koordinat. Pada tahap selanjutnya, kita akan memperoleh jarak masing-masing titik pengukuran terhadap sumber gempa patahan dan subduksi megathrust.
d. Menentukan Elevasi dan Slope
Elevasi dan slope titik-titik pengukuran diperoleh menggunakan peta DEM Kota Bengkulu dengan software Quantum GIS 2.14 dan software Google
Earth. Pada tahap selanjutnya, kita akan mengidentifikasi kondisi geomorfologi masing-masing titik pengukuran berdasarkan Peta Geologi Kota
Bengkulu dan software Google Earth. Hasil identifikasi akan digunakan untuk menentukan nilai V
S30
pada masing-masing titik pengukuran menggunakan software Ms. Excel 2010. Nilai V
S30
dihasilkan dengan rumus empiris dari penelitian
Matsuoka, dkk.,
2006, berdasarkan
Japan Engineering
Geomorphologic Classification Map JEGM.
e. Menghitung besar nilai PGA
Pada tahap ini, kita akan mendapatkan nilai PGA menggunakan fungsi atenuasi yang telah ditentukan. Fungsi atenuasi yang digunakan untuk patahan
yaitu Boore-Atkinson 2008, Campbell-Bozorgnia 2008 dan Chiou-Youngs 2008, sedangkan fungsi atenuasi yang digunakan untuk zona subduksi
megathrust adalah Youngs, 1997, Atkinson-Boore 2003 dan Zhao, 2006. Perhitungan fungsi atenuasi berdasarkan batuan dasar dengan V
S30
1500 ms dan hasil perhitungan V
S30
pada kondisi soil menggunakan software Ms. Excel 2010. Selanjutnya, akan diperoleh nilai PGA rock dan soil pada patahan dan
subduksi megathrust. Nilai PGA rock dan soil patahan dan subduksi
megathrust digunakan untuk mengetahui besar amplifikasi Kota Bengkulu jika terjadi gempabumi.
f. Membuat peta daerah rawan bencana
Pada tahap ini, nilai PGA rock dan soil serta nilai amplifikasi patahan dan subduksi megathrust akan diplot dalam software Surfer 10. Selanjutnya kita
akan membuat peta rawan bencana Kota Bengkulu menggunakan software Arc Map 10.1 berdasarkan nilai amplifikasi patahan dan subduksi megathrust.