Masnur 2007 : 11 bahwa salah satu syarat pokok pekerjaan profesional adalah tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang
pendidikan akademik sesuai dengan profesinya maka semakin tinggi pula tingkat keahliannya.
Guru juga cenderung setuju bahwa relevansi mengajar perlu diperhatikan dalam uji sertifikasi. Untuk menjadi guru mata pelajaran ekonomi harus berasal
dari pendidikan di bidang ekonomi. Guru juga memiliki persepsi bahwa Sarjana ekonomi non kependidikanpun dapat menjadi pendidik yang profesional, karena
dari segi isi materi sudah relevan dengan yang diajarkan.
4.3.2 Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan
pelatihan merupakan
kegiatan yang
mampu mengembangkan wawasan dan kemampuan guru dalam mengajar. Apersepsi guru
terhadap komponen ini tinggi. Ini menunjukkan bahwa guru setuju komponen pendidikan dan latihan dijadikan salah satu indikator untuk mengukur
profesionalisme guru, mengingat pentingnya kegiatan diklat karena dapat menambah ilmu yang mereka miliki. Persepsi ini sesuai dengan apa yang
dikatakan Haluan 27 Mei: 2001 bahwa supaya menjadi panutan guru harus senantiasa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, serta harus senantiasa
mendapat pelatihan Hadinto, 2004 : 11. Sebagian besar guru setuju bahwa mengikuti diklat merupakan kewajiban bagi seorang guru apalagi dengan
banyaknya kesempatan yang diberikan pemerintah. Namun demikian ada pula yang berpendapat bahwa kesempatan mengikuti diklat yang diselenggarakan
pemerintah masih sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak meratanya
informasi kepada setiap sekolah ataupun tidak meratanya informasi dari kepala sekolah kepada masing-masing guru.
Berdasarkan hasil penelitian guru cenderung setuju bahwa padatnya tugas mengajar menjadi hambatan bagi sebagian besar guru dalam mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan. Kondisi ini memang dilematis. Di satu sisi guru perlu mengikuti pelatihan untuk mengembangkan keilmuannya, namun di sisi lain tugas
menjadi pengajar tidak dapat ditinggalkan. Mengajar adalah tugas pokok bagi seorang guru. Dalam kondisi ini guru harus pandai mengatur jadwal ataupun
bertukar jadwal dengan guru lain. Sebagian besar lagi guru berpendapat tidak setuju jika semakin tinggi tingkatan diklat semakin meningkatkan mutu guru. Jadi
menurutnya, diklat ditingkat Provinsi belum tentu menjadikan guru lebih bermutu dibandingkan dengan diklat-diklat di tingkat bawahnya. Persepsi ini
mengindikasikan bahwa pelatihan-pelatihan yang dilakukan di lingkungan Dinas Pendidikan belum digarap secara serius, sehingga pelatihan hanyalah sebuah
kegiatan untuk refresing semata. Persepsi ini mungkin juga disebabkan karena kesulitan memperoleh kesempatan untuk mengikuti diklat pada tingkatan yang
lebih tinggi sehingga belum merasakan kebermanfaatannya.
4.3.3 Pengalaman Mengajar