12 2 informasi yang tepat pada lokasi, dan 3 operasi yang tepat pada waktunya
pada tempat yang membutuhkan, yang mana keragaman spasial spatial variability sebelumnya sudah dijabarkan, sehingga pengaturan masukan
pertanian untuk kebutuhan tempat tertentu pada setiap lokasi di lahan dapat dilakukan. Peralatan equipment untuk melakukan variable-rate application
disebut Variable-Rate Technology VRT Kuhar, 1997. Metode dasar untuk implementasi VRA adalah:
a. Map-based VRA
Metode ini mengatur laju aplikasi application rate bahan berdasarkan informasi dalam peta elektronis dari sifat lahan. Sistem
dengan metode ini harus mampu menentukan posisi mesin di dalam lahan dan menghubungkan posisi tersebut terhadap laju aplikasi yang diinginkan
dengan membaca peta. Laju aplikasi didefinisikan sebagai volume dari bahan yang diaplikasikan per satuan luas atau berat dari bahan yang
diaplikasikan per satuan luas. Pada kecepatan jalan kendaraan aplikator penglihatan ke depan
looking ahead pada peta untuk perubahan laju berikutnya menjadi fungsi pengontrol. Prosedur penglihatan ke depan diperlukan untuk menghitung
waktu yang diperlukan peralatan untuk mengatur laju aliran bahan sesudah keputusan dibuat untuk merubah laju aplikasi. Komponen utama sistem
kontrol otomatis pada map based VRA adalah : - sensors
- postioning, pressureflow, ground speed - controllers
- actuators
b. Sensor-based VRA
Metode ini menggunakan data dari real-time sensors peta laju aplikasi untuk mengontrol secara elektronis operasi-operasi site-specific field. Real-
time sensors beroperasi mengukur sifat tanah dan karakteristik tanaman, selanjutnya sistem kontrol VRA secara otomatis menggunakan data sensor
untuk memadukan masukan seperti pupuk atau herbisida sesuai kebutuhan tanah dan tanaman. Sensor harus dapat memberikan aliran data yang
13 berkesinambungan pada pengontrol sehingga masukan dapat diubah-ubah
mencakup luasan-luasan kecil di seluruh lahan. Komponen utama sistem kontrol otomatis pada sensor-based VRA
adalah : - sensors
– soilplant - pressure flow
- ground speed controllers - actuators
Sampai saat ini, aplikasi VRT telah banyak dikembangkan terutama untuk pupuk dan herbisida, namun demikian operasi-operasi lahan yang
lain juga dapat menggunakan VRT, yaitu pengolahan tanah dan penyiapan lahan, penanaman, aplikasi pupuk kandang, pemberantasan hama dan
penyakit, sistem air dan irigasi, diagnosa tanaman, dan pemanenan Kuhar, 1997.
b.1. Pemupukan Aplikasi VRT pada pemupukan telah banyak dikembangkan,
contoh yang tersedia secara komersial untuk sistem dengan kontrol sensor based adalah Soil Doctor sebagai produksi dari Crop
Technology, Inc., Houston, TX. Soil Doctor dirancang untuk mengelola pupuk dan bahan kimia pertanian secara otomatis dengan
baik. Alat ini menggunakan 2 atau 3 coulter yang berhubungan dengan tanah yang berfungsi sebagai sebuah susunan sensor tunggal.
b.2. Pemberantasan hama pesticide application Mengidentifikasi gulma yang sedang tumbuh di tengah-tengah
tanaman adalah sesuatu yang sangat sulit. Sensor yang dapat menggunakan bentuk dan warna daun untuk mengenal gulma dari
tanaman akan membantu membawa VRA pada penanganan gulma Kuhar, 1997. Sistem atau sensor yang mengenal gulma dengan
VRT yang membawa bermacam pestisida, akan memungkinkan penanganan gulma dengan baik. Jika gulma diketahui lokasinya dan
teridentifikasi, maka bahan kimia yang sesuai dapat diaplikasikan untuk itu.
14 b.3. Diagnosa tanaman crop diagnosis
Penyakit atau kekurangan hara mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hasil, seringkali ditunjukkan melalui pewarnaan daun
yang luar biasa atau tidak teratur, pola kehitaman pada daun-daun tanaman. Sistem mesin visi machine vision systems memungkinkan
pemantauan penyakit tanaman atau kekurangan hara untuk keperluan perlakuan yang tepat.
Gulma
Gulma adalah tumbuhan penganggu bukan tumbuhan yang sengaja dibudidayakan yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya atau tumbuhan yang
tumbuh disekitar tanaman pokok tanaman yang sengaja ditanam atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat area yang tidak diinginkan oleh si penanam
sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut. Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang
mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan
kerugian Martin, 2006. Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat
menimbulkan berbagai masalah antara lain : - Terjadinya kompetisi dengan tanaman pokok tanaman budidaya dalam hal
penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.
- Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin racun, berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan
menghambat pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah allelopati.
- Sebagai tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat
berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya.
- Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
15 - Dapat menurunkan kualitas produksi dari tanaman budidaya, misalnya dengan
tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.
Sifat-sifat Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu, yang umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-
sifat dari gulma tersebut antara lain: -
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi.
- Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai daerah
yang lembab. -
Memiliki kemampuan untuk mengadakan regenerasi atau perkembangbiakan memperbanyak diri besar sekali, khususnya pada gulma perennial. Gulma
perennial gulma yang hidupnya menahun dapat pula menyebar luas dengan cara perkembangbiakan vegetatif disamping secara generatif.
- Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak.
Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan bentuk daun, daerah tempat hidup habitat, daur atau siklus hidup,
sifat botani dan morfologi, serta cara perkembangbiakan.
a. Penggolongan berdasarkan bentuk daun