Magnet Neodymium Iron Boron NdFeB

2.6 Bonded Magnet Neodymium Iron Boron NdFeB

Bahan Bonded Magnet merupakan magnet komposit yang dibuat dari serbuk magnet yang dicampurkan dengan bahan matriks pengikatbinder yang bersifat non magnet. Bahan bonded magnet dapat bersifat kaku rigid atau lentur flexible tergantung dari jenis pengikat yang digunakan. Bahan NdFeB mempunyai sifat kemagnetan yang unggul BH max dan dapat diaplikasikan dalam bidang industri otomotif, kesehatan dan elektronik. Adapun fungsi dari matriks adalah untuk menyatukan butiran serbuk magnet menjadi satu kesatuan dalam bentuk komposit. Selain itu, bahan matriks sangat berpengaruh terhadap sifat mekanik, listrik, maupun stabilitas termal dari magnet komposit. Ihsan, 2005 Bonded Magnet ini memiliki kelemahan pada hasil material magnetnya. Hal itu dikarenakan oleh magnet isotropik memiliki sifat yang lebih rendah dari pada magnet yang disintering. Akan tetapi, disamping kelemahan tersebut, hasil dari Bonded Magnet ini memiliki keutungan-keuntungan sebagai berikut: a. Sederhana dan biaya produksi rendah. b. Mudah dibentuk dan variasinya juga beragam. c. Ketahanan mekanik yang cukup baik. Bonded Magnet dengan campuran logam transisi tanah jarang rare earth permanent magnets mempunyai sifat magnet unggul dibandingkan sifat magnetik bonded ferrit. Hal tersebut terlihat secara signifikan, karena magnet bonded ferrit mempunyai koefisien temperatur positif terhadap Hc yang berarti koersivitas meningkat dengan peningkatan temperatur. Deswita, 2007

2.7 Resin Polyvinyl Chloride PVC

Penggunaan resin sebagai binder dalam bonded magnet telah banyak dilakukan oleh para peneliti, termasuk paten yang dikeluarkan. Beberapa sifat dan kelebihan yang dimiliki oleh resin sebagai matriks dalam komposit antara lain ketahanannya terhadap pelarut organik, panas, oksidasi dan kelembaman seperti ringan, sifat mekanik serta mudah dimodifikasi dalam pembuatannya. Binder yang digunakan adalah resin polyvinyl chloride PVC. Polyvinyl Chloride PVC resin merupakan hasil polimerisasi monomer vinil klorida dengan bantuan katalis. Pemilihan katalis tergantung pada jenis proses polimerisasi yang digunakan. Untuk mendapatkan produk-produk dari PVC digunakan beberapa proses pengolahan yaitu: 1. Calendering Produk akhir: sheet, film, leather cloth dan floor covering. 2. Ekstrusi Merupakan cara pengolahan PVC yang banyak digunakan karena proses ini dapat dihasilkan bermacam- macam produk. “Extruder head” dapat digantikan dengan bermacam bentuk untuk menghasilkan:  Pipa, tube, building profile, sheet, floor covering dan monofilament.  Isolasi kabel listrik dan telepon.  Barang berongga dan blown film. 3. Cetak injeksi Produk yang diperoleh adalah:  Sol sepatu, sepatu, sepatu boot.  Container, sleeve penguat leher baju, valve.  Fitting, electrical and engineering parts. Mujiarto, 2005 Massa jenis PVC secara umum adalah 1,4 gcm 3 . Sifat-sifat PVC tersebut adalah baik dalam ketahanan air, ketahanan asam dan ketahanan alkali, tidak bersifat racun dan tidak menyala, isolasi listriknya baik dan tahan terhadap banyak larutan. Kelarutan PVC melunak pada 65-85 o C dan plastis pada 120-150 o C, mencair pada atau diatas 170 o C dan terurai memberikan asam klorida pada atau diatas 190 o C. Temperatur yang cocok untuk pengolahan adalah 150-180 o C. Bahan yang derajat polimerisasinya 2500-3000 dibuat untuk selang dan pembungkusan, yang 1300-1700 dibuat untuk kabel listrik dan pasta, yang 1000- 1300 dibuat untuk film; kulit imitasi; lembaran tipis dan pipa lunak, 700-800 dibuat untuk lembaran kaku; pipa kaku; botol, yang 400-500 dibuat untuk pelat gramopon, yang kurang dari 400 dipakai untuk cat dan perekat. Surdia, 2005