikoriza. Pasir kuarsa yang diberi pupuk dengan larutan Hoagland minus pospor dapat merangsang perkembangan simbiosis
mikoriza, bila akan menggunakan pupuk granular ke dalam medium pertumbuhan, harus menghilangkan unsur pospor, tetapi unsur mikro tetap digunakan Setiadi
et.al ., 1992.
3. Manipulasi Lingkungan