Morfologi Daerah Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

III. TEORI DASAR

3.1 Tektonik Sumatera

Pulau Sumatera merupakan sebagian dari Lempeng Eurasia yang Bergerak relatif ke arah barat daya dan berinteraksi dengan Lempeng Hindia-Australia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan 6 cmtahun. Zona pertemuan antara kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi. Berdasarkan analisis mekanisme sumber focal mechanism kemiringan subduksinya antara 1 sampai 10 dengan dip dominan di bagian bawah wilayah Sumatera sekitar Ardiansyah, 2012. Katili dalam Supartoyo, dkk., 2014 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sistem busur subduksi Sumatera dibentuk oleh penyusupan Lempeng Benua. Lempeng Benua tebal dan tua ini meliputi busur vulkanik, kapur, dan tersier. Sedimen elastis sangat tebal menyusup di subduksi Sumatera dan sedimen yang tebal didorong ke atas membentuk rangkaian kepulauan. Jalur subduksi ini membujur sepanjang pantai barat Sumatera, tidak terkecuali pantai barat Bengkulu. Hal ini pula yang menyebabkan di Daerah Bengkulu dan sebagian besar wilayah Sumatera rentan terhadap bahaya gempabumi. Peta tektonik kepulauan Indonesia ditunjukan oleh Gambar 4. Gambar 4 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia dan sekitarnya Irsyam, dkk., 2010 a. Zona Patahan di Sumatera Akibat tumbukan lempeng terbentuklah patahan-patahan di Sumatera dan Sesar Mentawai. Patahan di Sumatera dari Aceh hingga Teluk Semangko, Provinsi Lampung yang dikenal dengan nama Sesar Besar Sumatera. Sedangkan Sesar Mentawai terletak di laut, yaitu antara cekungan muka dan zona prismatik akresi di sebelah barat Pulau Sumatera Harding dalam Hidayati, dkk., 2010. Sesar Sumatera memiliki aktivitas yang tinggi sementara Sesar Mentawai hanya sebagiannya saja yang memiliki aktivitas yang cukup tinggi Harjono dalam Mustafa, 2010. Di Provinsi Bengkulu segmen Sesar Sumatera ini antara lain: Segmen Manna yang terletak di Kabupaten Bengkulu Selatan, Segmen Musi yang terletak di

Dokumen yang terkait

Analisis parameter gempa , b Value dan PGA di daerah Papua

3 14 70

ANALISIS BAHAYA GEMPABUMI DETERMINISTIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN SITE AMPLIFIKASI PADA KOTA MAJALENGKA

5 36 86

ANALISIS ZONA BAHAYA GEMPABUMI BERDASARKAN METODE DETERMINISTIK DAN PENDEKATAN GEOMORFOLOGI KOTA PADANG SUMATERA BARAT

3 16 68

ANALISIS ZONA BAHAYA GEMPABUMI DENGAN PENDEKATAN PROBABILITAS PEAK GROUND ACCELERATION (PGA) DAN Analisis Zona Bahaya Gempabumi Dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration (Pga) Dan Geomorfologi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

1 2 15

PENDAHULUAN Analisis Zona Bahaya Gempabumi Dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration (Pga) Dan Geomorfologi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

1 3 42

ANALISIS ZONA BAHAYA GEMPABUMI DENGAN PENDEKATAN PROBABILITAS PEAK GROUND ACCELERATION (PGA) DAN Analisis Zona Bahaya Gempabumi Dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration (Pga) Dan Geomorfologi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

3 24 16

ANALISIS POTENSI DAN RESIKO BAHAYA TSUNAMI DI SEPANJANG PANTAI KOTA BENGKULU MELALUI SIMULASI TSUNAMI.

0 0 19

MICROZONATION OF PEAK GROUND ACCELERATION AND EARTQUAKE INTENSITY USING KANAI METHOD IN PACITAN SUBDISTRICT OF EAST JAVA.

0 0 2

DEAGREGASI BAHAYA GEMPABUMI UNTUK DAERAH

0 0 9

Pemetaan Mikrozonasi Berdasarkan Indeks Kerentanan Tanah dan Peak Ground Acceleration Menggunakan Metode Mikroseismik Pada Daerah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 12