Tujuan dan sasaran manajemen K3 Kaidah dan peraturan K3 di dunia industri peternakan dan kesehatan

124 1 Pasal 27 ayat 2, UUD tahun 1945 Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan . 2 UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja 3 UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 86 Pasal 1 : Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:  keselamatan dan kesehatan kerja ,  Moral dan kesusilaan  perlakuan yang sesuai dengan hak-hak dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Pasal 2 : Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3 Pasal 3 : Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4 UU no 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan 5 PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja no 05 tahun 1996 Pasal 3 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3. 125 2 Sistem Manajemen K3 sebagaimana di maksud dalam ayat 1 wajib dilaksanakan oleh pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan. Pasal 4 1 Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Perusahaan wajib melaksanakan ketentuan- ketentuan sebagai berikut : a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3; b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja; c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja ; d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan ; e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja ; 2 Pedoman penerapan Sistem Manajeman K3 sebagaimana dimaksud ayat 1 sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan Menteri ini.

f. Penerapan K3

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan peternakan perlu memperhatikan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Peternakan yang wajib menerapkan sistem 126 manajemen K3 adalah peternakan yang memenuhi kriteria salah satu atau kedua-duanya dari hal berikut: 1 Setiap perusahaan peternakan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus 100 orang atau lebih 2 Setiap perusahaan peternakan yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik dari proses produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen. K3 pada dasarnya merupakan tanggung jawab seluruh karyawan perusahaan, oleh karena itu keterlibatan seluruh karyawan dalam pelaksanaan K3 merupakan penentu keberhasilan penerapan K3. Keterlibatan tersebut diawali dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antara pihak pengelola dan perwakilan karyawan, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab, wewenang, hak dan kewajiban yang jelas baik untuk pihak pengelola maupun pihak karyawan. Dalam penerapan sistem manajemen K3 perusahaan peternakan ruminansia besar, wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1 Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3. 2 Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja 3 Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dari mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.