Cara pemerahan manual dengan menggunakan tangan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Cara pemerahan manual Sudono, 1999
E. Cara Pemerahan Otomatis
Pemerahan sapi perah secara otomatis yaitu dengan menggunakan mesin perah susu sapi otomatis. Prinsip kerja mesin pemerah susu sapi otomatis yaitu
dengan pemijatan puting dan penghisapan susu, dua mekanisme tersebut dikerjakan oleh pompa vakum dengan penggerak motor listrik. Dalam mesin
pemerah susu sapi otomatis terdapat komponen yang bernama pulsator, berfungsi sebagai pengatur ritme pemijatan dan penghisapan yang dikerjakan
per menit. Sistematika mesin pemerah susu sapi otomatis dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Sistematika mesin pemerah susu sapi otomatis Walser, 1966
Salah satu bagian atau komponen dari mesin pemerah susu otomatis adalah pada bagian pemerah yang didalamnya terdapat karet pemerah, prinsip
kerjanya yaitu pada saat karet melakukan penekanan terhadap puting susu, kemudian susu akan keluar dengan sendirinya dengan adanya gaya hisap dari
pompa vakum. Bagian pemerah dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Bagian pemerah Lowe, 1981 dan Walser, 1966
Dalam bagian pemerah susu sapi terdapat karet yang berfungsi menggantikan tangan dalam melakukan pemerahan atau pemijitan. Karet ini
memiliki berbagai macam tipe, tergantung pada merk dari pabrik pembuat alat. Berbagai macam tipe karet pemerah dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Berbagai macam tipe karet pemerah Lowe, 1981
F. Ruang Vakum
Galileo Galilei pada awal 1630 melaporkan terbentuknya bagian vakum dengan cara menarik keluar piston dari dalam silinder. Tahun 1643
Evangelista Torricelli menemukan barometer air raksa. Pompa vakum ditemukan oleh Otto Von Guericke pada sekitar tahun 1650. Pompa inilah
yang dipergunakan pada percobaan ”Bola Magdeburg” oleh Guericke di Jerman Utara pada tahun 1654.
Pada percobaa ini bola yang terdii dari dua bagian hemispere tidak dapat dipisahkan wlaupun ditarik oleh 16 ekor kuda. Kedua bagian hemispere itu
disatukan oleh gaya yang terbentuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan bagian dalam boal dimana tekanan dalam bola adalah vakum. Percobaan
bola Magdeburg menandai sejarah dimulainya teknik pemompaan sistem vakum Ryans dan Roper, 1986.
Kata vakum berasal dari bahasa latin, vacuus, yang berarti kosong. Kata ini merefleksikan kondisi vakum ideal atau vakum sempurna tekanan absolut
nol. Tekanan absolut nol ini, seperti juga halnya suhu absolut nol kelvin tidak pernah terealisasi di dunia nyata. Walaupun demikian, tekanan nol atm tetap
dipergunakan sebagai acuan pada alat ukur tekanan. Vakum terdapat pada sistem yang sedang melakukan suatu proses, dan proses tersebut dikatakan
bekerja dibawah kondisi vakum jika tekanan di dalam sistem tersebut lebih rendah dari pada tekanan barometrik Ryans dan Roper, 1986.
Menurut Dimyati 1983, diatas permukaan bumi terbukti sangat sulit menciptakan peralatan untuk mencapai vakum mutlak, dengan perkataan lain
tidak mungkin diperoleh tekanan sama dengan nol. Penelitian intensif mengenai teknik pompa dan metoda-metoda pengukuran membuktikan bahwa
tekanan terendah yang dapat dicapai oleh sistem vakum adalah 10
-17
dari tekanan atmosfir 10
-15
Torr. Cara yang paling sederhana untuk mengkondisikan ruang hingga vakum
dapat dilakukan oleh satu pompa tunggal. Pompa ini harus mampu bekerja pada tekanan satu atmosfir, maka pilihan pompa terbatas pada salah satu
pompa yang menghasilkan tekanan akhir yang relatif rendah, misalnya : pompa mendesak compressor, ejektor uap, dan pompa difusi difusser.
Menurut Trott 1989, vakum berasal dari bahasa latin yang berarti kosong atau hampa, tapi objek dari teknologi vakum jauh dari nyata tanpa unsur
benda nyata atau solid. Pada tekanan paling rendah dimana dapat dicapai dengan metoda pemompaan modern, masih saja ada ratusan molekul di dalam
setiap volume cm
3
dari ruang yang divakumkan. Menurut Wulandani 2002 Pompa vakum merupakan peralatan utama
yang digunakan untuk mengeluarkan udara dari sebuah ruang. Pemilihan jenis pompa ini didasarkan pada tekanan dan kapasitas, selain itu perlu
dipertimbangkan pula sistem perawatan, biaya operasi, biaya perbaikan, serta tahan uji dan handal dalam pemakaian.
Berdasarkan definisi dari American Vacuum Society 1958 dalam Trott 1989, bahwa vakum menunjukan suatu ruang yang diisikan gas pada tekanan
dibawah atmosfir, yang memiliki kerapatan density molekul kurang dari 2.5 x 10
19
molekulcm
3
. Kondisi vakum pada peralatan vakum buatan dicapai dengan memompa
tabung silinder. Tingkat kevakuman dicapai sebagai usaha tekanan dengan menurunkan sisa gas dibawah atmosfir. Mengukur sebuah sistem tekanan
absolut adalah cara tradisional untuk mengklasifikasi tingkat kevakuman pada vakum rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi untuk daerah atau
bagian rendah dan bagian tekanan rendah. Beberapa tingkat kevakuman menunjukan pada sebuah situasi fisik yang
berbeda. Untuk mendeskripsikan situasi ini dapat digunakan konsep kerapatan molekul molecular density, mean free path, dan waktu konstan menuju
bentuk lapisan tunggal the time constant to form monolayer, konsep yang berhubungan dengan tekanan, gas dan suhu.
Menurut Gilles 1984, fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya. Bila berada dalam
keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan
yang kecil terhadap perubahan bentuk. Kavitasi adalah suatu hamburan molekul fluida yang bergerak dengan
debit aliran yang tinggi dan arah yang tidak beraturan, sehinga menyebabkan
terjadinya benturan-benturan. Benturan-benturan tersebut dapat menghambat proses alir sikulasi fuida pada sistem pemompaan vakum yang tertutup.
Akibatnya tekanan dorong pompa yang dipengaruhi oleh debit fluida menjadi tidak optimum.
G. Pompa