clv = 0,5197; 0,4750; dan 0,4840 masuk rentang batas penerimaan maksimum
0,475 – 0,525 ; d U-Theil’s = 0,0031; 0,0005; dan 0,0008 di bawah batas penerimaan maksimum 0,05; dan e DW = 1,0553; 1,5041; dan
0,4759 di bawah batas penerimaan maksimum 2. Interpretasi kelima uji statistik tersebut Gambar 63 juga memperlihatkan kesesuaian antara nilai
hasil simulasi dengan nilai aktual. Berdasarkan hasil uji tersebut, kinerja model perubahan nilai manfaat tidak langsung secara statistik memenuhi
syarat-syarat validilitas.
c. Uji AME, AVE, Kalman filter, U-Theil’s, dan DW terhadap kinerja model perubahan nilai pilihan
Hasil uji validitas kinerja model perubahan nilai pilihan perairan umum menggunakan uji AME, AVE, Kalman filter, U-Theil’s, dan DW
ditunjukkan pada Tabel 25 dan kinerja model dengan interpretasi kelima jenis uji statistik tersebut ditunjukkan pada Gambar 64.
Tabel 25. Hasil uji validitas model perubahan nilai pilihan No.
Uji Statistik Batas Penerimaan
Hasil Uji Model NATR
1 AME
0,05 0,0050
2 AVE
0,05 0,0482
3 Kalman Filter KF
0,475 - 0,525 0,4753
4 U-Theil’s U
0,05 0,0324
5 DW
2 0,7274
Sumber : Lampiran 56
Berdasarkan Tabel 25, model penyebaran perubahan nilai air sebagai tempat rekreasi NATR mempunyai nilai uji : a AME = 0,0050
di bawah batas penerimaan maksimum 0,05; b AVE = 0,0482 di bawah batas penerimaan maksimum 0,05; c Kalman filter = 0,4753 masuk
rentang batas penerimaan maksimum 0,475 – 0,525 ; d U-Theil’s = 0,0324 di bawah batas penerimaan maksimum 0,05; dan e DW =
0,7174 di bawah batas penerimaan maksimum 2. Interpretasi kelima uji statistik tersebut Gambar 64 juga memperlihatkan kesesuaian antara nilai
clvi hasil simulasi dengan nilai aktual. Dengan demikian, validitas secara
statistik dipenuhi oleh kinerja model perubahan nilai pilihan yang disusun.
53000000 58000000
63000000 68000000
2003 - 2004 Nilai Pilihan Rp
Aktual Simulasi
Gamba r 64. Kinerja model perubahan nilai pilihan dengan interpretasi uji AME,
AVE, Kalman filter, U-Theil’s, dan DW
d. Uji AME, AVE, Kalman filter, U-Theil’s, dan DW terhadap kinerja model perubahan nilai keberadaan ekosistem
Hasil uji validitas kinerja model perubahan nilai keberadaan ekosistem pada perairan umum menggunakan uji AME, AVE, Kalman
filter, U-Theil’s, dan DW ditunjukkan pada Tabel 26, dan kinerjanya ditunjukkan pada Gambar 65.
Tabel 26. Hasil uji validitas model perubahan nilai keberadaan ekosistem
No. Uji Statistik Batas Penerimaan
Nilai Keberadaan Ekosistem
1 AME
0,05 0,0411
2 AVE
0,05 0,0495
3 Kalman Filter KF
0,475 – 0,525 0,5241
4 U-Theil’s U
0,05 0,0316
5 DW
2 0,6697
Sumber : Lampiran 57
clvii
50000000 100000000
150000000 200000000
2003 - 2004 Nilai Keberadaan Ekosistem
Rp
Aktual Simulasi
Gambar 65. Kinerja model perubahan nilai keberadaan ekosistem dengan interpretasi uji AME, AVE, Kalman filter, U-Theil’s, dan DW
Berdasarkan Tabel 26, model penyebaran perubahan nilai keberadaan ekosistem mempunyai nilai uji : a AME = 0,0411 di bawah
batas penerimaan maksimum 0,05; b AVE = 0,0495 di bawah batas penerimaan maksimum 0,05; c Kalman filter = 0,5241 masuk rentang
batas penerimaan maksimum 0,475 – 0,525 ; d U-Theil’s = 0,0316 di bawah batas penerimaan maksimum 0,05; dan e DW = 0,6697 di
bawah batas penerimaan maksimum 2. Interpretasi kelima uji statistik tersebut Gambar 65 juga memperlihatkan kesesuaian antara nilai hasil
simulasi dengan nilai aktual. Dengan demikian, kinerja model perubahan nilai keberadaan ekosistem yang disusun valid secara statistik.
4.3.3. Model Perubahan Nilai Manfaat Langsung Nilai manfaat langsung merupakan penjumlahan nilai air minum, nilai
air bersih, nilai air perikanan, dan nilai air pertanian. Nilai manfaat langsung berdasarkan hasil wawancara dan menjadi data awal simulasi
model tanpa meng -input pengaruh logam berat adalah Rp 290.388.871,68 dengan rincian nilai minum Rp 2.726.112,00; nilai air bersih Rp
91.770.886,32; nilai air perikanan Rp 22.913.122,96 dan nilai air pertanian Rp 172.978.750,40.
Simulasi model perubahan nilai manfaat langsung perairan umum akibat penyebaran logam berat menunjukkan perilaku seperti Gambar 66.
clviii
Berdasarkan Gambar 66 perilaku tahunan nilai manfaat langsung perairan umum tidak berfluktuasi mengikuti perilaku penyebaran logam
berat pada air kali dan air tanah. Hal ini mengindikasikan bahwa naik- turun logam berat air kali dan air tanah sepanjang tahun belum tentu
mengganggu nilai manfaat langsung yang ada pada air kali dan turunannya.
Tahun Rp
Nilai_Air_Minum 1
Nilai_Air_Bersih 2
Nilai_Air_Perikanan 3
Nilai_Air_Pertanian 4
Nilai_Manfaat_Langsung 5
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 100,000,000
200,000,000 300,000,000
1 2
3 4
5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3
Gambar 66. Perilaku perubahan nilai manfaat langsung, nilai air minum,
nilai bersih, nilai air perikanan, dan nilai pertanian
Untuk rentang waktu beberapa tahun, perubahan nilai manfaat langsung NML perairan umum diduga menunjukkan perilaku khas yaitu
meningkat stabil dengan empat kali penurunan drastis drop hingga kemudian nilai manfaat tersebut hilang secara total mulai tahun 2028.
Perilaku meningkat disebabkan oleh adanya penyesuaian nilai tukar rupiah yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun 2,97 per
tahun. Penurunan drastis pertama karena hilangnya nilai air untuk usaha perikanan Rp 22.913.122,96 NML = Rp 290.388.871,68 yang
terjadi sejak dimulainya simulasi, sehingga pada Gambar 66 tidak terlihat. Hal ini karena sejak awal ada logam berat air kali yang
menyimpang dari baku mutu yang dipersyaratkan untuk usaha perikanan, yaitu kadar Hg air kali sudah melebihi baku mutu tersebut
maks. 0,002 ppm Tabel 27 sejak tahun 2003. Dalam kaitan ini, maka kadar Hg menjadi parameter kritis pemanfaatan air kali untuk
pemelihaaran ikan di kolam-kolam sekitar.
clix
Tabel 27. Data perilaku perubahan nilai manfaat langsung, nilai air perikanan akibat penyimpangan Hg air kali tahun 2003
Bulan Nilai Manfaat
Langsung Rp Nilai Air
Pe rikanan Rp Hg Air Kali
ppm
Januari 268.194.173,69
56.687,30 0,0076
Pebruari 268.801.001,46
140,24 0,0076
Maret 269.465.877,59
0,35 0,0077
April 270.132.538,51
0,00 0,0085
Mei 270.800.849,12
0,00 0,0096
Juni 271.470.813,12
0,00 0,0117
Juli 272.142.434,63
0,00 0,0125
Agustus 272.815.717,73
0,00 0,0124
September 273.490.666,55
0,00 0,0144
Oktober 274.167.285,19
0,00 0,0245
Nopember 274.845.577,80
0,00 0,0119
Desember 275.525.548,51
0,00 0,0110
Penurunan dratis kedua karena hilangnya nilai air tanah resapan air kali sebagai sumber air minum Rp 3.134.414,22 NML = Rp
307.930.257,22 diduga mulai bulan September tahun 2007. Hilangnya nilai manfaat ini merupakan dampak dari kadar Pb air tanah mulai
tahun tersebut September = 0,0101 ppm; Oktober = 0,0117 ppm telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan untuk air minum maks. 0,01
ppm menurut Kep. MENKES RI No. 907MENKESSK II2002 Tabel 28.
Tabel 28. Data perilaku perubahan nilai manfaat langsung, nilai air minum
akibat penyimpangan Pb air tanah tahun 2007 -2008 Bulan
Nilai Manfaat Langsung Rp
Nilai Air Minum Rp
Pb Air Tanah ppm
Mei 304.901.721,79
3.107.557,40 0,00919
Juni 305.656.051,70
3.115.245,53 0,00928
Juli 306.412.247,83
3.122.952,68 0,00943
Agustus 307.170.314,79
3.130.678,89 0,00967
September 307.930.257,22
3.138.424,22 0,01010
Oktober 305.553.655,53
7.764,49 0,01170
clx Nopember
306.301.833,84 19,21
0,01220 Desember
307.059.608,43 0,05
0,01230 Januari
307.819.276,92 0,00
0,01240 Pebruari
308.580.824,89 0,00
0,01230 Maret
309.344.256,94 0,00
0,01230 April
310.109.577,72 0,00
0,01230 Tabel 29. Data perilaku perubahan nilai manfaat langsung, nilai air bersih
akibat penyimpangan Cd air tanah tahun 2010-2011 Bulan
Nilai Manfaat Langsung Rp
Nilai Air Bersih Rp
Cd Air Tanah ppm
Mei 329.870.310,40
114.343.842,47 0,00422
Juni 330.686.412,85
114.626.730,28 0,00423
Juli 331.504.534,34
114.910.317.96 0,00427
Agustus 332.324.679,87
115.194.607,24 0,00436
September 333.146.854,46
115.479.599,85 0,00454
Oktober 333.971.063,11
115.765.297,53 0,00541
Nopember 219.032.013,32
286.404,50 0,00563
Desember 219.287.496,21
708,57 0,00563
Januari 219.829.307,10
1.75 0,00565
Pebruari 220.373.165,25
0,00 0,00560
Maret 20.918.370,66
0,00 0,00555
April 221.464.924,92
0,00 0,00554
Penurunan dratis ketiga karena hilangnya nilai air tanah resapan air kali sebagai sumber air bersih Rp 115.765.297,53 NML = Rp 333.971.063,11
diduga mulai bulan Nopember tahun 2010 Gambar 66. Hasil simulasi model menunjukkan nilai manfaat tersebut hilang sebagai dampak dari kadar Cd air
tanah Oktober = 0,00541 ppm; Nopember = 0,00563 ppm melebihi baku mutu yang dipersyaratkan untuk air bersih maks. 0,005 ppm menurut Kep. MENKES
RI No. 416MENKES PERIX1990 Tabel 29. Tabel 30. Data perilaku perubahan nilai manfaat langsung, nilai air pertanian
akibat penyimpangan Hg air kali tahun 2028-2029
Bulan Nilai Manfaat
Langsung Rp Nilai Air
Pertanian Rp Hg Air Kali
ppm
Juni 368.441.109,55
368.441.109,55 0,0120
Juli 369.352.636,54
369.352.636,54 0,0131
Agustus 370.266.418.66
370.266.418.66 0,0128
September 371.182.461,48
371.182.461,48 0,0155
Oktober 372.100.770,60
372.100.770,60 0,0301
Nopember 920.581,03
920.581,03 0,0186
clxi Desember
922.858,55 922.858,55
0,0095 Januari
925.141,72 925.141,72
0,0120 Pebruari
927.430,53 927.430,53
0,0095 Maret
929.725,00 929.725,00
0,0097 April
932.025,15 932.025,15
0,0109 Mei
934.330,99 934.330,99
0,0121
Penurunan dratis keempat karena hilangnya nilai air kali sebagai air untuk usaha pertanian Rp 372.100.770,60 NML = Rp 372.100.770,60
diduga mulai bulan Oktober 2028. Hilangnya nilai manfaat tersebut sebagai dampak dari kadar Hg air kali mulai tahun tersebut Oktober =
0,0301 ppm yang sudah dapat melebihi baku mutu yang dipersyaratkan untuk air pertanian maks. 0,03 ppm menurut Shainberg dan Oster
1978 Tabel 30. Meskipun penyebaran Hg yang melebihi baku mutu tersebut hanya terjadi pada bulan tertentu, tetapi secara umum setiap
tahunnya usaha pertanian tidak pernah aman dengan Hg, apalagi sifat Hg yang dapat mengakumulasi pada tanah sawah dan lainnya dengan
waktu tinggal yang lama. Wollast dan Mackenzie 1975 menyatakan waktu tinggal Hg pada sedimentanah mencapai 2,5 x 10
8
tahun. 4.3.4. Model Perubahan Nilai Manfaat Tidak Langsung
Nilai manfaat tidak langsung merupakan penjumlahan nilai pengendalian banjir dan nilai air untuk pengolahan alami. Nilai manfaat
tidak langsung berdasarkan hasil wawancara dan menjadi data awal simulasi model tanpa meng-input pengaruh logam berat adalah Rp
362.661.483,94 dengan rincian nilai pengendalian banjir Rp 324.190.919,00 dan nilai air untuk pengolahan alami Rp 38.470.564,95.
Simulasi model perubahan nilai manfaat tidak langsung dari perairan umum akibat penyebaran logam berat menunjukkan perilaku seperti
Gambar 67. Seperti nilai manfaat langsung, perilaku tahunan nilai manfaat tidak langsung perairan umum tidak berfluktuasi mengikuti
perilaku penyebaran logam berat pada air kali. Hal ini mengindikasikan bahwa naik-turun logam berat air kali sepanjang tahun belum tentu
mengganggu nilai manfaat tidak langsung yang ada.
clxii
Tahun Rp
Nilai_Air_utk_Pengolahan_Alami 1
Nilai_Pengendalian_Banjir 2
Nilai_Manfaat_Tidak_Langsung 3
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 100,000,000
200,000,000 300,000,000
400,000,000 500,000,000
600,000,000
1 2
3
1 2
3
1 2
3
1 2 3
1 2
3
Gambar 67. Perilaku perubahan nilai manfaat tidak langsung, nilai pengendalian
banjir, dan nilai air untuk pengolahan alami Tabel 31. Data perilaku perubahan nilai manfaat tidak langsung, nilai
pengendalian banjir dan rasio pendangkalan kali tahun 2031- 2032
Bulan Nilai Manfaat Tidak
Langsung Rp Nilai Pengendalian
Banjir Rp Rasio
Pendangkalan Kali
Agustus 612.763.409,89
590.645.161,16 0,0282
September 612.803.621,10
590.720.931,66 0,0284
Oktober 612.833.567,74
590.786.380,41 0,0286
Nopember 612.851.920,53
590.840.178,24 0,0290
Desember 612.849.991,50
590.873.637,28 0,0293
Januari 612.836.787,02
590.895.763,95 0,0294
Pebruari 612.815.705,09
590.909.956,39 0,0296
Maret 612.785.522,38
590.914.991,33 0,0298
April 612.747.407,64
590.912.037,63 0,0299
Mei 612.701.463,89
590.901.198,39 0,0301
Juni 612.647.047,79
590.881.830,35 0,0303
Juli 612.583.713,96
590.853.488,25 0,0305
Untuk rentang waktu beberapa tahun, perubahan nilai manfaat tidak langsung NMTL perairan umum diduga menunjukkan perilaku
meningkat dengan perlambatan hingga tahun 2032 dan kemudian menurun dengan percepatan Gambar 67. Perilaku meningkat dan
menurun tersebut dominan merupakan kontribusi dan terjadi pada nilai pengendalian banjir.
Perilaku meningkat nilai pengendalian banjir disebabkan oleh adanya penyesuaian nilai tukar rupiah 2,97 per tahun. Perlambatan pada
clxiii
peningkatan dan percepatan pada penurunan nilai pengendalian banjir terjadi karena rasio pendangkalan kali yang meningkat secara
eksponensial. Hasil simulasi Tabel 31 menunjukkan perilaku meningkat nilai pengendalian banjir diduga mencapai maksimum Rp
590.914.991,33 NMTL = Rp 615.785.522,38 sekitar bulan Maret tahun 2032. Pada bulan tersebut, rasio pendangkalan kali rasio = 0,0298
≈≈
2,98 melebihi penyesuaian nilai tukar rupiah, sehingga menjadi awal penurunan nilai pengendalian banjir yang semakin cepat dari tahun
ke tahun.
Tahun
Endapan 1
Kenaikan_Vol_Limbah 2
Pertumbuhan_Industri 3
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 1
Endapan 2
Kenaikan_Vol_Limbah 0.00
3 Pertumbuhan_Industri
10,000,000 5.26
1 Endapan
2 Kenaikan_Vol_Limbah
7.2e12 3
Pertumbuhan_Industri 86,000,000
5.31 1
Endapan 2
Kenaikan_Vol_Limbah 1.8e13
3 Pertumbuhan_Industri
200,000,000 5.38
1 2
3 1
2 3
1 2
3 1
2 3
1 2
3
Gambar 68. Perilaku endapan, kenaikan volume limbah, dan pertumbuhan
industri Peningkatan eksponensial pada rasio pendangkalan kali disebabkan oleh
akumulasi endapan juga secara eksponensial mengikuti kenaikan volume limbah industri Gambar 68. Volume limbah industri meningkat
karena pertumbuhan positif pada industri dengan nilai stabil sekitar 5,32 per tahun. Semakin banyak endapan, maka luasan perairan yang
dapat menampung air pengendali banjir semakin berkurang. Endapan yang terjadi dapat diduga dari selisih kadar TDS dan TSS limbah masuk
dengan kadar TDS dan TSS limbah keluar perairan umum. Fluktuasi tahunan TDS dan TSS seirama dengan fluktuasi tahunan kadar Hg, Cd,
dan Pb yang juga merupakan bagian dari padatan. Perilaku meningkat dengan perlambatan dan menurun dengan
percepatan untuk nilai manfaat tidak langsung lebih tajam daripada
clxiv
untuk nilai pengendalian banjir, karena adanya kontribusi nilai air untuk pengolahan alami yang menurun dari tahun ke tahun Gambar
67. Hasil simulasi juga menunjukkan nilai air untuk pengolahan alami bulan Januari tahun 2004, 2014, dan 2024 berturut-turut Rp
37.674.241,58; Rp 31.059.308,91; dan Rp 25.605.841,80.
Tabel 32. Data perilaku perubahan nilai manfaat tidak langsung, nilai air untuk pengolahan alami, dan efisiensi pengolahan tahun 2003-
2004
Bulan Nilai Manfaat Tidak
Langsung Rp Nilai Air Untuk
Pengolahan Alami Rp Efisiensi
Pengolahan
Nopember 370.904.963,39
37.795.671,34 95,10
Desember 371.664.843,76
37.734.907,62 95,10
Januari 372.426.538,05
37.674.241,58 95,10
Pebruari 373.190.039,12
37.613.673,08 95,10
Maret 373.955.322,11
37.553.201,95 95,10
April 374.722.439,50
37.492.828,05 95,10
Mei 375.491.396,01
37.432.551,20 95,10
Juni 376.262.172.51
37.372.371,26 95,10
Juli 377.034.749,91
37.312.288,08 95,10
Agustus 377.809.087,08
37.252.301,48 95,10
September 378.585.177,70
37.192.411,33 95,10
Oktober 379.362.966,10
37.132.617,46 95,10
Penurunan nilai air untuk pengolahan alami disebabkan oleh inefisiensi pengolahan 4,9 ; efiesiensi = 95,1 yang lebih tinggi daripada
penyesuaian nilai tukar rupiah 2,97 , meksipun inefisiensi tersebut termasuk rendah. Berdasarkan informasi Kaderi 2001, inefisiensi 4,9
terjadi pada kondisi turbidity maksimum 100 NTU. Hasil simulasi model menunjukkan turbidity tahunan perairan umum selama 50 tahun
ke depan diperkirakan antara 8,92 – 27,59 NTU. Fluktuasi turbidity tahunan seirama dengan fluktuasi tahunan kadar Hg, Cd, dan
Pb yang juga merupakan bagian dari padatan. 4.3.5. Model Perubahan Nilai Pilihan
Nilai pilihan merupakan penjumlahan nilai air sebagai tempat rekreasi dan nilai air sebagai tempat memancing. Nilai pilihan berdasarkan hasil
clxv
wawancara dan menjadi data awal simulasi model tanpa meng -input pengaruh logam berat adalah Rp 77.713.588,70 dengan rincian nilai air
sebagai tempat rekreasi Rp 62.118.824,20 dan nilai air sebagai tempat memancing Rp 15.594.765,50.
Simulasi model perub ahan nilai pilihan dari perairan umum akibat penyebaran logam berat menunjukkan perilaku seperti Gambar 69.
Berdasarkan Gambar 69, perilaku tahunan nilai pilihan dari perairan umum menurun lambat mulai periode enam bulan pertama sampai
pertengahan periode enam bulan kedua, dan kemudian menurun sangat signifikan antara bulan Nopember-Desember. Hasil simulasi untuk
tahun 2003 juga menunjukkan nilai pilihan bulan September dan Oktober berturut-turut Rp 60.418.321,94 dan Rp
60.232.274,39; kemudian menurun signifikan bulan Nopember menjadi Rp 55.363.941,19 Tabel 33. Hal ini terjadi karena pengaruh perilaku
logam berat Hg, Cd, dan Pb yang cenderung meningkat lambat sampai pertengahan periode enam bulan kedua dan selanjutnya meningkat
signifikan.
Tahun Rp
Nilai_Pilihan 1
Nilai_Air_sbg_Tempat_Rekreasi 2
Nilai_Air_sbg_Tempat_Memancing 3
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 30,000,000
60,000,000
1 2
3 1 2
3 1 2 3
1 2 3 1 2 3
Gambar 69. Perilaku perubahan nilai pilihan, nilai air sebagai tempat rekreasi,
dan nilai air sebagai tempat memancing Tabel 33. Data perilaku perubahan nilai pilihan, nilai air sebagai tempat
rekreasi, dan rasio rekreasi tahun 2003-2004 Bulan
Nilai Pilihan Rp
Nilai Air sebagai Tempat Rekreasi Rp
Rasio Rekreasi
Juli 60.792.239,46
60.792.142.83 0,28
Agustus 60.604.944.40
60.604.944.16 0,28
September 60.418.321,94
60.418.321,94 0,28
clxvi Oktober
60.232.274,39 60.232.274,39
0,00 Nopember
55.363.941,19 55.363.941,19
0,28 Desember
55.193.457,71 55.193.457,71
0,28 Januari
55.023.499,21 55.023.499,21
0,28 Pebruari
54.854.064,06 54.854.064,06
0,28 Maret
54.685.150,66 54.685.150,66
0,28 April
54.516.757,40 54.516.757,40
0,28 Mei
54.348.882,68 54.348.882,68
0,28 Juni
54.181.524,90 54.181.524,90
0,28
Untuk rentang waktu beberapa tahun, perubahan nilai pilihan NP perairan umum diduga menunjukkan perilaku menurun dengan
perlambatan. Perilaku menurun ini dominan merupakan kontribusi nilai air sebagai tempat rekreasi yang juga menurun dengan perlambatan
Gambar 69. Hasil simulasi model menunjukkan nilai air sebagai tempat rekreasi bulan Januari tahun 2004, 2014, dan 2024 diduga
berturut-turut Rp 55.023.499,21 NP = Rp 55.023.499,21; Rp 15.523.572,14 NP = Rp 15.523.572,14; dan Rp
2.764.081,57 NP = Rp 2.764.081,57. Perilaku menurun dengan perlambatan nilai air sebagai tempat rekreasi
terjadi karena rasio rekreasi menurun cepat setiap terjadi peningkatan sangat signifikan penyebaran Hg, Cd atau Pb air kali. Gambar 70
menunjukkan hal tersebut.
Tahun Rasio_Rekreasi
1 Hg_Air_Kali
2 Cd_Air_Kali
3 Pb_Air_Kali
4 2,004
2,005 2,006
2,007 2,008
2,009 1
Rasio_Rekreasi 2
Hg_Air_Kali 0.000
3 Cd_Air_Kali
4 Pb_Air_Kali
0.007 0.010
1 Rasio_Rekreasi
2 Hg_Air_Kali
0.280 3
Cd_Air_Kali 0.032
4 Pb_Air_Kali
0.018 0.033
1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2
Gambar 70. Perubahan rasio rekreasi oleh Hg, Cd, dan Pb air kali Penurunan dengan perlambatan nilai pilihan dari perairan umum juga
terjadi karena kontribusi nilai air untuk tempat memancing yang menurun drastis sejak dimulainya simulasi. Penurunan drastis nilai air
sebagai tempat memancing ini merupakan dampak dari adanya logam
clxvii
berat air kali Hg air kali 0,0131 ppm yang sejak awal menyimpang dari batas aman keperluan memancing. Menurut O-Fish 2002 baku mutu
maksimum kadar Hg air deras sungai, waduk atau kali supaya ikan hasil tangkapannyapanc ingannya termasuk aman adalah 0,01 ppm.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa mulai bulan Juni tahun 2003 kadar Hg air kali 0,0117 ppm sudah melebihi baku mutu tersebut Tabel 34.
Meskipun Hg air kali pernah turun sekitar bulan Pebruari – April tahun 2004, tetapi karena sifatnya yang cenderung meningkat dari tahun ke
tahun dan mengakumulasi dalam tubuh ikan, maka ikan yang ada tetap tidak layak untuk ditangkap lagi sebagai bahan konsumsi. Kondisi ini
menyebabkan nilai air sebagai tempat memancing Juni tahun 2003 sekitar Rp 39.061,23 hilang permanen mulai bulan September tahun
2003 Tabel 34. Tabel 34. Data perilaku perubahan nilai pilihan, nilai air sebagai tempat
memancing akibat penyimpangan Hg air kali tahun 2003 - 2004 Bulan
Nilai Pilihan Rp
Nilai Air sebagai Tempat Memancing
Rp Hg air kali
ppm
April 61.396.083,99
38.868,67 0,0085
Mei 61.207.241,45
38.964,83 0,0096
Juni 61.018.980,95
39.061,23 0,0117
Juli 60.792.239,46
96,64 0,0125
Agustus 60.604.944.40
0,24 0,0124
September 60.418.321,94
0,00 0,0144
Oktober 60.232.274,39
0,00 0,0245
Nopember 55.363.941,19
0,00 0,0119
Desember 55.193.457,71
0,00 0,0110
Januari 55.023.499,21
0,00 0,0123
Pebruari 54.854.064,06
0,00 0,0090
Maret 54.685.150,66
0,00 0,0090
4.3.6. Model Perubahan Nilai Warisan
Nilai warisan merupakan penjumlahan nilai air peternakan dan nilai air pembibitan ikan. Nilai warisan berdasarkan hasil wawancara dan
menjadi data awal simulasi model tanpa meng-input pengaruh logam berat adalah Rp 164.097.327,50 dengan rincian nilai air
peternakan Rp 58.542.573,67 dan nilai air pembibitan ikan Rp
clxviii
105.554.783,53. Simulasi model perubahan nilai warisan perairan umum akibat penyebaran logam berat menunjukkan perilaku seperti Gambar
71. Berdasarkan Gambar 71, perilaku tahunan maupun perilaku beberapa tahun tidak terlihat karena nilai warisan NW telah menurun
drastis sejak awal simulasi. Penurunan drastis pertama terjadi karena mulai hilangnya nilai air
peternakan Rp 58.542.573,67 NW = Rp 169.097.327,50 sejak awal simulasi. Hilangnya nilai air peternakan ini merupakan dampak dari
kadar Hg air kali di awal simulasi sudah melebihi dan tidak pernah kurang dari baku mutu yang dipersyaratkan untuk usaha peternakan
maks. 0,002 ppm menurut PP RI No. 82 tahun 2001 Tabel 35.
Tahun Rp
Nilai_Warisan 1
Nilai_Air_Peternakan 2
Nilai_Air_Pembibitan_Ikan 3
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 50,000,000
100,000,000 150,000,000
1 2 3 1 2 3
1 2 3 1 2 3
1 2 3
Gambar 71. Perilaku perubahan nilai warisan, nilai air peternakan,
dan nilai air pembibitan ikan
Tabel 35. Data perilaku perubahan nilai warisan, nilai air peternakan akibat penyimpangan Hg air kali tahun 2003
Bulan Nilai Warisan
Rp Nilai Air Peternakan
Rp Hg air kali
ppm
Januari 405.978,50
144.834,91 0,0076
Pebruari 1.004,39
358,32 0,0076
Maret 2,48
0,89 0,0077
April 0,01
0,00 0,0085
Mei 0,00
0,00 0,0096
Juni 0,00
0,00 0,0117
Juli 0,00
0,00 0,0125
Agustus 0,00
0,00 0,0124
September 0,00
0,00 0,0144
Oktober 0,00
0,00 0,0245
Nopember 0,00
0,00 0,0119
Desember 0,00
0,00 0,0110
clxix
Penurunan drastis kedua terjadi karena mulai hilangnya nilai air pembibitan ikan Rp 105.554.783,53 NW = Rp 169.097.327,50 Gambar
71. Hilangnya nilai air ini juga merupakan dampak dari kadar Hg air kali yang sejak awal sudah berlebihan Tabel 36. Baku mutu Hg yang
dipersyaratkan untuk pembibitan ikan menurut DITJEN Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan 2003 adalah maks. 0,002 ppm.
Tabel 36. Data perilaku perubahan nilai warisan, nilai air pembibitan ikan akibat penyimpangan Hg air kali tahun 2003
Bulan Nilai Warisan
Rp Nilai Air Pembibitan
Ikan Rp Hg air kali
ppm
Januari 405.978,50
261.143,59 0,0076
Pebruari 1.004,39
646,07 0,0076
Maret 2,48
1,60 0,0077
April 0,01
0,00 0,0085
Mei 0,00
0,00 0,0096
Juni 0,00
0,00 0,0117
Juli 0,00
0,00 0,0125
Agustus 0,00
0,00 0,0124
September 0,00
0,00 0,0144
Oktober 0,00
0,00 0,0245
Nopember 0,00
0,00 0,0119
Desember 0,00
0,00 0,0110
4.3.7. Model Perubahan Nilai Keberadaan Nilai keberadaan yang dimaksud merupakan nilai air untuk
mempertahankan kelangsungankeberadaan ekosistem perairan umum yang dibangun oleh tumbuhan air, ikan, kerang, dan krustasea. Nilai
keberadaan ekosistem berdasarkan hasil wawancara dan menjadi data awal simulasi model tanpa meng-input pengaruh logam berat adalah Rp
200.100.000,00. Simulasi model perubahan nilai keberadaan ekosistem akibat
penyebaran logam berat menunjukkan perilaku seperti Gambar 72.
clxx
Berdasarkan Gambar 72, perilaku tahunan nilai keberadaan ekosistem menurun dengan perlambatan tanpa ada fluktuasi yang berarti. Tabel
37 mempertegas perilaku tersebut, misal penurunan nilai keberadaan ekosistem per tiga bulan selama tahun 2003 dari bulan Maret, Juni,
September, dan Desember yang berturut-turut Rp 189.279.999,90; Rp 179.045.069,27; Rp 169.353.671,69; dan
Rp 160.205.581,37.
Tahun N. Keberadaan Ekosistem Rp
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 50,000,000
100,000,000 150,000,000
200,000,000
Gambar 72. Perilaku perubahan nilai keberadaan ekosistem Tabel 37. Data perilaku perubahan nilai keberadaan ekosistem, rasio
kerusakan ekosistem, dan Hg air kali tahun 2003 - 2004 Bulan
Nilai Nilai Keberadaan
Ekosistem Rp Rasio Kerusakan
Ekosistem Hg Air Kali
ppm
Maret 189.279.999,90
0,25 0,0077
April 185.804.947,18
0,25 0,0085
Mei 182.393.694,08
0,25 0,0096
Juni 179.045.069,27
0,25 0,0117
Juli 175.757.922,96
0,25 0,0125
Agustus 172.531.126,42
0,25 0,0124
September 169.363.571,69
0,25 0,0144
Oktober 166.254.171,11
0,25 0,0245
Nopember 163.201.857,03
0,25 0,0119
Desember 160.205.581,37
0,25 0,0110
Januari 157.264.315,30
0,25 0,0123
Pebruari 154.377.048,89
0,25 0,0090
Untuk rentang waktu beberapa tahun, perubahan nilai keberadaan ekosistem diduga juga menunjukkan perilaku menurun dengan
perlambatan. Hasil simulasi model menunjukkan nilai keberadaan bulan
clxxi
Januari tahun 2004, 2014, dan 2024 berturut-turut Rp 157.264.315,30; Rp 17.019.066,10; dan Rp 1.841.794,88.
Perilaku tahunan maupun perilaku beberapa tahun yang menurun tersebut disebabkan oleh kerusakan ekosistem rasio = 0,25 25 yang
lebih besar daripada fraksi penyesuaian nilai 0,0297. Kerusakan ekosistem tersebut berupa keracunan krustasea akibat kadar Hg air kali
Tabel 37 yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan untuk pertumbuhan krustasea maks. 0,005 ppm. Krustasea merupakan satu
dari empat komponen ekosistem yang teridentifikasi di perairan umum. Perlambatan pada penurunan nilai keberadaan ekosistem terjadi karena
rasio kerusakan ekosistem dihitung dari ekosistem yang ada yang dengan bertambahnya waktu nilainya semakin berkurang.
4.3.8. Model Perubahan Nilai Ekonomi Air Nilai ekonomi air merupakan penjumlahan nilai manfaat langsung, nilai
manfaat tidak langsung, nilai warisan, nilai pilihan, dan nilai keberadaan ekosistem yang dimiliki oleh perairan umum. Berdasarkan hasil
wawancara, nilai ekonomi air permulaan tahun 2003 yang menjadi data awal simulasi model tanpa meng-input pengaruh logam berat adalah Rp
1.094.961.301,52. Gambar 73 menunjukkan perubahan nilai ekonomi air tersebut dengan
kecenderungan menurun. Perilaku tersebut merupakan akumulasi perilaku setiap jenis nilai ekonomi air yang diidentifikasi akibat
pengaruh logam berat Hg, Cd, dan Pb dengan bertambahnya waktu.
clxxii
Tahun Rp
Nilai_Manfaat_Langsung 1
Nilai_Manfaat_Tidak_Langsung 2
Nilai_Ekonomi_Air 3
Nilai_Pilihan 4
Nilai_Warisan 5
Nilai_Keberadaan_Ekosistem 6
2,010 2,020
2,030 2,040
2,050 500,000,000
1e9
1 2
3
4 5 6 1
2 3
4 5 6 1
2 3
4 5 6 1
2 3
4 5 6 1
2 3
4 5 6
Gambar 73. Perilaku perubahan nilai ekonomi air
Berdasarkan Gambar 73, perilaku menurun dengan perlambatan nilai ekonomi air NE periode tahun 2003 – 2010 dominan disebabkan oleh penurunan
nilai keberadaan ekosistem. Selanjutnya perilaku menurun drastis nilai ekonomi air pada tahun 2010 dominan disebabkan oleh penurunan drastis nilai manfaat
langsung perairan umum dari Rp 333.971.063,11 NE = 832. 891.625,02 bulan Oktober tahun 2010 menjadi Rp 219.032.013,32 NE = Rp 715.837.693,05
bulan Desember tahun 2010 Tabel 38. Pada periode tahun 2010 – 2028, nilai ekonomi air diduga menunjukkan
perilaku meningkat yang dominan disebabkan oleh peningkatan nilai manfaat manfaat langsung akibat penyesuaian nilai tukar rupiah sebesar 2,97 per tahun.
Pada periode ini tidak terjadi penurunan berarti pada nilai-nilai ekonomi air yang diidentifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa Hg, Cd, dana Pb yang ada belum
terlalu berbahaya untuk pemanfaatan tertentu yang masih ada seperti pemanfaatan air kali sebagai air pertanian dan Kali Cakung Dalam sebagai pengendali banjir.
Selanjutnya pada tahun 2028 sekitar bulan Oktober-Nopember, nilai ekonomi air kali diduga mengalami penurunan sangat drastis yang disebabkan oleh nilai
manfaat langsung mulai menghilang Gambar 73. Hasil simulasi menunjukkan nilai manfaat langsung perairan umum bulan Oktober tahun 2028 sekitar
Rp 372.100.770,60 NE = Rp 980.004.451,51, sedangkan bulan Nopember tahun 2028 hanya sekitar Rp 920,581,03 NE = Rp 609.056.838,26
Tabel 38, dan selanjutnya menurun terus hingga habis.
clxxiii
Tabel 38. Data perilaku perubahan nilai ekonomi air tahun 2010, 2028, dan 2032
Nilai Ekonomi Air Rp Bulan
2010 2028
2032
Januari 824.712.155,51
968.612.937,76 613.742.844,24
Pebruari 825.553.503,24
969.898.503,86 613.714.221,01
Maret 826.412.297,52
971.180.039,42 613.676.607.44
April 827.288.345.61
972.458.516,76 613.631.170,36
Mei 828.181.411,77
973.734.004,44 613.578.010,88
Juni 829.091.189,37
975.006.014,18 613.516.483,76
Juli 830.017.429,36
976.274.072,94 613.446.141,83
Agustus 830.959.774,68
977.537.771,55 613.366.255,91
September 831.917.968,94
978.796.396.00 613.276.116,33
Oktober 832.891.625.02
980.004.451,51 613.154.116,74
Nopember 716.213.513,37
609.056.838,26 612.997.531,94
Desember 715.837.693,05
609.329.756,41 612.844.355,80
Mulai tahun 2032 nilai ekonomi air diduga menunjukkan perilaku menurun dengan percepatan. Hal ini dominan disebabkan oleh nilai manfaat tidak
langsung perairan umum yang juga menurun dengan percepatan. Perilaku nilai manfaat tidak langsung merupakan kontribusi dari perilaku penurunan nilai
pengendalian banjir akibat pendangkalan oleh padatan termasuk Hg, Cd, dan Pb. Hasil simulasi menunjukkan nilai pengendalian banjir pada bulan Januari tahun
2030, 2040, dan 2050 diduga berturut-turut Rp 587.470.796,61 NMTL = Rp 610.275.657,11; NE = Rp 611.636.748,59, Rp 538.894.835,44 NMTL =
Rp 557.695.564,46; NE = Rp 557.913.928,68, dan Rp 321.806.744,47 NMTL = Rp 337.306.396,90; NE = Rp 337.336.753,73.
clxxiv
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan