50 100
150 200
250 300
350 6.45
6.50 6.55
6.60
6,57
6,53
6,47 6,49
6,55
D e
n sit
y ,
g c
m
3
Ukuran Partikel Mesh
Gambar 4.1 Hubungan antara densitas terhadap ukuran partikel bonded magnet Nd-Fe-B
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai densitas cenderung meningkat dengan ukuran partikel yang lebih kecil pada bonded magnet Nd-Fe-B. Adanya
peningkatan densitas ini menunjukkan kepadatan akibat pengaruh ukuran partikel dan campuran polimer pada bahan bonded magnet Nd-Fe-B. Nilai densitas paling
tinggi terdapat pada komposisi dengan ukuran partikel yang lolos ayakan 325 mesh yaitu 6,57 gcm
3
. Sedangkan nilai densitas paling rendah terdapat pada komposisi dengan ukuran partikel yang lolos ayakan 100 mesh yaitu 6,47 gcm
3
.
4.1.2 Struktur Mikro
Pengamatan struktur mikro pada permukaan sampel dilakukan dengan perbesaran 100 kali menggunakan SEM Scanning Electron Microscopy. Sampel yang
diamati adalah sampel Original Powder dan dengan masing-masing ukuran partikel yang lolos ayakan 50, 100, 200, dan 325 mesh dapat dilihat pada gambar
4.2 dibawah ini:
Original
Powder
Gambar 4.2 Permukaan sampel bonded magnet Nd-Fe-B dengan masing- masing ukuran partikel yang lolos ayakan: a Original Powder b
50 mesh c 100 mesh d 200 mesh e 325 mesh dengan perbesaran 100 X
Distribusi partikel yang merata dan ukuran partikel yang semakin kecil merupakan hal yang penting bagi kualitas suatu komposit. Ukuran partikel serbuk
magnet memiliki peranan penting dalam proses pembuatan bonded magnet permanen ini. Pada gambar di atas, partikel Nd-Fe-B ditunjukkan dalam warna
abu-abu gelap dan polimer ditunjukkan dalam warna putih. a
b c
d e
4.1.3 Hasil Pengujian Struktur Kristal
Dalam penelitian ini, pengujian bonded magnet NdFeB terhadap struktur kristal dilakukan menggunakan XRD. Hasil pengujian struktur kristal bonded magnet
NdFeB dapat dilihat pada gambar 4.3.
a Sampel Original Powder
b Sampel dengan ukuran partikel 50, 100, 200 dan 325 mesh Gambar 4.3 Hasil XRD Sampel Bonded Magnet NdFeB
Dari hasil XRD pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sampel bonded magnet permanen NdFeB dengan binder polivynil chloride tidak ada mengalami
perubahan fasa pada sampel. Hasil difraksi sampel bonded NdFeB memiliki pattern pola yang hampir sama yang menandakan bahwa tidak terjadi perubahan
20 25
30 35
40 45
50 55
60 65
70 75
80
2
q
In te
n s
it y
a .u
.
20 25
30 35
40 45
50 55
60 65
70 75
80
2
q
Int e
ns it
y a
.u.
Sample E Sample D
Sample C Sample B
50 Mesh 100 Mesh
200 Mesh 325 Mesh
Original Powder
FeB Fe
FeB Fe
fase antara compact sampel NdFeB. Namun dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa intensitas peak original powder NdFeB sedikit lebih tinggi daripada
ukuran partikel yang lolos ayakan. Hal ini disebabkan adanya elemen-elemen NdFeB yang mengalami oksidasi. Tetapi karena suhu curing yang relatif rendah
dan waktu curing yang singkat, oksidasi yang terbentuk sangat tipis dan diffraction peak dari oksidasi tersebut tidak terdeteksi dengan jelas pada hasil X-
ray analisis.
4.2 Sifat Magnet
Penelitian ini mengamati sifat kemagnetan berupa nilai kuat medan magnet, kurva histerisis yang meliputi nilai induksi remanen Br, nilai koersivitas Hc dan
energi produk maskimum BH
max
.
4.2.1 Kuat Medan Magnet
Nilai kuat medan magnet diperoleh dengan pengukuran langsung menggunakan Gaussmeter. Nilai yang diambil merupakan nilai yang tertinggi dari beberapa titik
pengukuran pada sampel. Hasil pengukuran kuat medan magnet disajikan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran kuat medan magnet Ukuran Partikel Mesh
Kuat Medan Magnet Gauss Original Powder
2284 50
2221 100
2332 200
2228 325
2203
Dari tabel 4.2 di atas dapat dibuat grafik hubungan antara kuat medan magnet terhadap ukuran partikel bonded magnet Nd-Fe-B seperti gambar di bawah ini: