Bonded Magnet Neodymium Iron Boron NdFeB Resin Polyvinyl Chloride PVC

proses polimerisasi yang digunakan. Untuk mendapatkan produk-produk dari PVC digunakan beberapa proses pengolahan yaitu: 1. Calendering Produk akhir: sheet, film, leather cloth dan floor covering. 2. Ekstrusi Merupakan cara pengolahan PVC yang banyak digunakan karena proses ini dapat dihasilkan bermacam- macam produk. “Extruder head” dapat digantikan dengan bermacam bentuk untuk menghasilkan:  Pipa, tube, building profile, sheet, floor covering dan monofilament.  Isolasi kabel listrik dan telepon.  Barang berongga dan blown film. 3. Cetak injeksi Produk yang diperoleh adalah:  Sol sepatu, sepatu, sepatu boot.  Container, sleeve penguat leher baju, valve.  Fitting, electrical and engineering parts. Mujiarto, 2005 Massa jenis PVC secara umum adalah 1,4 gcm 3 . Sifat-sifat PVC tersebut adalah baik dalam ketahanan air, ketahanan asam dan ketahanan alkali, tidak bersifat racun dan tidak menyala, isolasi listriknya baik dan tahan terhadap banyak larutan. Kelarutan PVC melunak pada 65-85 o C dan plastis pada 120-150 o C, mencair pada atau diatas 170 o C dan terurai memberikan asam klorida pada atau diatas 190 o C. Temperatur yang cocok untuk pengolahan adalah 150-180 o C. Bahan yang derajat polimerisasinya 2500-3000 dibuat untuk selang dan pembungkusan, yang 1300-1700 dibuat untuk kabel listrik dan pasta, yang 1000- 1300 dibuat untuk film; kulit imitasi; lembaran tipis dan pipa lunak, 700-800 dibuat untuk lembaran kaku; pipa kaku; botol, yang 400-500 dibuat untuk pelat gramopon, yang kurang dari 400 dipakai untuk cat dan perekat. Surdia, 2005 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, dimulai dari tanggal 03 Maret 2014 sampai 06 Juni 2014 di beberapa tempat yaitu: 1. Pusat Penelitian Fisika PPF Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Puspiptek Serpong. 2. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi P2ET Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bandung. 3.2 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.2.1 Bahan a. Serbuk Neodymium Iron Boron Nd-Fe-B komersil Type MQP-B+, berfungsi sebagai bahan baku dalam pembuatan magnet. b. Resin Polyvinil Chloride Powder, adalah bahan polimer termoplastik yang berfungsi sebagai binder perekat dalam bonded magnet.

3.2.2 Peralatan Penelitian

a. Spatula, sebagai alat untuk mengambil serbuk bahan baku dalam pembuatan sampel magnet. b. Neraca digital 3 digit, berfungsi sebagai alat untuk menimbang bahan- bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sampel magnet. c. Ayakan Mesh Fluorsifiyer, dengan masing-masing ukuran ekivalen 50, 100, 200, dan 325 mesh, berfungsi untuk memisahkan butiran sesuai dengan yang dibutuhkan. d. Beaker glass, berfungsi sebagai tempat mencampurkan serbuk magnet dengan polimer. e. Cetakan moulding, berfungsi sebagai wadah cetakan sampel magnet berbentuk pelet. f. Hydraulic press, berfungsi sebagai alat kompaksi, memiliki kapasitas tekanan piston maksimum 100 MPa. g. Cawan, berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel saat proses pengeringan. h. High Temperature Furnace, berfungsi untuk mengeringkan sampel setelah dikompaksi. i. Jangka sorong digital, berfungsi sebagai alat ukur dimensi tebal dan diameter sampel magnet. j. Magnet-Physics Dr. Steingroever GmbH Impulse Magnetizer K-Series, berfungsi sebagai alat magnetisasi sampel yang telah dicetak. k. Gaussmeter, berfungsi sebagai alat untuk mengukur besarnya medan magnet permukaan sampel magnet. l. SEM Scanning Electron Microscopy Hitachi SU3500, berfungsi sebagai alat karakterisasi struktur mikro dari sampel. m. Magnet-Physics Dr. Streingroever GmbH Permagraph C, berfungsi sebagai alat karakterisasi sifat magnetic dari sampel dan menghasilkan kurva histerisis. n. X-Ray Diffraction XRD Rigaku, berfungsi sebagai karakterisasi struktur kristal fasa dari sampel.

3.3 Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan meliputi: preparasi serbuk, pencampuran serbuk, pencetakan, pengeringan, magnetisasi, dan karakterisasi bahan. Berikut ini merupakan diagram alir tahapan penelitian yang dilakukan: