Pola Hubungan antara Kepadatan L. neritoides dengan Kerapatan dan Penutupan Mangrove

Pada proses rantai makanan yang terjadi dapat diketahui kontribusi mangrove berupa nitrat terhadap gastropoda Littorina neritoides di lokasi penelitian sekitar 0.00194 mglindhari, fosfat sekitar 0.00122 mglindhari. Selanjutnya dapat diprediksikan kontribusi berupa nitrat dan fosfat setiap tahun pada lokasi penelitian sekitar 0.70660 mglindthn dan 0.44425 mglindthn. Di Pulau Lantangpeo kontribusi nutrien cenderung lebih besar dibanding Pulau Bauluang, namun kepadatan Littorina neritoides lebih rendah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pemilihan habitat oleh gastropoda dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kondisi fisika kimia lingkungan. Pulau Bauluang memiliki karakteristik oksigen terlarut DO, salinitas dan suhu yang cenderung lebih tinggi sehingga mendukung kehidupan gastropoda. Jenis substrat juga berpengaruh terhadap keberadaan L. neritoides., karena jenis substrat sangat berkaitan dengan keberadaan predator. Selain dapat menyediakan habitat untuk berbagai macam organisme , ekosistem mangrove juga dapat mendukung kelangsungan hidup mereka dengan adanya rantai makanan yang berlangsung pada ekosistem ini.

4.4.3. Pola Hubungan antara Kepadatan L. neritoides dengan Kerapatan dan Penutupan Mangrove

Hubungan antara kepadatan L. neritoides dengan vegetasi mangrove dapat dijelaskan dengan menggunakan regresi polynomial kubik. Dengan melihat koefisien korelasi R, koefisien determinasi R 2 yang terbesar dan error yang terkecil maka digunakan regresi polynomial kubik. Gambar 17 Hubungan kepadatan L. neritoides dengan kerapatan mangrove 40 30 20 20 10 K erapatan m angrove ind100m 2 K epa dat an L. ner itoide s ind m 2 70 60 50 40 30 20 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 P enutupan mangrove m2ha K e p ada ta n G a st ropod a ind m 2 Hubungan antara kerapatan mangrove dan kepadatan L. neritoides dapat dijelaskan dengan persamaan Y= 253.205 – 26.1291X + 0.894377X 2 – 0.0097918 X 3 dengan korelasi sebesar 0.81 81 Gambar 17. Koefisien determinasi R 2 juga memberi suatu ukuran ”goodness of fit” tentang persamaan yang diperkirakan, selain itu R 2 merupakan ukuran untuk mengetahui kualitas model regresi jadi besar kecilnya nilai koefisien determinasi menyatakan tinggi rendahnya kualitas regresi. Nilai R 2 yang diperoleh adalah 65.60, sehingga dapat dikatakan bahwa kerapatan mangrove dapat menjelaskan kepadatan Littorina neritoides sebesar 0.65 65. Nilai R 2 dibatasi antara 0 – 1, jika R 2 = 1 maka dapat dikatakan ”score sempurna” yang diperoleh hanya jika titik-titik data terjadi persis sepanjang suatu garis lurus dan apabila R 2 = 0 menandakan sebaliknya yang menunjukkan bahwa X sungguh sia-sia sebagai peramal untuk Y. Jadi semakin mendekati 1 artinya variabel bebas X semakin baik untuk meramalkan variabel tak bebas Y. Pada analisis regresi untuk melihat hubungan antara penutupan mangrove dengan kepadatan gastropoda Littorina neritoides dapat dijelaskan dengan persamaan Y= -7.34184 + 1.94722X - 0.0540324X 2 – 0.0004205X 3 dengan korelasi R sebesar 0.97 97.97. Nilai R 2 yang diperoleh adalah 96, sehingga dapat diartikan bahwa kepadatan Littorina neritoides dapat dijelaskan dengan penutupan mangrove sebesar 0.96 96 Gambar 18. Gambar18 Hubungan kepadatan L. neritoides dengan penutupan mangrove Grafik yang dihasilkan pada analisis regresi menunjukkan bahwa semakin tinggi penutupan mangrove, kepadatan Littorina neritoides cenderung semakin rendah . Di Pulau Lantangpeo, meskipun memiliki kerapatan mangrove yang lebih rendah dibanding Pulau Bauluang namun tegakan pohon pada pulau ini lebih besar, sehingga penutupannya relatif lebih tinggi. Pada daerah dengan penutupan mangrove yang tinggi dan tegakan yang tinggi serta daun yang rimbun akan menghalangi cahaya matahari yang sangat dibutuhkan oleh alga dalam proses fotosintesis . Kawasan mangrove yang lebih teduh karena penutupan kanopi yang relatif tinggi seperti Pulau Lantangpeo menyebabkan tingkat naungan yang tinggi. Hal ini berdampak terhadap terbatasnya penetrasi cahaya yang masuk ke kawasan mangrove, sehingga dapat menghambat pertumbuhan alga. Gastropoda Littorina neritoides merupakan organisme grazer yang memanfaatkan alga sebagai makanannya, sehingga dengan kebutuhan makanan yang tidak mencukupi menjadi salah satu faktor penyebab kepadatan Littorina neritoides di Pulau Lantangpeo cenderung lebih rendah dibanding pada Pulau Bauluang.

4.4.4. Hubungan antara kondisi lingkungan, kerapatan mangrove dan kepadatan gastropoda L. neritoides