kepiting masuk melalui bagian bawah pohon dan memangsa gastropoda Littorina scabra, sementara predator teresterial masuk melalui bagian atas pohon. Pada
penelitian ini predator yang ditemukan terutama kepiting: Portunids Scylla serrata, Thalamita crenata, Portunus pelagicus, grapsids Metopograpsus sp,
Sesarma sp dan Hermit crabs Calcinus sp. Kepiting ini terutama aktif pada malam hari. Portunids aktif pada saat pasang tinggi, sedangkan grapsids dan
”hermit crabs” aktif pada kondisi pasang maupun surut. Beberapa kepiting portunid menggali atau bersembunyi di balik pecahan karang selama periode
surut untuk menghindari keterbukaan. Lebih lanjut Reid 1992 mengatakan bahwa di Selat Cockle, Magnetic Island, Queensland utara ditemukan dua
predator penting, yaitu burung dan kepiting. Burung merupakan predator yang memangsa gastropoda yang berada pada bagian pohon yang tinggi yaitu pada
dedaunan Reid 1986 dalam Boneka et al 1997. Untuk melindungi diri dari predator spesies yang memanfaatkan mangrove sebagai habitat terutama
spesies yang cenderung berada pada bagian akar dan batang memiliki warna yang gelap.
Berkaitan dengan pemilihan habitat di dedaunan mangrove, Boneka 1993 mengatakan bahwa distribusi dan kelimpahan spesies Littorina dapat
dihubungkan dengan karakteristik substrat dalam hal ini tegakan mangrove sebagai mikrohabitat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dedaunan mangrove berada pada bagian yang relatif terbuka dibanding
bagian lainnya seperti batang dan akar. 2.
Dedaunan secara alami berada pada level tinggi pada pohon mangrove. 3. Ketinggian pohon hubungannya dengan umur dapat mengontrol
ketersediaan daun untuk gastropoda.
2.4. Nilai Penting Gastropoda Littorina spp
Gastropoda Littorina spp belum memiliki nilai ekonomis penting, namun dalam ekosistem mangrove sangat berperan penting dalam rantai makanan.
Menurut Nybakken 1992, pada umumnya moluska berperan penting dalam suatu ekosistem yaitu sebagai bagian dari rantai makanan dan sebagai indikator
pencemaran pada muara-muara sungai estuaria dan juga pada bagian pantai yang terlindung dari gelombang besar.
Beberapa spesies gastropoda telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan industri. Menurut Prahoro dan Anthony 2000, jenis-jenis gastropoda yang
sering dimanfaatkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Lombok Timur adalah Vasticardium sp, Donax sp, Codikia sp, Strombus sp, Pila polita, Siphonaria
sirius . Kasinatha dan Shanmugam 1988 melaporkan bahwa telah terjadi pengambilan secara berlebihan Overexploitasi fauna gastropoda seperti
Telescopium sp, Cerithidea fluviantilis, Nitica sp, littorina spp, dan Nassarius sp di kawasan mangrove Pitchavaram dan estuari Vellar India untuk industri kapur.
Gastropoda Littorina spp merupakan grazer micro herbivore yang
memanfaatkan alga yang melekat pada pohon mangrove. Serasah mangrove yang didekomposisi menjadi nutrien terlarut dimanfaatkan oleh alga dalam
proses fotosintesis. Selain dimanfaatkan oleh gastropoda, alga juga dimanfaatkan oleh udang-udang kecil, ikan dan organisme lainnya. Selanjutnya
kepiting dan ikan akan memanfaatkan gastropoda Littorina spp ini sebagai makanan. Menurut Boneka et al 1997 kepiting dan ikan merupakan dari
predator akuatik utama bagi Littorina spp . Kepiting dan ikan merupakan sumberdaya hayati yang dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat
setempat sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian. Dengan terciptanya rantai makanan ini, maka ketika gastropoda Littorina
spp mengalami degradasi akibat adanya gangguan ekosistem mangrove maka dapat berdampak pada terganggunya rantai makanan bahkan berpotensi
terhadap terputusnya rantai makanan pada ekosistem tersebut. Lebih lanjut akan berdampak pada berkurangnya sumberdaya hayati dan lebih jauh akan
mempengaruhi perekonomian masyarakat setempat.
III. METODE PENELITIAN