Sistem Pemungutan Pajak Dasar Perpajakan

6. Dampak Pajak Terhadap Perekonomian

Pajak memiliki dampak dua arah pada ekonomi suatu negara layaknya pedang bermata dua. Di sisi lain penerimaan pajak yang tinggi dapat memacu sebuah negara untuk meningkatkan belanja-belanja pemerintah yang dapat meningkatkan perekonomian. Namun, di sisi lain, tarif pajak yang ditetapkan terlalu tinggi oleh pemerintah akan berdampak langsung pada menurunnya konsumsi masyarakat, begitupun sebaliknya. Kebijakan perpajakan yang baik ikut menentukan jalannya perekonomian di suatu negara. Dijelaskan bahwa tarif pajak yang tinggi akan menurunkan investasi yang otomatis menekan pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada mengecilnya pe- nerimaan pajak. Tarif pajak yang relatif kecil akan berdampak sebaliknya, investasi melaju, pertumbuhan ekonomi membaik, dan penerimaan negara membesar. Jadi, jelas setiap kebijakan perpajakan memiliki dampak ekonomi makro dan aspek sosial lainnya.

B. Pajak Pertambahan Nilai PPN

1. Definisi Pajak Pertambahan Nilai

Pajak pertambahan nilai PPN sesuai dengan namanya merupakan pajak yang dikenakan atas nilai tambah added value dari suatu barang atau jasa dalam sebuah proses transaksi. Pengertian dari nilai tambah sebagaimana dimaksud, salah satunya diberikan oleh Tait 1988, yaitu “Nilai tambah adalah nilai yang dihasilkan oleh produsen .... yang ditambahkan kepada bahan baku atau pembelian termasuk tenaga kerja sebelum menjual produk atau jasa yang baru atau yang telah diolah”. Ebrill, et al 2001 menyatakan, “ PPN secara umum tidak ditujukan untuk menjadi pajak terhadap nilai tambah namun biasanya di- tujukan sebagai suatu pajak atas konsumsi. Selanjutnya Schenk dan Oldman 2001 menyatakan “dalam parktiknya, pajak atas konsumsi cenderung menjadi pajak atas transaksi ....”. Sedangkan menurut UU Nomor 42 tahun 2009, pajak pertambahan nilai merupa- kan pajak atas konsumsi barang dan jasa di dalam Daerah Pabean yang dikenakan bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.

2. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia

Menurut Resmi 2012, karena beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Pajak Pertambahan Nilai, maka ia terpilih untuk menggantikan peranan Pajak Penjualan. Pajak Pertambahan Nilai PPN di Indonesia memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh PPn, yaitu: a. Pajak tidak langsung Secara ekonomis beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain. Tanggung jawab pembayaran pajak yang terutang berada pada pihak yang menyerahkan barang atau jasa , sedangkan pihak yang menanggung beban pajak berada pada penanggung pajak pihak yang memikul beban pajak. b. Pajak objektif Timbulnya kewajiban membayar pajak ditentukan oleh adanya objek pajak. Kondisi subjektif subjek pajak tidak dipertimbangkan.