mengetahui, learning to be belajar untuk menjadi jati dirinya, learning to do Belajar untuk mengerjakan sesuatu dan learning to life together belajar untuk
bekerja sama dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.
2.6 PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS
LINGKUNGAN dalam PEMBELAJARAN IPA di SD
Metode eksperimen dengan pembelajaran kooperatif berkaitan sangat erat, tidak terkecuali dengan lingkungan sebagai media belajar, tiga komponen ini
sangat terkait antara satu dengan lain. Perpaduan ketiga metode ini akan mempermudah siswa untuk mempelajari konsep-konsep di dalam pembelajaran
IPA. Seorang guru di dalam pembelajaran IPA dituntut menggunakan
keterampilan proses guna memperluas pengalaman belajar siswa, metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba, melakukan
sendiri, mengamati, menganalisis dan membuktikan dari konsep yang sedang di pelajari, sehingga akan memberi pengalaman pada setiap siswa.
Siswa sekolah dasar dalam perkembangannya masih saling bergantung dengan siswa yang lain, hal ini membuat siswa cenderung lebih senang
menghadapi permasalahan ataupun melakukan suatu pekerjaan secara bersama- sama dengan temannya, dengan pembelajaran kooperatif siswa akan saling
membantu, saling berinteraksi, serta saling bertukar pendapat dengan siswa yang lain di dalam proses pembelajaran IPA. Karakteristik siswa sekolah dasar masih
pada tataran operasional konkrit mengharuskan guru membuat konsep menjadi nyata bagi para siswa. Media Lingkungan dapat membawa siswa langsung ke
dalam dunia konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga anak tidak hanya menghayalkan materi saja.
Adapun langkah-langkah penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan pada pembelajaran IPA di SD adalah sebagai berikut:
1 Mendorong siswa mengajukan pertanyaan permasalahan berkaitan dengan
materi dan lingkungan yang dapat di eksperimenkan. 2
Membibing siswa merumuskan hipotesis. 3
Membimbing siswa menentukan variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol dari hipotesis yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.
4 Mengelompokkan siswa.
5 Menjelaskan langkah-langkah percobaan dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai media belajar. 6
Memberikan LKS dan membagi alat serta bahan percobaan dengan memanfaatkan benda-benda di lingkungan sekitar pada setiap kelompok.
7 Siswa melakukan percobaan.
8 Siswa menuliskan hasil percobaan.
9 Siswa mempresentasikan hasil percobaan.
10 Memberikan pertanyaan berkaitan hasil percobaan.
11 Membimbing siswa menyimpulkan hasil percobaan.
12 Pemberian evaluasi.
Seorang guru harus pandai-pandai memilih dan meramu berbagai metode dan media sehingga tercapai efektifitas pembelajaran yang optimal. Model
Pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik anak usia SD. Media yang digunakan harus sekonkrit mungkin sehingga pelaksanaan metode
dapat menjembatani interaksi antara siswa, guru, media, sumber belajar dan lingkungan belajar. Media konkrit dapat ditemukan di lingkungan sekitar sekolah
dengan sangat mudah terutama di sekolah yang berada di pedesaan. Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi ajar tertentu tidak sukar bagi kita untuk mencari
media belajarnya. Asalkan kita kreatif bereksplorasi mencari dan memilih media mana yang cocok diterapkan terkait dengan materi ajar yang sedang dibelajarkan.
2.7 KAJIAN EMPIRIS