2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lumpur Minyak
Limbah adalah suatu bahan yang terbuang dari suatu sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak ataupun belum memiliki nilai ekonomis
dan bahkan seringkali mempunyai nilai negatif. Hal ini dikarenakan penanganan untuk membuang dan membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar,
disamping itu limbah dapat mencemari lingkungan Murthado dan Said 1988. Limbah minyak bumi dapat berupa tumpahan, ceceran atau buangan dari
minyak bumi maupun produk-produknya, minyak bekas pakai, minyak afkir dan minyak yang terkandung dalam limbah dari suatu kegiatan industri maupun rumah
tangga. Limbah tersebut dalam jumlah tertentu akan menimbulkan masalah, bila dibiarkan akan mengganggu dan merusak ekosistem lingkungan. Apabila dibakar
akan menimbulkan pencemaran di udara dan bila didaur ulang memerlukan teknologi dan biaya tinggi Udiharto 1996.
Lumpur minyak merupakan suatu bahan yang terbuang dari hasil pengeboran dan pengolahan minyak yang memiliki kadar minyak yang cukup
tinggi. Lumpur minyak ini termasuk kategori hazardous waste karena mengandung aromatik hidrokarbon BTEX yang dikenal sebagai agen mutagenik
dan karsinogenik. Selain itu lumpur minyak juga mengandung logam berat.
2.2 Bioremediasi
Remediasi berasal dari kata remediate yang berarti memecahkan masalah, dan bio-remediasi berarti memanfaatkan agen biologis untuk memecahkan
masalah lingkungan seperti tanah yang tercemar atau air tanah. Dalam lingkungan yang bebas polusi, bakteri, fungi, protista, dan mikroorganisme lain bekerja secara
konstan menghancurkan bahan organik. Jika polutan organik seperti minyak mencemari lingkungan, beberapa dari organisme tersebut akan mati, sementara
yang lainnya yang mampu mendegradasi polutan organik dapat hidup Anonim 2003.
Bioremediasi dilakukan dengan memberikan pupuk, oksigen dan kondisi lain yang mendorong organisme penghancur polusi untuk tumbuh pesat sehingga
organisme ini dapat menghancurkan polutan organik secara berkelanjutan dan
lebih cepat. Kenyataannya bioremediasi sering digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak Anonim 2003.
Bioremediasi merupakan proses dimana bahan organik berbahaya didegradasi secara biologis menjadi senyawa lain misalnya CO
2
, metan, air, garam organik, biomassa dan hasil samping yang sedikit lebih sederhana dari
senyawa semula. Bioremediasi dapat dilakukan langsung pada lingkungan tercemar in situ melibatkan mikroflora dan biota lain yang ada pada
lingkungan tersebut. Sedangkan proses yang lain dilaksanakan di luar lingkungan tercemar atau membuat lingkungan baru berupa bioreaktor yang dikondisikan ex
situ dengan menggunakan inokulan yang dapat mendegradasi kontaminan organik Citroreksoko 1996.
Penanganan secara biologis bioremediasi terutama dengan menggunakan mikroba dalam hal ini bakteri merupakan teknik yang ramah lingkungan dan
relatif lebih murah. Bakteri yang memiliki kapasitas untuk mendegradasi senyawa yang terdapat dalam petroleum hidrokarbon dikenal sebagai bakteri
hidrokarbonoklastik Syakti 2004. Cookson 1995 mendata beberapa keuntungan dan kerugian bioremediasi.
Keuntungan bioremediasi antara lain: 1 Dapat dilakukan secara in situ
2 Lebih murah karena menggunakan sistem biologi 3 Respon masyarakat lebih positif
4 Aman untuk jangka panjang 5 Gangguan terhadap area yang tercemar lebih minim
6 Menghilangkan biaya transportasi 7 Dapat digunakan bersamaan dengan teknik lain
Sedangkan kerugian bioremediasi antara lain: 1 Beberapa bahan kimia tidak dapat diuraikan
2 Diperlukan pengawasan yang intensif 3 Memerlukan spesifikasi lahan
4 Toksisitas dari kontaminan 5 Memerlukan berbagai disiplin ilmu
6 Kemungkinan akan dihasilkan produk yang lebih toksik
Proses bioremediasi bergantung pada kemampuan organisme yang digunakan dan sistem yang dioperasikan. Proses ini bekerja optimal pada pH dan
suhu tertentu, serta tersedianya nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan organisme Citroreksoko 1996. Menurut Cookson 1995, proses bioremediasi
membutuhkan beberapa faktor seperti yang terlihat pada Gambar 1.
Mikroorganisme
Sumber Penerima Energi Elektron
Kelembaban pH Nutrisi Suhu
Tidak adanya Metabolit yang Organisme racun dihasilkan kompetitif
Bioremediasi Gambar 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi bioremediasi
Cookson 1995
2.3 Fitoremediasi