lanjut dicirikan oleh CN yang rendah, sedangkan CN yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum lanjut, atau baru mulai Hakim et al. 1986.
Gambar 14 Pertumbuhan tanaman bunga matahari pada perlakuan 1A Penambahan volume kompos yang sebanding dengan volume tanah
berhasil meningkatkan penurunan kadar minyak pada proses fitoremediasi. Namun hal ini belum cukup menurunkan kadar minyak hingga tidak bersifat
toksik pada tanaman bunga matahari sehingga pertumbuhannya terhambat. Kemungkinan juga diakibatkan adanya persaingan hara antara mikroorganisme
dan tanaman, karena kegiatan metabolik mikroorganisme yang meningkat pada perlakuan ini, sejalan dengan penurunan kadar minyak yang paling besar. Hal ini
mengakibatkan pertumbuhan tinggi tanaman maupun jumlah daun yang tidak signifikan seperti tampak pada Gambar 7, 9 dan 14 meskipun penambahan
kompos sebanding dengan volume tanah.
4.2.2.3 Pertumbuhan tanaman pada perlakuan 2A
Perlakuan 2A memiliki kandungan minyak 1,25 g100 g pada awal fitoremediasi dan menurun menjadi 1,112 g100 g diakhir fitoremediasi.
Rendahnya penurunan kadar minyak ini akibat rendahnya proses degradasi oleh mikroba.
Pemberian kapur di daerah asal insitu berhasil menurunkan kadar minyak cukup besar kedua setelah perlakuan K pada proses bioremediasi, yaitu
6,32 g100 g Fatmawati 2003. Pemberian kapur dapat meningkatkan pH yang berpengaruh pada optimalisasi kerja bakteri. Pengapuran di daerah asal,
berpengaruh baik terhadap kesiapan lumpur minyak untuk mendapatkan
perlakuan bioremediasi. Hal ini dikarenakan bakteri dan aktinomisetes berfungsi lebih baik pada tanah mineral ber-pH sedang hingga tinggi Hakim et al. 1986.
Hasilnya terlihat pada proses bioremediasi mikrobial dari setiap perlakuan yang mendapatkan pengapuran secara in situ, pada umumnya lebih besar dalam
menurunkan kadar minyak. Demikian pula pada perlakuan 2A, pada proses bioremediasi mikrobial mengalami penurunan minyak sebesar 6,32 g100 g.
Sedangkan penurunan kadar minyak oleh fitoremediasi bunga matahari hanya sebesar 0,138 g100 g. Hal ini diduga karena proses pendegradasian telah
berlangsung tingkat lanjut, sehingga telah mengalami penurunan dalam kerja pendegradasian bahan-bahan organik. Kerja optimal bakteri telah terjadi saat
bioremediasi mikrobial. Hal ini mengakibatkan kadar minyak yang relatif rendah di awal fitoremediasi sehingga pertumbuhan biji tanaman bunga matahari
mencapai 88 . Dengan pertumbuhan jumlah daun serta tinggi tanaman yang cukup bagus, seperti terlihat dari Gambar 7, 9 dan 15.
Gambar 15 Pertumbuhan tanaman bunga matahari pada perlakuan 2A Menurut Sarief 1986 pengapuran dilakukan untuk menurunkan ion
hidrogen dalam tanah sehingga dapat meningkatkan pH tanah, mengurangi dan meniadakan racun Al. Pengapuran berpengaruh baik terhadap agregasi partikel
tanah, aerasi dan perkolasi. Penambahan kompos sebanyak ½ volume berinteraksi dengan kapur sehingga lebih meningkatkan granulasi dan
memperkokoh ikatan antar partikel tanah. Menurut Indriani 2004 kompos mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan, antara lain; 1 memperbaiki stuktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan, 2 memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak
berderai, 3 menambah daya ikat air pada tanah, 4 memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah, 5 mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
6 mengandung hara yang lengkap walaupun jumlahnya sedikit, 7 membantu proses pelapukan bahan mineral, 8 memberi ketersediaan bahan makanan bagi
mikroba, 9 menurunkan aktifitas mikroorganisme yang merugikan. Murbandono 1994 menjelaskan bahwa dalam tumpukan bahan-bahan
organik pada kompos selalu terjadi berbagai perubahan yang dilakukan oleh jasad renik dalam tanah. Perubahan bahan-bahan itu antara lain; 1 penguraian hidrat
arang, selulosa, hemiselulosa, dan lain-lain menjadi CO
2
dan air, 2 penguraian zat putih telur, melalui amida dan asam amino menjadi amonia, CO
2
dan air, 3 pengikatan beberapa jenis unsur hara dalam tubuh mikroorganisme, terutama
N disamping P dan K dan lain-lain akan terlepas kembali jika jasad itu mati, 4 pembebasan unsur hara dari senyawa organis menjadi senyawa anorganis yang
tersedia bagi tumbuhan, 5 penguraian lemak dan lilin menjadi CO
2
dan air.
4.2.2.4 Pertumbuhan tanaman pada perlakuan 3A