Mikroorganisme Dalam Susu Rancang Bangun dan Uji Performansi Alat Pemerah Susu Sapi Semi Otomatis

enzim, vitamin dan leukosit white blood corpuscles. Komposisi utama susu ini dapat dilihat dari Tabel 2.1. Tabel 2.1. Komposisi kimia susu Goff and Hill, 1993 Komposisi Kandungan Air Padatan Total Padatan bukan lemak Lemak Laktosa Protein Mineral 87 13 9 4 4.7 3.5 0.8 Berbagai faktor diketahui mempengaruhi komposisi kimia susu. Diantara faktor tersebut adalah genetik bangsa sapi, pakan, musim dan status kesehatan sapi perah. Dua faktor pertama yaitu genetik sapi dan pola pakan adalah dua hal utama yang paling memungkinkan untuk dilakukan dalam rangka mengubah komposisi kimia susu. Susu dikenal sebagai bahan pangan bergizi hampir sempurna, karena susu mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan. Kandungan gizi susu cukup tinggi, karena susu mengandung protein dengan asam-asam amino esensial dalam jumlah cukup dan seimbang. Susu merupakan bahan yang mudah rusak perishable, baik oleh mikroorganisme maupun perlakuan- perlakuan fisik dan kimia, sehingga memerlukan penanganan yang baik Good Fresh Handling serta sebelum dikonsumsi perlu diolah terlebih dahulu. Untuk meningkatkan daya tahan susu, proses pengolahan susu ditujukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi, yaitu dengan penambahan vitamin, protein dan lemak, sehingga produk susu olahan bahan makanan bergizi tinggi Farral, 1963.

B. Mikroorganisme Dalam Susu

Status mikroorganisme dalam susu sangat erat kaitannya dalam penanganan susu. Susu mempunyai kadar air yang tinggi, pH netral dan kandungan nutriennya tinggi sehingga susu menjadi medium yang sangat baik untuk pertumbuhan berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme penyebab kerusakan pada susu terutama dari golongan bakteri Rahman et al., 1992 Mengingat susu merupakan media terbaik untuk hidup mikroorganisme, maka pertambahan bakteri dalam susu sangat cepat. Secara teoritis, setiap 20 – 30 menit jumlah bakteri akan berlipat ganda Dwidjoseputro, 1987. Menurut internasional Dairy Federation dalam Cousins dan Bramley 1981, total kandungan bakteri awal pada susu mulai dari 1 x 10 3 cfuml sampai 1 x 10 6 cfuml. Jumlah dan jenis bakteri dalam susu sangat bervariasi. Umumnya jenis bakteri yang terbanyak dalam susu adalah Streptococcus 0 – 50 dan Micrococcus 30 – 39, sedangkan bakteri Gram positif, Gram negatif, bacillus lainnya mempunyai rataan sekitar 10 Cariera et al., dalam Cousins dan Bramley, 1981. Adapun jenis mikroba utama dalam susu segar dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jenis mikroba utama dalam susu segar Cariera et al., dalam Cousins dan Bramley, 1981 Jenis Mikroba Jumlah Mikroba Micrococcus 30 – 39 Streptococcus 0 – 50 Gram positif batang berspora 10 Gram negatif batang koliform 10 Bacillus 10 dll. 10 Masalah kontaminasi bakteri kedalam susu sangat erat hubungannya dengan sanitasi dan hygiene yang dilaksanakan pada waktu penanganan susu tersebut. Menurut Foster et al. 1957 adanya bakteri didalam susu disebabkan oleh dua faktor, yaitu sapinya sendiri atau faktor internal dan faktor lingkungan atau eksternal. Jumlah bakteri yang ditemukan dalam susu awal sangat bervariasi. Mikroorganisme yang berada dalam susu dapat berasal dari badan sapi, kandang, alat pemerah, proses pemerahan dan debu Gilmour dan Rowe, 1990. Pada umumnya jumlah bakteri yang ada dalam susu sapi yang sehat sangat sedikit. Apabila penanganan dalam proses pemerahan sudah baik, hal tersebut cukup dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut Sudono 1983 jumlah bakteri yang terdapat didalam susu hasil pemerahan sapi di peternakan rakyat masih memenuhi ketentuan yaitu 335.000 cfuml susu dibawah standar Milk Codex 1 x 10 6 cfuml susu, namun setelah diangkut dengan tangki pengangkutan jumlahnya sudah melebihi 1 x10 6 cfuml susu.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu