Interaksi Antar Agen dalam Sistem Multi Agen. Karakteristik dan Atribut Agen

24 Sistem Multi Agen Menurut Nwana Nwana, 1996. dalam Romi, 2003, konsep agen sudah dikenal lama dalam bidang AI Artificial Intelligence, tepatnya dikenalkan oleh seorang peneliti bernama Carl Hewitt Hewitt, 1977. dalam Romi, 2003 dengan concurrent actor modelnya pada tahun 1977. Dalam modelnya Hewitt mengemukakan teori tentang suatu obyek yang yang disebut actor, yang mempunyai karakteristik menguasai dirinya sendiri, interaktif, dan bisa merespon pesan yang datang dari lain obyek sejenis. Dari berbagai penelitian berhubungan dengan hal diatas, kemudian lahirlah cabang ilmu besar yang merupakan turunan dari AI yaitu Distributed Artificial Intelligence DAI, yang antara lain membawahi bidang penelitian, Distributed Problem Solving DPS, Parallel Artificial Intelligence PAI, dan Multi Agent System MAS. Di dalam kamus Webster’s New World Dictionary Guralnik, 1983. dalam Romi, 2003, agen didefinisikan sebagai: A person or thing that acts or is capable of acting or is empowered to act, for another. Caglayan mendefinisikan agen sebagai: Suatu entitas software komputer yang memungkinkan user pengguna untuk mendelegasikan tugas kepadanya secara mandiri autonomously. Kemudian beberapa peneliti lain menambahkan satu point lagi, yaitu bahwa agen harus bisa berjalan dalam kerangka lingkungan jaringan network environment Brenner et. al., 1998. dalam Romi, 2003. Definisi agen dari para peneliti lain pada hakekatnya adalah senada, meskipun ada yang menambahkan atribut dan karakteristik agen ke dalam definisinya. Secara lengkap definisi agen dan komparasinya, dirangkumkan oleh Franklin dalam makalahnya Franklin et. al., 1996. dalam Romi, 2003.

1. Interaksi Antar Agen dalam Sistem Multi Agen.

Ada 4 jenis interaksi antar agent dalam kerangka MAS, yaitu: - Cooperation : Menampakkan tujuan dan knowledge yang dimiliki ke agen lain. Pada interaksi cooperation, dua agen tersebut memiliki tujuan yang sama. 25 - Coordination : Menampakkan tujuan dan knowledge yang dimiliki ke agen lain. Pada interaksi coordination, dua agen tersebut memiliki tujuan yang berbeda. - Loose Competition: Menampakkan tujuan dan menyembunyikan knowledge yang dimiliki ke agen lain. - Strict Competition : Tidak menampakkan tujuan maupun knowledge yang dimiliki ke agen lain.

2. Karakteristik dan Atribut Agen

a. Autonomy Agen dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi secara langsung oleh user, agen lain ataupun oleh lingkungan environment. Untuk mencapai tujuan dalam melakukan tugasnya secara mandiri, agen harus memiliki kemampuan kontrol terhadap setiap aksi yang mereka perbuat, baik aksi keluar maupun kedalam Woolridge et. al., 1995. dalam Romi, 2003.. Dan satu hal penting lagi yang mendukung autonomy adalah masalah intelegensi intelligence dari agen. b. Intelligence, Reasoning, dan Learning Setiap agen harus mempunyai standar minimum untuk bisa disebut agen, yaitu intelegensi intelligence. Dalam konsep intelligence, ada tiga komponen yang harus dimiliki: internal knowledge base, kemampuan reasoning berdasar pada knowledge base yang dimiliki, dan kemampuan learning untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan. c. Mobility Khusus untuk mobile agen, dia harus memiliki kemampuan yang merupakan karakteristik tertinggi yang dia miliki yaitu mobilitas. Berkebalikan dari hal tersebut adalah stationary agent. Bagaimanapun juga keduanya tetap harus memiliki kemampuan untuk mengirim pesan dan berkomunikasi dengan agen lain. d. Delegation Sesuai dengan namanya dan seperti yang sudah kita bahas pada bagian definisi Agen, agen bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yang 26 diperintahkan oleh user. Fenomena pendelegasian delegation ini adalah karakteristik utama suatu program disebut agen. e. Reactivity Karakteristik agen yang lain adalah kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi dengan adanya perubahan informasi yang ada dalam suatu lingkungan enviornment. Lingkungan itu bisa mencakup: agen lain, user, adanya informasi dari luar, dan sebagainya. f. Proactivity dan Goal-Oriented Sifat proactivity boleh dikata adalah kelanjutan dari sifat reactivity. Agen tidak hanya dituntut bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, tetapi juga harus mengambil inisiatif langkah penyelesaian apa yang harus diambil. Untuk itu agen harus didesain memiliki tujuan goal yang jelas, dan selalu berorientasi kepada tujuan yang diembannya goal-oriented. g. Communication and Coordination Capability Agen harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan user dan juga agen lain. Masalah komunikasi dengan user adalah masuk ke masalah user interface dan perangkatnya, sedangkan masalah komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dengan agent lain adalah masalah sentral penelitian multi agent system MAS.

3. Klasifikasi Agen