terdapat dalam lumpur minyak. Bahan organik yang telah terkompos dengan baik selain kaya akan nutrisi bagi tanaman tetapi juga berperan besar terhadap
perbaikan sifat-sifat tanah. Murbandono 1994 menjelaskan bahwa pada proses pengomposan terjadi perubahan protein melalui amida-amida dan asam amino
menjadi amoniak. Amoniak ini dapat mengalami tiga hal yaitu digunakan oleh mikroba untuk berkembang biak, sebagian hilang melalui penguapan dan sebagian
lagi diubah menjadi nitrat. Pemberian kapur secara in situ juga mempengaruhi lumpur minyak
sehingga lebih optimum untuk pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya mempengaruhi keberhasilan proses pendegradasian minyak pada proses mikrobial
remediasi serta fitoremediasi oleh tanaman caisim dan bunga matahari. Menurut Hakim et al. 1986, ketersediaan unsur hara yang cukup dipengaruhi oleh pH.
Beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH yang ekstrim, dan beberapa unsur lainnya berada pada tingkat toksik. Pada umumnya, proses mineralisasi dan
nitrifikasi berkaitan erat dengan kegiatan jasad mikro. Pada umumnya, bakteri dan aktinomisetes berfungsi lebih baik pada tanah
mineral ber-pH sedang hingga tinggi. Kegiatan mereka berkurang bila pH turun lebih rendah dari 5,5. Nitrifikasi dan fiksasi N berlangsung cepat pada tanah
mineral ber-pH lebih dari 5,5 Hakim et al. 1986. Ditinjau dari segala segi, tanah ber-pH antara 6 dan 7 merupakan tanah yang baik. Suasana biologi dan
penyediaan hara umumnya berada pada tingkat terbanyak pada kisaran pH tersebut.
4.2.2.2 Pertumbuhan tanaman pada perlakuan 1 A
Berdasarkan Tabel 1, perlakuan 1A mengalami penurunan kadar minyak dari 2,364 g100 g pada awal fitoremediasi menjadi 1,366 g100 g pada akhir
fitoremediasi. Penambahan kompos yang sebanding dengan tanah, yaitu satu banding satu pada awal proses fitoremediasi caisim Fatmawati 2003 paling besar
menurunkan kadar minyak, yaitu sebesar 4,036 g100g. Penurunan kadar minyak masih berlanjut pada proses fitoremediasi bunga matahari, yang dapat dilihat
dengan berhasil menurunkan kadar minyak paling besar yaitu sebesar 0,998 g100 g.
Hubungan antara bahan organik dan pertumbuhan tanaman terjadi baik secara langsung atau tidak langsung. Bahan organik merupakan substrat alami
untuk mikroorganisme saprofitik dan secara tidak langsung memberikan nutrisi bagi tanaman melalui kegiatan mikroorganisme tanah. Bahan organik berperan
penting dalam pembentukan agregat tanah dan yang selanjutnya menentukan struktur tanah Rao 1994.
Menurut Hakim et al. 1986 bahan organik akan meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation, kation yang mudah dipertukarkan meningkat; unsur N,
P, S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian. Bahan organik juga berpengaruh pada biologi tanah,
yaitu dalam meningkatkan jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah sehingga kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga
meningkat. Kompos yang segar masih tinggi CN rasionya. Untuk itu, proses
penguraian perlu dilakukan untuk menurunkan CN rasio. Aplikasi kompos dengan CN rasio yang masih tinggi ke tanah akan mengganggu pertumbuhan
tanaman Ismawati 2003. Nilai CN merupakan hasil perbandingan antara sumber C karbon dengan N nitrogen. Nilai CN tanah sekitar 10-12. Apabila
bahan organik memiliki kandungan CN mendekati atau sama dengan CN tanah maka bahan tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Namun, umumnya
bahan organik yang segar mempunyai CN yang tinggi, seperti jerami padi 50-70; daun-daunan 50 tergantung jenisnya; dan kayu yang telah tua dapat mencapai
400 Indriani 2004. Nilai CN tumbuhan berkisar antara 20 hingga 30, pupuk hijau dan pupuk
kandang dapat mencapai 90, sedangkan dalam tubuh organisme nilai CN adalah 4 hingga 9. Nilai CN tanah berada antara CN tumbuhan segar dan jasad mikro.
Nilai CN bahan organik menentukan reaksi dalam tanah. Bila CN bahan organik tinggi maka akan terjadi persaingan N antara tanaman dan mikroba, dalam hal ini
N diimobilisasi. Bila nitrifikasi baik, maka CN akan rendah, dengan demikian bahan organik bisa cepat habis. Untuk mempertahankan bahan organik dalam
tanah, harus disediakan N yang cukup. Suatu dekomposisi bahan organik yang
lanjut dicirikan oleh CN yang rendah, sedangkan CN yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum lanjut, atau baru mulai Hakim et al. 1986.
Gambar 14 Pertumbuhan tanaman bunga matahari pada perlakuan 1A Penambahan volume kompos yang sebanding dengan volume tanah
berhasil meningkatkan penurunan kadar minyak pada proses fitoremediasi. Namun hal ini belum cukup menurunkan kadar minyak hingga tidak bersifat
toksik pada tanaman bunga matahari sehingga pertumbuhannya terhambat. Kemungkinan juga diakibatkan adanya persaingan hara antara mikroorganisme
dan tanaman, karena kegiatan metabolik mikroorganisme yang meningkat pada perlakuan ini, sejalan dengan penurunan kadar minyak yang paling besar. Hal ini
mengakibatkan pertumbuhan tinggi tanaman maupun jumlah daun yang tidak signifikan seperti tampak pada Gambar 7, 9 dan 14 meskipun penambahan
kompos sebanding dengan volume tanah.
4.2.2.3 Pertumbuhan tanaman pada perlakuan 2A