Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru dan masa kerja guru.

(1)

ix

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN

GURU, DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heru Krisnawan Seputra

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi

guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)

perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja

guru.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul

pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada

guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160

guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru

terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (F

hitung

= 2,633

< F

tabel

= 3,058), (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru (F

hitung

= 2,263 < F

tabel

= 2,290), (3) tidak

ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa

kerja guru (F

hitung

= 1,842 < F

tabel

= 2,005).


(2)

x

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S

PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,

LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE

SERVICE

A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul

Regency

Heru Krisnawan Seputra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know the different perception of the

teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s

educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service

This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul

Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The

population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was

one-way annava

The results of this research show that isn’t any difference of teacher’s perception

towards certifying of teacher’s perceived from (1) teacher’s educational level (F

count

=

2,633 < F

table

= 3,058), (2) level of professional (F

count

= 2,263 < F

table

= 2,290), (3) the

period of the service (F

count

= 1,842 < F

table

= 2,005).


(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM

JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,

GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Heru Krisnawan Seputra

NIM : 011334035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

“Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”

- FILIPI 4:11


(7)

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

:

Heru Krisnawan Seputra

Nomor Mahasiswa

:

011334035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM

JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,

GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 11 Februari 2009

Yang menyatakan


(9)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai

tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bayak bimbingan, saran,

masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengahturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3.

Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar

membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat,

dorongan untuk kesempurnaan skripsi ini serta pelajaran hidup yang sangat

berharga. Terimakasih untuk semuanya.

4.

Ibu Catur dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan nasehat,


(10)

vii

bantuan, sharing serta pelajaran hidup yang sangat berharga bagi penulis.

Terimaksih ya Bu…

5.

Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada

penulis selama kuliah

6.

Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala bantuan dan

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

7.

Bapak F. Pardjiman dan Ibu Yunarmi yang tercinta, yang tidak pernah lelah

memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil serta

memberikan semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai

bapak ibu tercinta.

8.

Mas Iwan dan kedua adikku Dik Aji dan Dik Adi, untuk semangat dan doanya,

Aku sayang kalian semua

9.

Agatha T Hesti Lestari, S.Pd. terimakasih atas doa, semangat serta kesabaran

yang telah diberikan kepada penulis.

10.

Temanku Yunatan Aribawa “teklek” dan Dwi Widyanto “duwek” terimakasih

atas dukungan dan bantuan serta bimbingan yang telah kalian berikan kepada

penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya ya prend…

11.

Temanku Pius, Jaya, Simon, Andri, Agus dan Yo, terimakasih atas semangatnya

12.

Buat teman-teman angkringan, Mas Heri “juragan kertas”, Wanto “bodonk”,

Wgy, Si Cak, Tri “pesek”, dan Cahyadi, akhirnya aku lulus juga prend…

13.

Buat Moko 2003 yang menjadi teman seperjuangan skripsi, thanks bro...

14.

Teman – teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi 2001


(11)

viii

15.

Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

yang tidak dapat disebut satu persatu

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan

demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya

Yogyakarta,04 November 2008

Penulis


(12)

ix

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN

GURU, DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heru Krisnawan Seputra

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi

guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)

perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja

guru.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul

pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada

guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160

guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru

terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (F

hitung

= 2,633

< F

tabel

= 3,058), (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru (F

hitung

= 2,263 < F

tabel

= 2,290), (3) tidak

ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa

kerja guru (F

hitung

= 1,842 < F

tabel

= 2,005).


(13)

x

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S

PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,

LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE

SERVICE

A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul

Regency

Heru Krisnawan Seputra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know the different perception of the

teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s

educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service

This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul

Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The

population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was

one-way annava

The results of this research show that isn’t any difference of teacher’s perception

towards certifying of teacher’s perceived from (1) teacher’s educational level (F

count

=

2,633 < F

table

= 3,058), (2) level of professional (F

count

= 2,263 < F

table

= 2,290), (3) the

period of the service (F

count

= 1,842 < F

table

= 2,005).


(14)

xi

DAFTAR ISI

HAL JUDUL

...

i

HAL PENGESAHAN

...

ii

MOTTO

...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

...

v

KATA PENGANTAR

...

vi

ABSTRAK

...

ix

ABSTRACT

...

x

DAFTAR ISI

...

xi

DAFTAR TABEL

...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Batasan Masalah ...

4

C.

Rumusan Masalah ...

5

D.

Tujuan Penelitian ...

5

E.

Manfaat Penelitian ...

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Pengertian Persepsi ...

7

B.

Guru ...

10

C.

Sertifikasi Guru ...

14


(15)

xii

E.

Golongan Jabatan ...

21

F.

Masa Kerja ...

22

G.

Kerangka Berfikir ...

31

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 28

B.

Lokasi dan Waktu Penelitian ...

28

C.

Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D.

Populasi dan Sampel ...

29

E.

Operasional Variabel ...

29

F.

Teknik Pengumpulan Data ...

34

G.

Teknik Pengujian Instrumen ...

34

1. Pengujian Validitas ...

34

2. Pengujian Reabilitas ...

37

H.

Teknik Analisis Data ...

38

1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas ...

38

a. Uji Normalitas ...

38

b. Uji Homogenitas ...

39

2. Pengujian Hipotesis ...

39

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

Diskripsi Data ...

43

1. Deskripsi Responden Penelitian ...

43

a. Tingkat Pendidikan Guru ...

44

b. Golongan Jabatan Guru ...

45


(16)

xiii

2. Deskripsi Variabel Penelitian ...

46

B.

Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas.. ...

52

1. Uji Normalitas ...

52

2. Uji Homogenitas ...

55

C.

Pengujian Hipotesis ...

56

1. Hipotesis Pertama (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Pendidikan ...

56

2. Hipotesis Kedua (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan ...

57

3. Hipotesis Ketiga (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ...

58

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ...

59

1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari

Tingkat Pendidikan Guru ...

59

2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru ...

62

3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Ditinjau dari Masa Kerja Guru ...

65

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

A.

Kesimpulan ...

69

B.

Keterbatasan Penelitian ...

70

C.

Saran

...

70

DAFTAR PUSTAKA

...

73


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam

Jabatan ...

30

Tabel 3.2 Operasional Variabel Tingkat Pendidikan Guru ...

32

Tabel 3.3 Operasional Variabel Golongan Jabatan Guru ...

33

Tabel 3.4 Operaional Variabel Masa Kerja Guru ...

33

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ...

36

Tabel 3.6 Tabel Persiapan Anava ...

41

Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ...

43

Tabel 4.2 Deskripsi Responden menurut Tingkat Pendidikan Guru ...

44

Tabel 4.3 Deskripsi Responden menurut Golongan Jabatan Guru ...

45

Tabel 4.4 Deskripsi Responden menurut Masa Kerja Guru ...

45

Tabel 4.5 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ...

47

Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari

Aspek

Kepribadian

...

48

Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari

Aspek

Pedagogik

...

49

Tabel 4.8 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari

Aspek

Profesional

...

50

Tabel 4.9 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari Aspek Sosial ...

51


(18)

xv

Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ...

55

Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian ...

57


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ...

75

Lampiran 2 Data Prapenelitian ...

79

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ...

80

Lampiran 4 Data Induk Penelitian ...

81

Lampiran 5 Deskripsi Data ...

88

Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas ...

94

Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ...

97

Lampiran 8 Tabel f ...

98


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Institusi pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada kebutuhan material jangka pendek tetapi harus menyentuh nilai-nilai dasar yaitu memberikan perhatian secara mendalam aspek etika moral dan spiritual yang luhur. Agar dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan yang mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Guru merupakan komponen paling menentukan keberhasilan pendidikan karena ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Guru yang profesional berarti guru yang bersangkutan mampu menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan


(21)

manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam perwujudannya, tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan karena pada saat ini banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil, tetapi tidak memiliki tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Dampaknya seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat dan bangsa Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya standar kompetensi dan sertifikasi guru, agar guru-guru memenuhi standar dan lisensi sesuai dengan kebutuhan.

Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah (9) pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departeman Pendidikan Nasional,2007:1)

Dalam praktiknya, berkembang berbagai persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini disebabkan adanya ketentuan-ketentuan


(22)

3

administrasi yang harus dipenuhi seorang guru. Penelitian ini akan memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik seorang guru. Kualifikasi guru di sekolah secara umum menjadi ukuran kualitas seorang guru. Tidak semua guru di sekolah mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai (D4/S1). Masih banyak ditemukan guru dengan tingkat pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Perbedaan kualifikasi akademik guru diduga kuat menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda. Hal demikian disebabkan kualifikasi akademik minimal yang dituntut dalam sertifikasi guru dalam jabatan adalah berpendidikan D4/S1.

Persepsi guru berhubungan dengan pengalaman mengajar seorang guru. Pengalaman mengajar merupakan masa kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. Setiap guru mempunyai masa kerja yang berbeda-beda. Perbedaan masa kerja tersebut diduga akan menyebabkan cara pandang guru akan berbeda pula. Pada guru yang memiliki masa kerja lama diduga kuat akan memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan dengan guru yang pengalaman mengajar baru. Hal ini disebabkan komponen-komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan memungkinkan guru yang telah lama mengajar memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru mengajar.


(23)

Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam mengajar, prestasi, masa kerja dan sebagainya. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru, maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Sejalan dengan adanya sertifikasi guru, diduga kuat perbedaan golongan jabatan guru ini akan menyebabkan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Pada guru yang memiliki golongan jabatan tinggi diduga memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan dengan guru yang bergolongan jabatan rendah. Hal ini disebabkan semakin tinggi golongan jabatan guru maka tingkat kesejahteraan guru akan semakin terpenuhi.sehingga dalam menjalankan tugas sebagai pendidik akan maksimal karena guru tersebut tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru, Golongan Jabatan Guru, dan Masa Kerja Guru”, Penelitian merupakan studi kasus pada Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan Penelitian ini memfokuskan pada tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.


(24)

5

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru ditinjau dari masa kerja guru.


(25)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.


(26)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persepsi

Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya.

Menurut Irwanto (1989:55) persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala ataupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Rangsang-rangsang yang diterima dan inilah yang menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Masidjo (1995:96) menambahkan bahwa tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Sedangkan Thoha (2004) menyatakan persepsi sebagai proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi


(27)

fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi merupakan hasil pemaknaan terhadap pesan.

Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel, 1986:161). Sedangkan Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang dipersepsikan.

Dalam kenyataannya, terhadap objek sama individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi konkret dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang lainnya. Pareek dalam Desy Arisandy 1984,http:// www.journal-psyche.com mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:


(28)

9

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Menurut Wilson dalam Munir 2000, http://www.munir.or.id/ faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu:

1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari:

a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif.

b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk

dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

c. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk

menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.

d. Conditioned stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.

2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :

a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon

terhadap istirahat.

b. Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik.

c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian. d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman


(29)

B. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

2. Peranan guru

Menurut Oliver dalam Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

a. guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebutu juga sebagai penceramah pada zaman itu


(30)

11

b. guru sebagai orang sumber (resource person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

c. guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

d. guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

e. guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

f. guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

g. guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

h. guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

i. guru sebagi penyusun program. Guru merancangkan pelajaran. Menyusun desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun secara kelompok.

j. guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan belajar). Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai stimulus, seperti penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.

3. Kode etik guru

Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):

a. guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.


(31)

c. guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

e. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f. guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g. guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h. guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

4. Prinsip guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan


(32)

13

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

5. Tanggungjawab Guru

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Tanggungjawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini. (Mulyasa,2007:18)

a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam pergaulan hidup sehari-hari

b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan disekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum (KTSP), silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pemebelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.

c. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus turut serta mengsukseskan pembangunan, yang harus kompeten dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.


(33)

d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

C. Sertifikasi Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memilki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagi guru dalam interval waktu tertentu. Portofolio juga berfungsi sebagai : (1) wahana guru untuk menampilkan


(34)

15

dan/tau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktifitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagi representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, komponen portofolio meliputi : 1. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai

sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1,S2,S3) maupun non gelar ( D4 atau Post Graduate Diploma), baik didalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2. Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari penyelenggara diklat.

3. Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas


(35)

dari lembaga yang berwenang. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lemmbaga yang berwenang.

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajran , skenario pembelajaran dan penilaian hasil belajar bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran yang diketahui/disahkan oleh atasan.

5. Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial yang meliputi yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan format penilaian atasan terlampir 6. Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait

dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara baik tingkat kecamatan, kabupaten /kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik dan pembimbingan teman sejawat dan atau siswa. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.


(36)

17

7. Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi atau nasional: artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama satu semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah, yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber dan sertifikat/piagam bagi peserta.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus dan bukan hanya sebagai anggota di suatu organisasi kependidikan dan sosial. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala lab dan pembina kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan pengurus di bidang sosial antara lain menjabat ketua RW,


(37)

Ketua RT dan pembina kegiatan keagamaan. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang. 10.Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu perhargaan

yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualikatif, dan relevansi baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan

Wibowo (2004:35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan menyediakan rambu-rambu

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan

5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut,(Mulyasa,2007:35)

1. Pengawasan Mutu

1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.

2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.

3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.

4) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme


(38)

19

2. Penjamin Mutu

1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna.

2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan atau pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

D. Tingkat Pendidikan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Ada 3 jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ini, yaitu :


(39)

1. Pendidikan formal

Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

2. Pendidikan nonformal

Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus. 3. Pendidikan informal

Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.

Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68) yaitu :

1. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun.

2. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Tahun (S2) 3. Program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun (S3)

4. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut : a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun

b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun c. Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun


(40)

21

Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:

1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.

2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.

3. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.

4. Akta IV dengan beban kresit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.

5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi di luar kependidikan.

E. Golongan Jabatan

Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.

Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut :

1. I/a : Juru Muda

2. I/b : Juru Muda Tingkat I 3. I/c : Juru


(41)

4. I/d : Juru Tingkat I 5. II/a : Pengatur Muda

6. II/b : Pengatur Muda Tingkat I 7. II/c : Pengatur

8. II/d : Pengatur Tingkat I 9. III/a : Penata Muda 10.III/b : Penata Muda Tingkat I 11.III/c : Penata

12.III/d : Penata Tingkat I 13.IV/a : Pembina 14.IV/b : Pembina Tingkat I 15.IV/c : Pembina Utama Muda 16.IV/d : Pembina Utama Madya 17.IV/e : Pembina Utama

F. Masa Kerja Guru

Masa kerja guru adalah pengalaman guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. Untuk menjadi seorang guru, pendidikan terakhir yang harus dimiliki minimal adalah lulusan D2 dan memiliki akta mengajar, atau dapat pula dengan memiliki ijazah D2 FKIP. Untuk menjalani profesi guru, dibutuhkan jiwa mendidik dan profesional dalam menekuni bidang tersebut. Perjuangan untuk menjadi pendidik tidak hanya berhenti saat diterima mengajar di suatu sekolah. Perjuangan berikutnya adalah


(42)

23

memperoleh status. Guru yang bisa bernafas lega adalah guru yang merupakan pegawai negeri atau guru negeri serta guru yang telah diangkat menjadi guru tetap yayasan. Guru tidak tetap maupun guru honorer adalah guru yang masih harus memperjuangkan statusnya.

Status kepegawaian mendorong seorang guru untuk mempertahankan pekerjaannya. Seorang guru honorer atau guru tidak tetap yang dalam kurun waktu tertentu tidak kunjung diangkat akan memunculkan dorongan bagi mereka untuk berpindah profesi. Berbeda halnya dengan guru yang telah lama menjadi guru tetap atau guru negeri. Lama menjalani profesi keguruan juga akan menyebabkan mereka memiliki kualitas yang berbeda dalam segala hal. Sebagai contoh, guru tidak tetap akan bekerja sebaik mungkin agar dia dipertimbangkan untuk dapat diangkat menjadi guru tetap. Guru yang telah 5 tahun mengajar tentu akan memiliki cara mengajar yang berbeda dibandingkan dengan guru yang baru 2 tahun mengajar atau bahkan guru yang telah 30 tahun mengajar. Tetapi lama seorang guru dalam menjalani profesi keguruan tidak seutuhnya menjamin bahwa guru yang lebih lama mengajar akan memiliki kualitas yang lebih baik. Mungkin guru tersebut lebih unggul pada pengalaman dibanding dengan guru-guru baru. Tetapi guru yang baru mungkin memiliki memiliki kemampuan yang juga lebih baik, misalnya kemampuan dalam memanfaatkan komputer dan penggunaan teknologi dalam pengajarannya.


(43)

G. Kerangka Berpikir

1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun non gelar (D4/Post Graduate Diploma) baik di dalam maupun di luar negeri.

Guru yang satu dengan guru yang lain ada kemungkinan mempunyai tingkat pendidikan formal yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh guru maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada bidang pendidikan sesuai dengan profesinya. Selain itu juga semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah. Guru dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D3 atau dibawahnya. Dengan semakin luasnya wawasan, keinginan yang tinggi untuk mengembangkan prestasi, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang berbeda ini maka pandangan guru terhadap persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan


(44)

25

berbeda pula. Cara pandang inilah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi guru dalam memandang sertifikasi guru dalam jabatan.

Dalam uji Sertifikasi Guru Dalam Jabatan yang menentukan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru tersebut mengikuti uji sertifikasi yaitu pendidikan gelar (S1/S2/S3) maupun non gelar (D4). Guru yang berpendidikan S1,S2,S3 maupun guru yang non gelar (D4) akan lebih mudah untuk memenuhi syarat-syarat uji sertifikasi guru dalam jabatan khususnya dalam hal kualifikasi akademik. Hal ini akan berbeda dengan guru yang berpendidikan dibawah S1 atau D4.

Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru.

Penggolongan jabatan seorang guru itu didasarkan pada ijazah pendidikan terakhirnya. Pada umumnya guru-guru yang bekerja di Sekolah Menengah Atas paling rendah bergolongan III/a yaitu penata muda sampai pada tingkat golongan tertinggi yaitu IV/e atau pembina utama. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin

Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji yang diterima sehingga kesejahteraannya dapat terjamin.


(45)

Faktanya setiap guru mempunyai golongan jabatan yang berbeda-beda sehingga tingkat kesejahteraan guru juga berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan guru maka semakin maksimal dalam menjalankan tugas mendidik karena guru tersebut tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya. Dari adanya perbedaan golongan jabatan itu maka dimungkinkan juga adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang lolos dalam uji sertifikasi akan mendapatkan satu kali gaji pokok sehingga guru akan lebih sejahtera, hal ini berbeda dengan guru yang tidak lolos uji sertifikasi

Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru.

3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja Guru.

Semakin lama seorang guru mengajar maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Seorang guru yang baru satu tahun mengajar akan memiliki pengalaman mengajar yang berbeda dengan guru yang sudah puluhan tahun mengajar. Guru yang telah lama mengajar akan memiliki kemampuan mengelola kelas, kemampuan penguasaan materi, maupun kemampuan mengevaluasi pembelajaran dengan lebih baik dibanding dengan guru baru. Akan tetapi, mungkin guru yang baru tersebut memiliki kemampuan lain yang tidak dimiliki oleh guru yang


(46)

27

telah lama mengajar, misalnya saja kemampuan menggunakan media pembelajaran yang baru misalnya penggunaan internet.

Adanya komponen-komponen sertifikasi guru dalam jabatan memungkinkan guru yang telah lama mengajar telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru mengajar. Adanya perbedaan pengalaman mengajar guru tersebut maka akan menimbulkan cara pandang guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Berdasarkan uraian di atas, diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.


(47)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi kasus, yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005: 23). Sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek atau objek yang diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2008

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta


(48)

29

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

D. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakter yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jumlah populasi penelitian adalah 160 guru.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini adalah tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja sebagai variabel bebas, dan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan sebagai variabel terikat. Berikut ini disajikan operasionalisasi variabel penelitian:

1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas dalam interval waktu tertentu. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan, disebutkan komponen portofolio meliputi: (a) kualifikasi akademik;


(49)

(b) pendidikan dan pelatihan; (c) pengalaman mengajar; (d) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; (e) penilaian dari atasan dan pengawas; (f) prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h) keikutsertaan dalam forum ilmiah; (i) pengalaman organisasi di bidang ilmiah; dan (j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Dimana ke-10 komponen portofolio tersebut, merupakan penjabaran dari kompetensi guru, harus dipenuhi guru dengan cara mengumpulkan dokumen keprofesiannya yang disusun dengan sistematika sebagaimana diatur dalam surat Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas tentang pedoman penyusunan portofolio. Secara umum dimensi program sertifikasi guru dalam jabatan mencakup empat kompetensi pokok guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan

No Dimensi Indikator Pernyataan

1 Kompetensi pedagogik

a. Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek fisik, moral dan sosial

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran

c. Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

d. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

1

2

3


(50)

31

e. Mengembangan potensi

peserta didik

f. Menguasai komunikasi

secara efektif dan santun

g. Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi hasil belajar

h. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

2 Kompetensi kepribadian

a. Memiliki kepribadian sesuai dengan norma agama, norma sosial dan hukum

b. Memiliki pribadi yang jujur, berakhlak mulia

c. Memilki kepribadian yang

stabil dan dewasa

d. Mempunyai etos kerja dan

tanggung jawab yang tinggi e. Menjujung tinggi kode etik

profesi guru 3 Kompetensi

sosial

a. Mampu bertindak objektif

dan tidak diskriminatif

b. Mampu berkomunikasi

secara efektif dengan sesama pendidik, orang tua dan masyarakat

c. Mampu beradaptasi dengan

lingkungan dimana ia bekerja

d. Mampu berkomunikasi

dengan sesama guru maupun dengan profesi lain 4 Kompetensi

profesional

a. Menguasai materi dan

konsep mata pelajaran

b. Menguasai standar

kompetensi mata pelajaran yang diampu

c. Mengembangkan materi

pelajaran

d. Melakukan tindakan

reflektif

e. Menguasai teknologi

informasi 6 7 8,9 10 11,12 13,14,15 16 17,18 19 20 21,22,23 24 25 26 27 28 29 30


(51)

Masing-masing indikator tersebut di atas dalam penelitian ini akan dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan diukur dalam skala sikap dari skala Likert: SS (sangat setuju) = 5, S (setuju) = 4, RR (ragu-ragu) = 3, TS (tidak setuju) = 2, STS (sangat tidak setuju) = 1 untuk pernyataan positif. Sedangkan untuk pernyataan negatif akan dinyatakan sebagai berikut: SS (sangat setuju) = 1, S (setuju) = 2, RR (ragu-ragu) = 3, TS (tidak setuju) = 4, STS (sangat tidak setuju) = 5.

2. Tingkat Pendidikan Guru

Tingkat pendidikan guru adalah taraf pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh calon guru secara berkelanjutan sebelum menjadi guru. Berikut ini disajikan tabel pemberian skor terhadap variabel tingkat pendidikan guru.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Guru No. Tingkat Pendidikan Guru Skor

1. D2 1

2. D3 2

3. D4/S1 3

3. Golongan Jabatan Guru

Golongan jabatan guru adalah jabatan seorang guru yang didapatkan berdasarkan pada ijasah pendidikan formal terakhir guru. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut :


(52)

33

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Golongan Jabatan Guru

No. Golongan Jabatan Guru Skor

1. II/a 1

2. II/b 2

3. II/c 3

4. II/d 4

5. III/a 5

6. III/b 6

7. III/c 7

8. III/d 8

9. IV/a 9

10. IV/b 10

11. IV/c 11

12. IV/d 12

4. Masa Kerja Guru

Masa kerja guru adalah lamanya pengalaman mengajar seseorang setelah menjadi guru. Masa kerja dihitung selama seseorang menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan surat keputusan dari Sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari Yayasan. Berikut ini disajikan pemberian skor masa kerja guru:

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Masa Kerja Guru

No Masa Kerja Guru Skor

1 2-4 tahun 1

2 5-7 tahun 2

3 8-10 tahun 3

4 11-13 tahun 4

5 14-16 tahun 5

6 17-19 tahun 6

7 20-22 tahun 7

8 23-25 tahun 8


(53)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pernyataan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid bila dapat mengungkap data yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas


(54)

35

rendah. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian ini

menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Arikunto,

2002:146) yaitu :

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi X dan Y dengan taraf signifikan (α) = 5%

N = jumlah subyek

ΣX = jumlah nilai (skor) maksimum pernyataan responden

ΣY = total nilai (skor) pernyataan responden

ΣX2 = jumlah skor kuadrat variabel X

ΣY2 = jumlah skor kuadrat variabel Y

Harga rxy menunjukkan koefisien antara dua variabel yang

dikorelasikan. Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas ini menggunakan responden yang berjumlah 30 di luar sampel penelitian, di mana db = n – 2. derajat kebebasan ini sebesar 28 (30 – 2), sehingga rtabel dari 0,05 ; 28 = 0,239. uji validitas dilakukan dengan bantuan

program SPSS 11,5 for Windows. Adapun rangkuman dari hasil pengujian validitas butir-butir pertanyaan kuesioner persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut (lampiran:


(55)

Tabel 3.5

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,4369 Valid 2 0,239 0,4890 Valid

3 0,239 0,3084 Valid 4 0,239 0,5216 Valid 5 0,239 0,4488 Valid

6 0,239 0,4403 Valid 7 0,239 0,6168 Valid 8 0,239 0,4843 Valid 9 0,239 0,4851 Valid 10 0,239 0,5165 Valid 11 0,239 0,4120 Valid 12 0,239 0,3369 Valid 13 0,239 0,4993 Valid 14 0,239 0,3417 Valid 15 0,239 0,3760 Valid 16 0,239 0,4405 Valid 17 0,239 0,4841 Valid 18 0,239 0,4550 Valid 19 0,239 0,6583 Valid 20 0,239 0,4639 Valid 21 0,239 0,5323 Valid 22 0,239 0,5666 Valid 23 0,239 0,6333 Valid 24 0,239 0,7188 Valid 25 0,239 0,5671 Valid 26 0,239 0,6201 Valid 27 0,239 0,5893 Valid 28 0,239 0,6853 Valid 29 0,239 0,4343 Valid 30 0,239 0,4030 Valid 31 0,239 0,4838 Valid Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa ke tiga puluh satu butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan


(56)

37

jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan

diperoleh bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang

lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil, hasilnyapun tetap akan sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002 :171) yaitu :

(

)

     −       −

=

2

1 2 11 1 1

σ

σ

b k k r Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau butir soal

Σσb2 = jumlah varians butir

σ12 = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika nilai koefisien alpha <0,60


(57)

maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2006:42).

Uji reliabilitas instrumen penelitian :

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha-Cronbanch dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 11,5. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha 0,9161 > 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tentang persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menyajikan data dari variabel sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja dalam bentuk tabel. Pendeskripsian data dilakukan dengan menghitung nilai mean, median, modus dan standar deviasi.

2. Pengujian Normalitas a. Pengjian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji

normalitas menggunakan tes satu sampel Kolmogorov Smirnov, dengan

rumus sebagai berikut (Kohler, 1988:467): Rumus : D = max | F0-Fe|


(58)

39

Dimana :

D = deviasi max

F0 = distribusi frekuensi yang diobservasi

Fe = distribusi frekuensi komulatif teoritis

Bila nilai probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan > taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan apabila nilai probalitias (p) yang diperoleh melalui perhitungan taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Pengujian Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan adanya kesamaan varians kelompok – kelompok yang berdistribusi normal. Pengujian ini dilakukan sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian. Uji homogenitas ada beberapa cara. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji Levene tes ( Hair, 1998 : 74 ) dengan SPSS for windows.

Jika tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel, maka dapat dikatakan sampel tersebut homogen atau sampel tersebut berasal dari populasi yang sama (probabilitas > taraf signifikan 5%). Sedangkan apabila ada perbedaan variansi di antara kelompok sampel, maka dapat dikatakan sampel tersebut tidak homogen (probabilitas < taraf signifikan 5%).

3. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang dibuat dari variabel-variabel berikut ini:


(59)

1) Hipotesis 1

Ho1 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2) Hipotesis 2

Ho2 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan. 3) Hipotesis 3

Ho3 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari masa kerja. b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis varians (F-test), yaitu analisis varians klarifikasi tunggal (One Way Anava). One Way Anava digunakan untuk mengolah data dengan

satu variabel. Cara pengujian nilai F, dilakukan sebagai berikut

(Arikunto, 2006:322):

1) Mengelompokkan data berdasarkan kategori.


(60)

41

Tabel 3.6

Tabel Persiapan Anava

Sumber

Variasi Jumlah Kuadrat (JK)

Derajat Kebebasan (d.b) Mean Kuadrat (MK) Kelompok (K) Dalam (d)

(

) (

)

N Y n X JK T K K K 2 2

= K T

d JK JK

JK = −

1 .b =Kd K

K N b

d. d = −

K K K b d JK MK . = d d d b d JK MK . =

Total (T)

(

)

=

N X X

JKT T2 T d.bt =N−1

Keterangan :

nK = jumlah subjek dalam kelompok

K = banyaknya kelompok

N = jumlah subjek seluruhnya

(

)

N XT 2

= faktor koreksi yang muncul berkali-kali

3) Menghitung nilai-nilai yang dibutuhkan untuk mengisi tabel

persiapan Annava

a) Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK)

(

) (

)

N Y n X JK T K K K 2 2

=

b) Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKd)

K T

d JK JK

JK = −

c) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)

(

)

= N X X

JKT T2 T

d) Menghitung db kelompok (dbK)

1 .b =Kd K

e) Menghitung db Dalam (dbd)

K N b


(61)

f) Menghitung db Total (dbT)

1 .b =Nd t

g) Menghitung Mean Kuadrat Kelompok (MKK)

K K K b d JK MK . =

h) Menghitung Mean Kuadrat Dalam (MKd)

d d d b d JK MK . =

Yang menjadi tujuan akhir dari perhitungan Anava adalah menghitung nilai Fo yang akan dibandingkan dengan tabel F.

Rumus Fo:

d K o MK MK F =

Nilai Fo dibandingkan dengan nilai F dengan rumus:

d.bF = d.bK lawan a.bd

Setelah didapatkan nilai Fo dan dibandingkan dengan tabel F, langkah selanjutnya melakukan uji t. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan mean antara kelompok. Perbedaan t yang dimaksudkan adalah: 2 1 2 1 1 1 n n MK M M t d o + − =

c. Penarikan Kesimpulan

Hipotesis penelitian akan diterima jika pada taraf signifikan 5% nilai Fo

> Ft dan sebaliknya jika pada taraf signifikan 5% nilai Fo < Ft maka hasil penelitian ditolak.


(62)

43 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2008. Subjek penelitian ini adalah guru-guru pada 11 SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Kesebelas SD tersebut adalah SD N Padokan 1, SD N Padokan 2, SD N Kasihan, SD N Kasongan, SD Kanisius Kembaran, SD Kanisius Padokan, SD N Ngrukeman, SD Muh Tamantirto, SD Muh Mrisi, SD N Winongo, SD N Nirmala. Jumlah kuesioner yang disampaikan kepada responden penelitian sebanyak 160 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 155 kuesioner. Dari 155 kuesioner, sebanyak 150 kuesioner diisi secara lengkap oleh responden sehingga dapat menjadi data penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.

Tabel 4.1

Sebaran Responden Penelitian

Jumlah Kuesioner Nama Sekolah

Tersebar Kembali Tdk Lengkap Responden

SD N Padokan 1 20 20 0 20

SD N Padokan 2 10 10 0 10

SD N Kasihan 15 15 0 15

SD N Kasongan 15 15 0 15

SD K Kembaran 10 10 0 10

SD K Padokan 12 10 2 8

SDN Ngrukeman 12 12 0 12

SD Muh Tamantirto 15 12 3 9

SD Muh Mrisi 13 13 0 13

SD N Winongo 20 20 0 20

SD N Nirmala 18 18 0 18


(63)

Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Tingkat Pendidikan Guru

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Guru Tingkat Pendidikan Guru

Nama Sekolah

D2 D3 D4/S1 S2 Jumlah

SD N Padokan 1 2 8 10 0 20

SD N Padokan 2 5 2 3 0 10

SD N Kasihan 2 3 10 0 15

SD N Kasongan 3 5 7 0 15

SD K Kembaran 2 3 5 0 10

SD K Padokan 2 2 4 0 8

SD N Ngrukeman 1 5 6 0 12

SD Muh Tamantirto 0 4 5 0 9

SD Muh Mrisi 0 6 7 0 13

SD N Winongo 2 8 10 0 20

SD N Nirmala 2 10 6 0 18

Total 22 55 73 0 150

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berpendidikan D2 sebanyak 22 orang (14,66%), berpendidikan D3 sebanyak 55 orang (36,66%), dan berpendidikan D4/S1 sebanyak 73 orang (48,66%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berpendidikan D4/S1.


(1)

Untuk variabel kompetensi sosial digunakan perhitungan skor tersendiri, yaitu

dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II, sebagai berikut :

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 butir x 5 = 20

Skor terendah yang mungkin dicapai = 4 butir x 1 = 4

Penilaian kompetensi kepribadian sosial berdasarkan Penilaian Acuan Patokan

(PAP) tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut :

Skor = Nilai terendah + %(Nilai tertinggi – nilai terendah)

4 + 81% (20-4) = 16,96 dibulatkan 17

4 + 66% (20-4) = 14,56 dibulatkan 15

4 + 56% (20-4) = 12,96 dibulatkan 13

4 + 46% (20-4) = 11,36 dibulatkan 11

Dibawah ...10

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan

variabel sebagai berikut :

Skor-skor

Kategori kecenderungan variabel

17 – 20

15 – 16

13 – 14

11 – 12

4 – 10

Sangat tinggi

Tinggi cukup

Cukup

Rendah

Sangat rendah


(2)

NPar Tests

PENDIDIKAN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

22 55 73

118.77 119.80 122.25 5.080 8.343 7.468 .121 .102 .059 .081 .102 .059 -.121 -.062 -.053 .569 .755 .503 .902 .618 .962 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

D2 D3 S1

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

NPar Tests

GOLONGAN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

23 35 23 20 10 14

121.78 122.03 123.17 118.95 114.80 120.07 9.927 5.696 7.017 8.751 8.203 4.859

.100 .114 .086 .193 .129 .137

.093 .084 .074 .193 .129 .131

-.100 -.114 -.086 -.086 -.113 -.137

.482 .675 .411 .864 .408 .513

.974 .753 .996 .444 .996 .955

N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

IID IIIA IIIB IIIC IIID IVA

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

NPar Tests

MASA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

10 15 18 8 15 25 12 17 30

124.60 120.20 122.39 122.50 122.20 123.32 120.83 116.24 118.40 8.383 10.785 5.260 5.345 6.753 7.576 7.158 9.795 4.680 .140 .166 .174 .175 .161 .079 .237 .121 .099 .108 .131 .088 .175 .154 .079 .237 .121 .093 -.140 -.166 -.174 -.162 -.161 -.071 -.170 -.120 -.099 .444 .644 .737 .495 .625 .394 .822 .500 .544 .989 .801 .650 .967 .829 .998 .509 .964 .929 N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

I II III IV V VI VII VIII XI

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(3)

Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian

Tingkat pendidikan

ANOVA PERSEPSI

297.935 2 148.967 2.633 .075

8316.225 147 56.573 8614.160 149

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Golongan

ANOVA PERSEPSI

639.181 5 127.836 2.263 .052

6721.667 119 56.485 7360.848 124

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Masa kerja

ANOVA PERSEPSI

933.317 8 100.341 1.842 .063

7680.843 141 54.474 8614.160 149

Between Groups Within Groups Total

Sum of


(4)

2 5 8

1 199.500 230.162 238.883

2 19.000 19.296 19.371

3 9.552 9.013 8.845

4 6.944 6.256 6.041

5 5.786 5.050 4.818

6 5.143 4.387 4.147

7 4.737 3.972 3.726

8 4.459 3.687 3.438

9 4.256 3.482 3.230

10 4.103 3.326 3.072

11 3.982 3.204 2.948

12 3.885 3.106 2.849

13 3.806 3.025 2.767

14 3.739 2.958 2.699

15 3.682 2.901 2.641

16 3.634 2.852 2.591

17 3.592 2.810 2.548

18 3.555 2.773 2.510

19 3.522 2.740 2.477

20 3.493 2.711 2.447

21 3.467 2.685 2.420

22 3.443 2.661 2.397

23 3.422 2.640 2.375

24 3.403 2.621 2.355

25 3.385 2.603 2.337

26 3.369 2.587 2.321

27 3.354 2.572 2.305

28 3.340 2.558 2.291

29 3.328 2.545 2.278

30 3.316 2.534 2.266

31 3.305 2.523 2.255

32 3.295 2.512 2.244

33 3.285 2.503 2.235

34 3.276 2.494 2.225

35 3.267 2.485 2.217

36 3.259 2.477 2.209

37 3.252 2.470 2.201

38 3.245 2.463 2.194

39 3.238 2.456 2.187

40 3.232 2.449 2.180

41 3.226 2.443 2.174

42 3.220 2.438 2.168

43 3.214 2.432 2.163

44 3.209 2.427 2.157

45 3.204 2.422 2.152

46 3.200 2.417 2.147

47 3.195 2.413 2.143

48 3.191 2.409 2.138

49 3.187 2.404 2.134

50 3.183 2.400 2.130

51 3.179 2.397 2.126

DF1 DF_2


(5)

52 3.175 2.393 2.122

53 3.172 2.389 2.119

54 3.168 2.386 2.115

55 3.165 2.383 2.112

56 3.162 2.380 2.109

57 3.159 2.377 2.106

58 3.156 2.374 2.103

59 3.153 2.371 2.100

60 3.150 2.368 2.097

61 3.148 2.366 2.094

62 3.145 2.363 2.092

63 3.143 2.361 2.089

64 3.140 2.358 2.087

65 3.138 2.356 2.084

66 3.136 2.354 2.082

67 3.134 2.352 2.080

68 3.132 2.350 2.078

69 3.130 2.348 2.076

70 3.128 2.346 2.074

71 3.126 2.344 2.072

72 3.124 2.342 2.070

73 3.122 2.340 2.068

74 3.120 2.338 2.066

75 3.119 2.337 2.064

76 3.117 2.335 2.063

77 3.115 2.333 2.061

78 3.114 2.332 2.059

79 3.112 2.330 2.058

80 3.111 2.329 2.056

81 3.109 2.327 2.055

82 3.108 2.326 2.053

83 3.107 2.324 2.052

84 3.105 2.323 2.051

85 3.104 2.322 2.049

86 3.103 2.321 2.048

87 3.101 2.319 2.047

88 3.100 2.318 2.045

89 3.099 2.317 2.044

90 3.098 2.316 2.043

91 3.097 2.315 2.042

92 3.095 2.313 2.041

93 3.094 2.312 2.040

94 3.093 2.311 2.038

95 3.092 2.310 2.037

96 3.091 2.309 2.036

97 3.090 2.308 2.035

98 3.089 2.307 2.034

99 3.088 2.306 2.033

100 3.087 2.305 2.032

101 3.086 2.304 2.031

102 3.085 2.303 2.030

103 3.085 2.303 2.030

104 3.084 2.302 2.029

105 3.083 2.301 2.028


(6)

110 3.079 2.297 2.024

111 3.078 2.296 2.023

112 3.077 2.295 2.022

113 3.077 2.295 2.021

114 3.076 2.294 2.021

115 3.075 2.293 2.020

116 3.074 2.293 2.019

117 3.074 2.292 2.018

118 3.073 2.291 2.018

119 3.072 2.290 2.017

120 3.072 2.290 2.016

121 3.071 2.289 2.016

122 3.071 2.289 2.015

123 3.070 2.288 2.014

124 3.069 2.287 2.014

125 3.069 2.287 2.013

126 3.068 2.286 2.013

127 3.068 2.286 2.012

128 3.067 2.285 2.011

129 3.066 2.284 2.011

130 3.066 2.284 2.010

131 3.065 2.283 2.010

132 3.065 2.283 2.009

133 3.064 2.282 2.009

134 3.064 2.282 2.008

135 3.063 2.281 2.008

136 3.063 2.281 2.007

137 3.062 2.280 2.007

138 3.062 2.280 2.006

139 3.061 2.279 2.006

140 3.061 2.279 2.005

141 3.060 2.278 2.005

142 3.060 2.278 2.004

143 3.059 2.277 2.004

144 3.059 2.277 2.003

145 3.058 2.277 2.003

146 3.058 2.276 2.002

147 3.058 2.276 2.002

148 3.057 2.275 2.001

149 3.057 2.275 2.001


Dokumen yang terkait

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

0 1 137

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman.

0 0 193

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian.

0 4 151

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru.

0 4 181

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru - USD Repository

0 0 179

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN STATUS GURU

0 4 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian - USD Repository

0 2 149

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman - USD Repository

0 0 191

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135