sarana umum. Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128
ayat 2 yang dimaksudkan dalam ayat 3 di atas adalah bahwa selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus
mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Hal ini berarti pemerintah mendukung secara penuh pemberian ASI eksklusif
melalui undang – undang tersebut. Perusahaan – perusahaan juga telah diberikan
tugas untuk mendukung keberhasilan ASI ekslusif dengan menyediakan fasilitas khusus.
Pemerintah memang telah mengatur, namun pada kenyataannya masih belum dapat terlaksana. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa masih sangat
kurang fasilitas yang disediakan di tempat kerja. Responden yang menyatakan bahwa terdapat fasilitas menyimpan ASI ternyata fasilitas tersebut adalah ruang
pantry menurut responden. Ruangan tersebut adalah ruangan khusus untuk staf perusahaan yang ingin beristirahat dan makan atau minum serta disediakan
kulkas. Responden menyampaikan di ruangan tersebut dapat digunakan memerah dan menyimpan ASI, namun ruangan ini khusus untuk staf, jadi karyawan biasa
tidak dapat menggunakannya.
5.1.7 Hubungan antara dengan Penyuluhan ASI Eksklusif Pemberian ASI eksklusif
Hasil uji fisher menunjukkan p value 0,604 lebih besar dari α 0,05 dengan
CC sebesar 0,090. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara penyuluhan ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 responden yang pernah mendapatkan penyuluhan ASI eksklusif, sebanyak 27 responden tidak memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya, dan hanya 1 responden yang memberikan ASI eksklusif.
Penyuluhan kesehatan menurut Azwar 1983 dalam Ircham Machfoedz dan Eko Suryani 2009:15 adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan
dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan. Pada dasarnya penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi perilaku yang sehat
Machfoedz dan Eko Suryani, 2009:61. Pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang sudah baik ternyata
tidak membuat praktik pemberian ASI eksklusif juga baik. Melalui penyuluhan responden telah menerima informasi atau pesan tentang ASI eksklusif, sehingga
menjadi tahu dan mengerti, namun belum bisa melakukan anjuran kesehatan yaitu memberikan ASI eksklusif. Artinya penyuluhan kesehatan tentang ASI eksklusif
masih perlu ditingkatkan lagi, karena berdasarkan data hasil penelitian terlihat bahwa masyarakat belum mampu untuk melakukan anjuran memberikan ASI
eksklusif.
5.1.8 Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI eksklusif
Variabel dukungan keluarga dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu dukungan suami dan dukungan ibu atau ibu mertua. Hasil uji fisher antara dukungan suami
dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan p value 1,00 lebih besar dari α
0,05 dengan CC sebesar 0,093. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI
eksklusif. Hasil uji fisher antara dukungan ibu atau ibu mertua dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan p value 1,00 lebih besar dari
α 0,05 dengan CC sebesar 0,085. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara dukungan ibu atau ibu mertua dengan pemberian ASI eksklusif. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Dukungan anggota keluarga sangatlah penting bagi keberhasilan ASI
eksklusif. Semua yang berada di lingkungan ibu, terutama ayah sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui Anton Baskoro, 2008:8. Sebagian besar
responden mendapat dukungan penuh baik dari suami maupun ibu atau ibu mertua. Akan tetapi dukungan tersebut tidak mempengaruhi perilaku ibu
memberikan ASI eksklusif. Kenyataannya perilaku pemberian ASI eksklusif pada kalangan ibu pekerja masih rendah. Hal tersebut senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Samirah Kemalasari 2008 yang mengemukakan bahwa partisipasi suami tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan
yang diberikan memang memberikan dorongan positif bagi ibu untuk menyusui,
namun mungkin dikarenakan waktu ibu yang kurang karena harus bekerja maka ibu tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif.
Hasil wawancara menunjukkan suami dan ibu atau ibu mertua responden memberikan dukungan berupa saran dan membantu pekerjaan rumah serta
mengasuh bayi saat responden bekerja.
5.1.9 Hubungan antara Sikap Petugas Kesehatan dengan Pemberian ASI eksklusif