Pemanfaatan produksi mangrove oleh Littorina neritoides

4.4.2. Pemanfaatan produksi mangrove oleh Littorina neritoides

Pemanfaatan alga oleh Littorina neritoides berkisar antara 0.91 – 1.10 setiap individu perhari Tabel 5. Tabel 5 Pemanfaatan alga oleh Littorina neritoides Tingkat konsumsi alga Pemanfaatan perhari Pulau oleh L.neritoidescm 2 ind Bauluang 30.74 0.91 Lantangpeo 30.13 1.10 Lantangpeo terlindung 29.07 1.03 Guguran daun mangrove akan mengalami penguraian dan akan menjadi makanan bagi berbagai organisme perairan. Serasah yang telah terurai merupakan sumber utama unsur karbon, nitrogen baik untuk ekosistem hutan itu sendiri maupun ekosistem sekitarnya. Dengan demikian mangrove berperan langsung dalam rantai perputaran energi dan zat-zat hara yang penting artinya bagi kelangsungan hidup sumberdaya hayati perairan. Produksi nutrien merupakan faktor penting bagi produksi alga. Alga merupakan makanan bagi jenis gastropoda grazer. Menurut Hyman 1967, Littorina merupakan salah satu gastropoda grazer dari sub kelas prosobranchia. Gastropoda Littorina obtusa ditemukan memanfaatkan alga coklat Fucus dan Ascophyllum sebagai makanan. Pada penelitian ini didapatkan bahwa salah satu jenis alga yang dapat dikonsumsi oleh L. neritoides adalah alga coklat Chnoospora implexa. Nutrien pada lokasi penelitian sebagian besar bersumber dari hasil dekomposisi serasah mangrove. Nutrien tersebut kemudian di konsumsi oleh alga, selanjutnya alga dimanfaatkan oleh L. neritoides sebagai makanan. Kontribusi mangrove berupa sumbangan nitrat untuk L. neritoides berkisar 0.00113 – 0.00263 mglindhari, sedangkan untuk fosfat berkisar 0.00097 – 0.00155 mglindhari Tabel 6. Tabel 6 Pemanfaatan nutrien nitrat dan fosfat oleh alga Pemanfaatan nutrien Kontribusi mangrove nutrien untuk Pulau Nutrien oleh alga mglhari L.neritoides mglindhari Bauluang Nitrat mgl 0.146 0.00134 Fosfat mgl 0.106 0.00097 Lantangpeo Nitrat mgl 0.168 0.00185 Fosfat mgl 0.103 0.00113 Lantangpeo Nitrat mgl 0.254 0.00263 terlindung Fosfat mgl 0.150 0.00155 Pada proses rantai makanan yang terjadi dapat diketahui kontribusi mangrove berupa nitrat terhadap gastropoda Littorina neritoides di lokasi penelitian sekitar 0.00194 mglindhari, fosfat sekitar 0.00122 mglindhari. Selanjutnya dapat diprediksikan kontribusi berupa nitrat dan fosfat setiap tahun pada lokasi penelitian sekitar 0.70660 mglindthn dan 0.44425 mglindthn. Di Pulau Lantangpeo kontribusi nutrien cenderung lebih besar dibanding Pulau Bauluang, namun kepadatan Littorina neritoides lebih rendah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pemilihan habitat oleh gastropoda dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kondisi fisika kimia lingkungan. Pulau Bauluang memiliki karakteristik oksigen terlarut DO, salinitas dan suhu yang cenderung lebih tinggi sehingga mendukung kehidupan gastropoda. Jenis substrat juga berpengaruh terhadap keberadaan L. neritoides., karena jenis substrat sangat berkaitan dengan keberadaan predator. Selain dapat menyediakan habitat untuk berbagai macam organisme , ekosistem mangrove juga dapat mendukung kelangsungan hidup mereka dengan adanya rantai makanan yang berlangsung pada ekosistem ini.

4.4.3. Pola Hubungan antara Kepadatan L. neritoides dengan Kerapatan dan Penutupan Mangrove