Hubungan antara Kepadatan L. neritoides dengan Kerapatan dan Penutupan Mangrove

g. Hubungan antara Kepadatan L. neritoides dengan Kerapatan dan Penutupan Mangrove

Hubungan antara kepadatan L. neritoides dengan vegetasi mangrove dapat dijelaskan dengan menggunakan analisis regresi . Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kedua peubah dalam hal ini hubungan antara kepadatan L. neritoides sebagai variabel tak bebas Y dengan kerapatan dan penutupan mangrove sebagai variabel bebas X. Nilai korelasi R menjelaskan seberapa besar hubungan antara peubah X dan Y, semakin besar hubungan antara kedua peubah, nilai korelasi R mendekati 1 satu. Nilai koefisien determinasi R 2 menggambarkan seberapa besar X kerapatan mangrove mempengaruhi Y kepadatan L. neritoides, nilai R 2 dapat dibandingkan untuk menguji ketepatan fungsi yang digunakan, serta melihat nilai errornya. Semakin besar nilai R 2 dan semakin kecil nilai error maka variabel bebas X semakin bagus untuk meramalkan variabel tak bebas Y. Persamaan regresi yang digunakan berdasarkan Steel dan Torrie 1960 sebagai berikut: n n X X X Y β β β β + + + + = .... 2 2 1 Dimana : Y = Kepadatan L. neritoides X = Kerapatan mangrove pohon β = Ordo 1, 2, 3...n

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Mangrove di Pulau Bauluang dan Pulau Lantangpeo

Ekosistem mangrove di Kepulauan Tanakeke didominasi oleh jenis Rhizophora sp, dengan kerapatan rata-rata 2200 – 2700 indha. Khususnya Di Pulau Bauluang dan Lantangpeo, ekosistem mangrove memiliki luas masing- masing 1559 km 2 dan 3885 km 2 Mutmainnah, 2004. Jenis mangrove yang terdapat di Pulau Bauluang didominasi oleh Rhizhopora mucronata, selain itu ditemukan jenis lain dalam jumlah yang kecil yaitu Lumnitzera racemosa dan Sonneratia alba. Sementara di Pulau Lantangpeo terdapat jenis Rhizhopora apicula dan Rhizophora stylosa di antara jenis Rhizhopora mucronata yang juga mendominasi di pulau ini Gambar 5 Ukuran tinggi pohon mangrove di Pulau Bauluang berkisar antara 4 - 6 meter dengan diameter pohon berkisar antara 4 – 15 cm, sedangkan di Pulau Lantangpeo ketinggian pohon berkisar antara 10 - 12 meter dengan diameter pohon berkisar antara 14 – 21 cm. Ekosistem mangrove di Pulau Bauluang dan Pulau Lantangpeo tidak membentuk zonasi, ekosistem yang terbentuk bersifat homogen yang didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata. Keberadaan jenis Gambar 5 Kerapatan mangrove di lokasi penelitian 39.22 34.56 1.00 29.78 1.00 29.11 3.00 1.00 22.44 0.89 0.89 20.78 0.56 21.11 1.67 1.67 29.89 1.33 0.33 25.33 0.89 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 K e ra pa ta n in d 1 m 2 Rm Rm Lr Rm Sa Rm Ra Rs Rm Ra Rs Rm Ra Rm Ra Rs Rm Ra Rs Rm Rs B1 B2 B3 L1 L2 L3 LT1 LT2 LT3 Stasiun Pengamatan Ket : Rm = Rhizophora mucronata Ra = Rhizophora apiculata Lr = Lumnitzera racemosa Rs = Rhizophora stylosa Sa = Sonneratia alba