Mengungkapkan dan Mendiskusikan Konflik dalam Novel

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS 9 6 b. Pahamilah bentuk tubuh dan gaya berpakaian, misalnya seorang bos memiliki bentuk tubuh yang gemuk dengan perut buncit dan selalu memakai jas dan dasi c. Bandingkanlah pilihan kata dan gaya berbicara masing-masing tokoh, misalnya gaya bicara mahasiswa dengan petani akan terlihat beda terutama pada pilihan kata-katanya. d. Pahamilah sikap seorang pelaku dalam menghadapi permasalahannya. Dari sini dapat terlihat bedanya antara orang yang sabar, bijaksana, arif dengan orang yang pemarah, putus asa. e. Perhatikanlah sikap pelaku lain terhadap seorang tokoh tersebut. Berbagai macam sikap dapat ditimbulkan dari sini misalnya sikap menyayangi, membenci, iri, cinta. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita sudah mempunyai bekal untuk dapat menilai dan mengambil kesimpulan mengenai watak seorang tokoh, misalnya: pemarah, penyabar, pemurah, lemah, kurang tegas, peragu, pemurung, penakut, atau watak yang lain. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penokohan antara lain: bacalah isi novel secara keseluruhan, tentukan watak masing-masing tokoh, klasifikasikan watak dari masing-masing tokoh tersebut. Setelah membaca sebuah novel, kita dapat mengklasifikasikasikan watak dari masing-masing tokoh. Misalnya, tokoh antagonis, protagonis, atau tritagonis.

2. Mengungkapkan dan Mendiskusikan Konflik dalam Novel

Secara intrinsik, novel dibangun dari beberapa unsur, di antaranya yaitu: latar, alur, tema, penokohan, amanat, dan sudut pandang. Pada bagian ini mengkhususkan pembicaraan mengenai konflik. Sebagian besar penceritaan mempunyai lebih dari satu tokoh. Tokoh-tokoh tersebut akan menjalin interaksi dan saling berkomunikasi. Namun, komunikasi tersebut biasanya tidak terjadi secara mulus kesemuanya. Sebagian di antaranya sengaja dibuat tidak serasi hubungan mereka. Dengan berbagai gaya itulah, penulis cerpen mulai membangun ketegangan-ketegangan yang mengarah terjadinya konflik. Sebuah karangan akan terasa bagus apabila konflik yang terjadi diarahkan secara logis sehingga penikmat pembaca atau pendengar dapat menerima jalan cerita tersebut. Untuk mendapatkan konflik yang masuk akal, biasanya penulis cerpen dapat mengatur tempo: kapan konflik itu mulai terjadi, kapan konflik itu meledak sebagai klimaks penceritaan, dan kapan konflik itu dapat diatasi sebagai peleraiannya. Semua itu tampak jelas dalam alur penceritaan. Bab IV ~ Kegemaran 9 7 Coba perhatikan, berikut ini merupakan gambar pengaturan emosi untuk membangun konflik secara logis. Keterangan: 1. Kenalilah tokoh-tokoh yang ada pada awal penceritaan. 2. Lanjutkanlah pada bagian ke-2, tokoh-tokoh sudah mulai mempunyai permasalahan- permasalahan, baik pro dan kontranya. 3. Cermatilah permasalahan yang kontra mulai memanas dan menjadi konflik yang serius. 4. Lanjutkanlah pada tahap ke-4 tahapan ini konflik yang tidak terbendung akhirnya memecah pada klimaks penceritaan. 5. Carilah solusi yang tepat sehingga pada tahap ke-5 ini terjadi penurunan ketegangan dan menjadi peleraiannya. Konflik yang terjadi merupakan hal yang menguntungkan karena ketegangan-ketegangan itu dapat dilihat permasalahannya baik kekurangan dan kelebihannya. Setelah Anda menemukan konflik, selanjutnya cobalah untuk mendiskusikan konflik-konflik yang Anda temukan tersebut dengan tata cara diskusi yang benar. Diskusi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila masing- masing peserta diskusi mengungkapkan pendapat dan gagasannya masing- masing, sehingga pada akhirnya akan tercapai kesepakatan bersama.

3. Memahami Unsur Intrinsik Sebuah Novel