7 Peserta yang tidak lulus direkomendasikan oleh LPTK
penyelenggara sertifikasi sebagai berikut : a. Melakukan
berbagai kegiatan
untuk melengkapi
dokumen portofolio. b. Mengikuti diktat profesi guru di LPTK penyelenggara
sertifikasi dan diakhiri dengan uji kompetensi yang pelaksanaannya difasilitasi oleh Dinas Pendidikan
Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota. c. Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti
tujuan ulang sebanyak dua kali, dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila tidak lulus
peserta diserahkan kembali ke dinas pendidikan KabupatenKota.
2.4. Kerangka Berfikir
Pendidikan yang bermutu tinggi manakala dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang tinggi baik dari segi intelektualitas
maupun dari segi moral. Dalam mewujudkan mutu pendidikan yang tinggi tidak hanya bergantung pada satu komponen saja tetapi seluruh komponen
dalam pendidikan yaitu meliputi siswa, materi, media, sarana dan prasarana, kurikulum, biaya dana. Semua komponen pendidikan tidak
dapat dimanfaatkan dengan baik dalam mewujudkan mutu pendidikan yang tinggi apabila tanpa didukung dengan keberadaan guru yang selalu
berupaya memberikan gagasan, ide, dan perniliran dalam bentuk perilaku
dan sikap yang baik dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Undang - Undang guru dan dosen menyatakan bahwa sertifikasi sebagai bagian dari peningkatan mutu guru dan peningkatan
kesejahteraannya. Oleh karena itu, lewat sertifikasi diharapkan guru menjadi pendidik yang profesional, yaitu yang berpendidikan minimal S-1
D-4 dan berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat pendidik setelah dinyatakan lulus uji
kompetensi. Menurut Yamin, Martinis 2007: 6 Guru merupakan ujung
tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan, untuk itu peningkatan pendidikan harus dilakukan melalui upaya
peningkatan kualitas guru.Saat ini negara sedang berupaya untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik yang sudah ada serta meningkatkan
martabat dan kesejahteraan guru dengan jalan melakukan sertifikasi guru. Upaya tersebut dilakukan karena pekerjaan guru dianggap sebagai suatu
profesi. Sertifikasi merupakan serangkaian kegiatan untuk menilai kemampuan guru dan dosen untuk mengetahui layak atau tidaknya seorang
guru atau dosen melaksanakan profesi sebagai pendidik secara porofesional dengan memberikan bukti formal berupa sertifikat pendidik.
Dalam pelaksanaannya dilakukan melalui uji portofolio, yaitu melalui pengumpulan berkas- berkas yang telah menjadi syarat ketentuan.
Keprofesionalan mereka selama menjabat akan dinilai berdasarkan point- point dari berkas yang mereka kumpulkan.
Persepsi seseorang dipengaruhi berbagai faktor yang menyebabkan seseorang memberikan interpretasi yang berbeda dengan orang lain.
Faktor- factor tersebut antara lain faktor fungsional, struktural, situasionai, personal. Hasil uji portofolio merupakan suatu stimulus bagi guru yang
akan membentuk suatu persepsi pada masing-masing individu terhadap sertifikasi yang saat ini masih baru dalam dunia pendidikan di negara kita.
Berdasarkan keterangan
diatas dapat
dirumuskan bahwa
kemampuan guru dalam memenuhi 10 komponen yang diujikan sangat menentukan keberhasilan guru dalam melakukan uji portofolio pada
sertifikasi guru. Jadi dalam hal ini persepsi guru terhadap pelaksanaan uji portofolio dipengaruhi oleh aspek- aspek penilaian dalam sertifikasi guru.
Sehingga dengan demikian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran persepsi guru tentang pelaksanaan penilaian portofolio dalam uji
sertifikasi guru dalam jabatan.
Alur pemikiran diatas dapat diilustrasikan seperti bagan sebagai berikut :
2.5. Hipotesis