Principal Component Analysis PCA

D. Analisis Data 1. Deskriptif

Penggambaran perubahan nilai parameter fisika-kimia dan kandungan logam berat di dalam perairan, di sedimen dan di dalam tubuh kerang hijau yang diperoleh selama pengamatan berlangsung. 2. Faktor bioakumulasibiokosentrasi Pendugaan kandungan logam berat dalam daging kerang hijau dengan kandungan logam berat di air, dilakukan dengan mencari Indeks Faktor Kosentrasi FK Van Esch, 1977 in Prartono, 1985 : Kadar logam berat daging kerang hijau mgl Kadar logam berat dalam air laut mgl

3. Principal Component Analysis PCA

Untuk melihat peranan faktor-faktor fisika dan kimia terhadap kandungan logam berat di dalam tubuh kerang hijau digunakan analisis komponen utama PCA. Analisis komponen utama adalah suatu teknik ordinasi yang memproyeksikan dispersi matriks data multidimensional dalam suatu bidang datar dengan cara mereduksi ruang, maka diperoleh sumbu-sumbu baru yang mempresentasikan secara optimal sebagian besar variabilitas data matriks dimensional, sehingga dapat ditemukan hubungan antara variabel dan hubungan antar objek Legandre dan Legandre, 1983. Analisis ini membagi matrik korelasi parameter menjadi beberapa komponen, kemudian menyusun keragaman komponen yang bersangkutan dari yang terbesar pada sumbu komponen utama sehingga didapatkan distribusi spasial parameter fisika dan kimia pada stasiun atau lokasi pengamatan. FK = Menurut Bengen 1998 data matriks baris = stasiun, kolom = parameter ditransformasikan dengan rumus, ∑ = − − = N j ij ij ij X X X X a 1 2 Keterangan : a ij = elemen matriks A setelah sdistandarisasi X ij = elemen matriks X sebelum distandarisasi X = rata – rata baris i = stasiun pengamatan 1, 2 dan 3 j = nilai parametr fisika-kimia dan kandungan logam berat di di dalam tubuh kerang hijau Prinsip Analisa Komponen Utama adalah mentransformasi parameter kuantitatif inisial yang berkorelasi dalam parameter kuantitatif baru yang disebut komponen utama Bengen, 1998. Analisa Komponen Utama Principal Component Analysis ini menggunakan software stastistika 6.0.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Parameter fisika dan kimia a. Suhu

Nilai rata-rata suhu perairan Gambar 4 di tiap stasiun menunjukkan kisaran antara 31,33 – 31,67 ºC, dengan suhu tertinggi 32 ºC dan terendah 31 ºC. Pengukuran suhu dilakukan mengingat pentingnya parameter ini dalam mempelajari proses-proses fisika, kimia dan biologi. Pada biota atau organisme yang hidup di suatu perairan, suhu mempengaruhi proses-proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Peningkatan suhu dapat menyebabkan penurunan daya larut oksigen terlarut dan juga akan menaikkan daya racun bahan-bahan tertentu. Suhu air terutama di lapisan permukaan ditentukan oleh pemanasan matahari yang intesitasnya berubah terhadap waktu, oleh karena itu suhu air laut akan seirama dengan perubahan intensitas penyinaran matahari. Gambar 4. Rata-rata suhu di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta b. Kekeruhan Nilai rata-rata kekeruhan turbidity pada Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta selama pengamatan berkisar antara 2,75 – 5,63 NTU. Nilai kekeruhan tertinggi terdapat pada stasiun 2 yaitu sebesar 5,99 NTU dan terendah pada stasiun 1 yaitu sebesar 2,2 NTU. Pada umumnya perairan laut mempunyai nilai kekeruhan yang rendah dibandingkan dengan perairan tawar Effendi, 2003. 31.67 St 1 31.33 St 2 31.67 St 3 30.00 30.50 31.00 31.50 32.00 32.50 1000 2000 3000 Jarak m Suhu º C