Hubungan Kekuatan Interaksi dari Model Makroskopis Dengan Model

d1 d2 d1 d2 X P Y P Gambar 5 memperlihatkan skema interaksi di antara pasar X dan Y yang merupakan rangkuman dari tiga kasus di atas.

3.3 Hubungan Kekuatan Interaksi dari Model Makroskopis Dengan Model

Mikroskopis Dalam bagian ini, akan dibahas hubungan di antara model makroskopis dan model mikroskopis melalui kekuatan interaksi k . Kekuatan interaksi k dalam model makroskopis dinyatakan dalam Persamaan 24 sedangkan untuk model mikroskopis didefinisikan kekuatan interaksi mikro k yang berhubungan dengan kekuatan interaksi k model makroskopis yaitu sebagai berikut: 2 mikro 2 2 1 1 . 42 2 z z z z z v t t v t k v t ⎛ ⎞ + Δ − ⎜ ⎟ = − ⎜ ⎟ − ⎝ ⎠ ε ε Dari Persamaan 24 dan 42 diperoleh hubungan antara kekuatan interaksi k dengan mikro k yaitu sebagai berikut: mikro 2 3 k k = dan mikro 3 2 k k = . 43 Terlihat bahwa mikro k lebih besar dari pada k . Hal ini menyatakan bahwa kekuatan interaksi di antara dealer sangat besar pengaruhnya terhadap nilai dari logaritma hasil kurs. Dalam model makroskopis, kekuatan interaksi k bergantung pada perubahan waktu t Δ . mikro k juga bergantung pada perubahan waktu yang diikutinya. Perubahan waktu dari model Sato dan Takayasu diberikan oleh kombinasi parameter-parameter berikut: 3A n N α 44 dengan n menyatakan interval di antara dua perdagangan yang berurutan. Invers dari Persamaan 45 menghasilkan persamaan berikut: 1 3 N f n A α = 46 dengan f menyatakan frekuensi perdagangan yang terjadi. Nilai f digunakan untuk mengukur interaksi di antara pasar X dan Y . Dengan itu maka frekuensi perdagangan menyatakan kekuatan interaksi mikro k . Frekuensi perdagangan yang terjadi di antara pasar X dan Y berbanding lurus dengan banyaknya dealer serta karakteristik pergerakan dealer. X Y Pilih Gambar 5 Skema Simulasi Interaksi di Antara Pasar X dan Y Sediakan 2 sistem, pasar dan X Y Periksa terjadi perdagangan atau tidak Terjadi perdagangan saat t Tidak terjadi perdagangan saat t Perbaharui harga mengikuti Persamaan 36 atau 37 Periksa kondisi arbitrase mengikuti Persamaan 40 atau 41 Tidak terjadi arbitrase saat t Terjadi arbitrase saat t Harga saat t : 1 X X P t P t = − 1 Y Y P t P t = − Selisih harga saat t : X P t Δ = Y P t Δ = Arbitrase di pasar X Y mengikuti Persamaan 40 41 Arbitrase di pasar X dan Y mengikuti Persamaan 40 dan 41 Ubah harga menjadi: , maks{ } X i X P t B t = , min{ } X i X P t B t A = + , min{ }+ Y i Y P t B t A = , maks{ } Y i Y P t B t = Selisih harga saat t : 1 X X X P t P t P t Δ = − − 1 Y Y Y P t P t P t Δ = − − Saat 1 t + dealer penjual memiliki sedikit aset sehingga dealer meningkatkan harga pembelian saat 1 t + mengikuti Persamaan 38 atau 39 Dealer mengubah karakteristik pergerakannya mengikuti Persamaan 33 Pilih Persamaan 40 atau 41 yang memiliki peluang arbitrase 50

IV. SIMPULAN

Model makroskopis dan mikroskopis dapat memodelkan masalah keberadaan dari suatu transaksi arbitrase triangular. Model makroskopis dalam karya ilmiah ini menggunakan data aktual harian dari tiga mata uang yaitu IDR, JPY dan USD yang diperoleh dari www.oanda.com, periode waktu Januari sampai Maret 2007. Model makroskopis menyatakan bahwa suatu transaksi arbitrase triangular dapat terjadi di pasar valuta asing yang ditandai dengan nilai hasil kurs yang lebih besar dari satu unit mata uang pertama yang diperdagangkan atau nilai dari logaritma hasil kurs yang tak negatif. Berdasarkan data, transaksi dengan arah transaksi IDR JPY USD IDR → → → menciptakan kesempatan arbitrase yang lebih besar dari pada transaksi dengan arah pertukaran IDR USD JPY IDR → → → . Hal ini menandakan bahwa pasar dengan arah pertukaran IDR JPY USD IDR → → → kurang rasional dan dealer cenderung menginginkan keuntungan dari transaksi arbitrase triangular. Model mikroskopis menggambarkan dinamika dari tiap dealer dalam pasar valuta asing. Model mikroskopis yang dibahas adalah model Sato dan Takayasu yang dapat dijelaskan dengan model makroskopis. Dua arah transaksi pertukaran dari model makroskopis memiliki nilai maksimum pembelian dan minimum penjualan sehingga selisih kedua nilai tersebut menentukan terjadi tidaknya transaksi perdagangan. Sekumpulan dealer membentuk suatu sistem yang disebut dengan pasar. Interaksi dua pasar dari model Sato dan Takayasu memungkinkan terjadinya arbitrase dari transaksi antar pasar. Transaksi arbitrase di pasar X Y ditentukan oleh selisih harga maksimum pembelian di pasar X Y dan minimum penjualan di pasar Y X dengan nilai maksimum pembelian dan minimum penjualan dinyatakan dengan model makroskopis. Dari data aktual diperoleh bahwa tidak terjadi arbitrase di pasar X , sebaliknya terjadi arbitrase di pasar Y . Hubungan model makroskopis dan mikroskopis ditentukan oleh kekuatan interaksinya dengan logaritma hasil kurs. Model mikroskopis memiliki kekuatan interaksi yang lebih kuat dari tiap dealernya.