Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Cara Pemerahan Manual

sangat sedikit. Apabila penanganan dalam proses pemerahan sudah baik, hal tersebut cukup dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut Sudono 1983 jumlah bakteri yang terdapat didalam susu hasil pemerahan sapi di peternakan rakyat masih memenuhi ketentuan yaitu 335.000 cfuml susu dibawah standar Milk Codex 1 x 10 6 cfuml susu, namun setelah diangkut dengan tangki pengangkutan jumlahnya sudah melebihi 1 x10 6 cfuml susu.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan komposisi susu adalah genetika sifat keturunan, lama bunting, masa laktasi, masa kering, besarnya sapi, birahi, umur, frekuensi pemerahan, selang beranak, makanan dan tata laksana Sudono, 1983. Variasi dalam kemampuan sapi untuk memproduksi total produksi susu merupakan karakteristik dari keturunan genetik berbeda antar bangsa dan individu Ensminger, 1971. Kemampuan produksi susu tersebut juga tergantung umur sapi Eckles, 1957, produksi susu akan bertambah sampai kira-kira sapi berumur delapan tahun Bath, 1985. Brody 1948 yang membahas pengaruh lingkungan pada pengelolaan ternak menyatakan bahwa performansi ternak dipengaruhi oleh lingkungan. Menurutnya lingkungan yang buruk, peralatan dan fasilitas penanganan ternak mengakibatkan perubahan fisiologis dan tingkah laku ternak. Eckles dan Anthony 1956 menambahkan bahwa banyaknya produksi susu tergantung pada nutrisi yang dikonsumsi. Sapi perah mempunyai daya produksi yang tinggi, sehingga jika tidak mendapatkan makanan yang cukup sapi tidak akan dapat menghasilkan susu yang sesuai dengan kemampuannya Sudono, 1983, terutama energi untuk memproduksi susu Ensminger, 1971.

D. Cara Pemerahan Manual

Sudono 1999 menerangkan cara pemerahan manual menggunakan kelima jari tangan sebagai berikut : a. Tekankan ibu jari dan jari telunjuk melingkari pangkal puting sehingga susu tidak dapat kembali lagi ke ambing. b. Tekan jari tengah pada puting untuk memancarkan susu keluar. Pancaran susu yang keluar pertama sebaiknya diperiksa dengan uji mastitis. Uji mastitis dilakukan untuk mengetahui apakah ada darah atau nanah pada susu. c. Tekanlah jari manis pada puting, dan perah dengan tekanan yang tetap, tetapi puting jangan ditarik kuat ke bawah. d. Akhirnya, tekankan jari kelingking pada puting dan perahlah dengan seluruh jari tangan sampai susu keluar semua. e. Kemudian lepaskan tekanan tangan dari puting dengan membuka semua jari, sehingga puting diisi susu kembali. Ulangi cara pemerahan tersebut dengan menggunakan tangan yang lain. Lanjutkan proses pemerahan tersebut secara berganti-ganti antara jari kiri pada puting yang sebelah, dan tangan kanan pada puting yang sebelahnya, sampai susu yang keluar sedikit. f. Jika susu yang keluar sudah sangat sedikit, tekan ambing menggunakan siku untuk menguji apakah susu telah keluar sama. Kadang-kadang menekan ambing dengan siku menyebabkan sisa-sisa susu masuk kedalam puting. g. Agar sisa-sisa tersebut keluar, maka perahlah puting menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. h. Dengan menggunakan kedua jari pemerahan dilanjutkan sepanjang puting, tetapi pemerahan ini tidak boleh dengan menarik-narik puting yang dapat mengakibatkan rusaknya puting. Memerah dengan kedua jari tersebut pada akhir pemerahan akan mengeluarkan sisa-sisa susu yang masih terdapat pada puting guna mencegah terjadinya mastitis. i. Sebaiknya untuk mencegah terjadinya mastitis, maka segera sesudah pemerahan tiap-tiap puting disucihamakan dengan mencelupkan puting tersebut dengan hati-hati dalam larutan desinfektan klor atau iodofor dengan kepekatan 0,01. hal ini akan menghilangkan sisa susu dari ujung puting dan mencegah masuknya bakteri ke dalam ambing serta menghindari puting dari lalat. Cara pemerahan manual dengan menggunakan tangan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Cara pemerahan manual Sudono, 1999

E. Cara Pemerahan Otomatis