Sumber Gempa Benioff deep intaslab

bangunan dan tanah setempat. Akibatnya, getaran tanah pada bangunan lebih kuat Nakamura, 2000.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei hingga Juni di Subbidang Mitigasi Bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung dan di Universitas Lampung, Lampung.

4.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Komputer b. Software MapInfo 11.0 c. Software Quantum GIS 2.14 d. Software Ms. Excel 2010 e. Software Google Earth f. Software Surfer 10 g. Software Arc Map 10.1 h. Data koordinat patahan aktif Sumatera i. Data koordinat subduksi Megathrust Sumatera j. Peta dasar Indonesia k. Peta DEM Kota Bengkulu

4.3 Diagram Alir

Diagram alir yang akan dilakukan pada penelitian ini ditunjukan oleh Gambar 9. Gambar 9 Diagram alir penelitian Mulai Peta Dasar Indonesia Koordinat Patahan dan Zona Megathrust Peta DEM Kota Bengkulu Sumber Gempa Patahan dan Zona Megathrust Titik Pengukuran Peta Geologi dan Citra Satelit Slope dan Elevasi Unit Geomorfologi Nilai V S30 Jarak Patahan Jarak Megathrust Fungsi Atenuasi Matsuoka dan Wakamatsu Fungsi Atenuasi Patahan Fungsi Atenuasi Zona Megathrust Boore-Atkinson 2008 Campbell-Bozorgnia 2008 Chio-Youngs 2008 Youngs 1997 Atkinson-Boore 2003 Zhao 2006 PGA Rock PGA Soil PGA Rock PGA Soil Amplifikasi Patahan Amplifikasi Zona Megathrust Selesai Peta Analisis

4.4 Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan Patahan dan Subduksi Megathrust

Pada tahap ini, kita akan melakukan plot koordinat 19 patahan aktif yang terdapat di Pulau Sumatera menggunakan peta dasar Indonesia dengan Software MapInfo 11.0, kemudian kita akan mengukur jarak terdekatnya. Setelah diperoleh patahan terdekat dari Kota Bengkulu, selanjutnya kita melakukan hal yang sama pada Zona Subduksi Megathrust yang terdapat di Zona Subduksi Pulau Sumatera.

b. Menentukan titik-titik pengukuran

Pada penelitian ini, kita menggunakan data sekunder yaitu data yang kita peroleh dengan menggunakan software atau perhitungan. Kita menentukan titik-titik pengukuran dengan menggunakan koordinat Kota Bengkulu. Jarak setiap titik yaitu 1 kilometer untuk mewakili kondisi geologi permukaan dan geomorfologinya. Pada tahap ini kita menggunakan software Quantum GIS 2.14. Sebaran titik pengukuran akan berbentuk persegi sesuai dengan koordinat daerah penelitian, selanjutnya kita akan menyeleksi titik pengukuran yang berada diluar batas Kota Bengkulu dan dilaut.

c. Menentukan sumber gempa patahan dan subduksi megathrust

Pada penelitian ini, kita menggunakan satu sumber gempa untuk patahan dan subduksi megathrust. Sumber gempa ditentukan berdasarkan jarak terdekat dari Kota Bengkulu menggukan software Ms. Excel 2010 dalam bentuk titik koordinat. Pada tahap selanjutnya, kita akan memperoleh jarak masing-masing titik pengukuran terhadap sumber gempa patahan dan subduksi megathrust.

d. Menentukan Elevasi dan Slope

Elevasi dan slope titik-titik pengukuran diperoleh menggunakan peta DEM Kota Bengkulu dengan software Quantum GIS 2.14 dan software Google Earth. Pada tahap selanjutnya, kita akan mengidentifikasi kondisi geomorfologi masing-masing titik pengukuran berdasarkan Peta Geologi Kota Bengkulu dan software Google Earth. Hasil identifikasi akan digunakan untuk menentukan nilai V S30 pada masing-masing titik pengukuran menggunakan software Ms. Excel 2010. Nilai V S30 dihasilkan dengan rumus empiris dari penelitian Matsuoka, dkk., 2006, berdasarkan Japan Engineering Geomorphologic Classification Map JEGM.

e. Menghitung besar nilai PGA

Pada tahap ini, kita akan mendapatkan nilai PGA menggunakan fungsi atenuasi yang telah ditentukan. Fungsi atenuasi yang digunakan untuk patahan yaitu Boore-Atkinson 2008, Campbell-Bozorgnia 2008 dan Chiou-Youngs 2008, sedangkan fungsi atenuasi yang digunakan untuk zona subduksi megathrust adalah Youngs, 1997, Atkinson-Boore 2003 dan Zhao, 2006. Perhitungan fungsi atenuasi berdasarkan batuan dasar dengan V S30 1500 ms dan hasil perhitungan V S30 pada kondisi soil menggunakan software Ms. Excel 2010. Selanjutnya, akan diperoleh nilai PGA rock dan soil pada patahan dan subduksi megathrust. Nilai PGA rock dan soil patahan dan subduksi

Dokumen yang terkait

Analisis parameter gempa , b Value dan PGA di daerah Papua

3 14 70

ANALISIS BAHAYA GEMPABUMI DETERMINISTIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN SITE AMPLIFIKASI PADA KOTA MAJALENGKA

5 36 86

ANALISIS ZONA BAHAYA GEMPABUMI BERDASARKAN METODE DETERMINISTIK DAN PENDEKATAN GEOMORFOLOGI KOTA PADANG SUMATERA BARAT

3 16 68

ANALISIS ZONA BAHAYA GEMPABUMI DENGAN PENDEKATAN PROBABILITAS PEAK GROUND ACCELERATION (PGA) DAN Analisis Zona Bahaya Gempabumi Dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration (Pga) Dan Geomorfologi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

1 2 15

PENDAHULUAN Analisis Zona Bahaya Gempabumi Dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration (Pga) Dan Geomorfologi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

1 3 42

ANALISIS ZONA BAHAYA GEMPABUMI DENGAN PENDEKATAN PROBABILITAS PEAK GROUND ACCELERATION (PGA) DAN Analisis Zona Bahaya Gempabumi Dengan Pendekatan Probabilitas Peak Ground Acceleration (Pga) Dan Geomorfologi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

3 24 16

ANALISIS POTENSI DAN RESIKO BAHAYA TSUNAMI DI SEPANJANG PANTAI KOTA BENGKULU MELALUI SIMULASI TSUNAMI.

0 0 19

MICROZONATION OF PEAK GROUND ACCELERATION AND EARTQUAKE INTENSITY USING KANAI METHOD IN PACITAN SUBDISTRICT OF EAST JAVA.

0 0 2

DEAGREGASI BAHAYA GEMPABUMI UNTUK DAERAH

0 0 9

Pemetaan Mikrozonasi Berdasarkan Indeks Kerentanan Tanah dan Peak Ground Acceleration Menggunakan Metode Mikroseismik Pada Daerah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 12