Bab II ~ Transportasi
4 1
Angka 1 yang pada umumnya hanya dipakai sebagai kata bantu bilangan seekor, sebuah, sekeping, sebidang, dan sebagainya untuk menyatakan sesuatu
benda yang berwujud, dalam pembicaraan ini tidak dihitung. Seperti tertera di bawah ini, banyaknya tempat dan macamnya kombinasi.
Untuk hal-hal tertentu digunakan angka-angka lima kali atau lebih sebagai berikut:
orang : 3 - 4 - 5 - 6 - 8 , istimewa banyak 7 - 30 - 40
harimalam : 3 - 5 - 7 , istimewa banyak 7 - 10 - 20 - 40
senjata : 4 - 8 - 100 , istimewa banyak 7 - 10 - 20 - 40
perahu : 4 - 3 - 6 - 17, istimewa banyak 10 - 40
ukuran depan kati, hasta, dan sebagainya: 4 - 5 - 6 - 10 - 20 gajah kenaikan: 1000
b. Motif Mahkota
Mahkota adalah tanda kebesaran raja yang utama, lambang tahta kerajaan. Dalam teks HHT kita jumpai dua kali motif makota. Motif yang
pertama hanya sebagai tanda pengenal dalam kebiasaan sastra Melayu, sedang motif yang kedua adalah motif cerita yang menunjukkan arah cerita,
yang mengabdi kepada tema pokok. Anda perhatikan motif tersebut di bawah ini
Sang Pertala Dewa dari keinderaan mendapat dari tuan Puteri Gemala Rakna Pelinggam seorang anak laki-laki, amat baik parasnya serta keluar
dengan membawa mahkotanya sekali 1 : 6. Mahkota di sini tanda kebesaran raja, tempat segala kebaktian Hang
Tuah ditumpahkan. Jatuhnya mahkota berarti runtuhnya kerajaan dan jatuhnya makota ini oleh pengarangnya disamakan waktunya dengan jatuhnya keris
Hang Tuah yang disambar oleh buaya putih. Motif mahkota di sini membayangkan sebelumnya kepada raja, Hang
Tuah, dan semua orang Melayu serta semua pembaca, bahwa unsur-unsur dalam tema pokok menghadapi masa keruntuhannya. Di sini pun tanda-tanda
itu secara tegas dinyatakan, bahwa baginda selama hilang makotanya gila- gila sakit kepala dan tubuhnya demam, sehingga ia pun tahulah akan dirinya.
c. Motif Fitnah
Motif fitnah menggerakkan Raja Malaka mengutus Hang Tuah membunuh raja Inderapura. Sesampai di Inderapura Hang Tuah menyuruh
segala orang mencari yang membunuh Sang Si Tuah. Mana yang bertemu habis diambil, ditangkap, dan dibawa turun ke perahu.
Di sini kita lihat, ayah Sang Si Tuah dibunuh Hang Tuah karena ia durhaka, tetapi anak berhak akan kesetiaan Hang Tuah. Pembelaan terhadap anak
Hang Jebat berarti: 1
kesetiaan Hang Tuah terhadap sahabat karibnya, 2
sebagai motif cerita untuk memperlihatkan bahwa Hang Tuah dalam berbakti kepada tuannya meniadakan diri dan keluarga. Buktinya anaknya
sendiri baru mendapat arti setelah Hang Tuah dibuang dan mundur.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS
4 2
Tugas Mandiri Latihan
Dengan membawa sejumlah orang hukuman dari Inderapura Hang Tuah kembali ke Malaka. Raja sangatlah suka cita dan memeluk leher Hang
Tuah. Motif ikan todak dan motif fitnah yang mengenai Sang Si Tuah ini pun
dipakai untuk menojolkan kebaktian Hang Tuah kepada raja. Kesimpulan motif firnah:
1 merupakan motif pusat sepanjang teks,
2 dipakai untuk menunjukkan secara jelas kebaktian Hang Tuah,
3 dipakai sebagai motif cerita yang menggerakkan cerita lebih lanjut, antara
lain ke arah kebesaran kerajaan Keling yang turut mengangkat martabat Malaka.
4 sangat erat berkaitan dengan motif melindungi yang difitnah oleh
Bendahara, Raja Muda satu kali dan Hang Tuah dua kali. Apabila Bendahara tidak memberi perlindungan kepada Raja Muda dan Hang
Tuah, cerita tidak berkembang ke arah tema pokok.
5 dipakai untuk memperlihatkan dengan jelas watak-watak pelaku utama.
1. Secara mandiri, coba Anda mendeskripsikan kembali tokoh-tokoh dan
perwatakan dalam Hikayat Hang Tuah 2.
Setelah Anda simpulkan, Anda hubungan antartokoh di atas sehingga dapat membentuk alur cerita
3. Berdasarkan penggalan Hikayat Hang Tuah di atas, berlatihlah
mendeskripsikan kembali latar yang ada, baik itu latar waktu, latar tempat, maupun latar sosial.
Carilah sebuah contoh hikayat yang ada di perpustakaan sekolah Anda Setelah itu, tentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam hikayat tersebut Kerjakan
secara berkelompok 3-4 orang dan hasilnya serahkan kepada guru
Bab II ~ Transportasi
4 3
D. MENULIS RESENSI