Penyebaran Logam Berat pada Air Tanah Penyerapan Logam Berat oleh Tanaman

xxxiv kerusakan ekosistem atau kehancuran biota air oleh logam berat tidak sama tergantung jenis logam berat, tetapi kehancuran salah satunya menyebabkan terputusnya mata rantai makanan dan kehidupan. Diantara logam berat yang masuk ke perairan, Hg, Cd, dan Pb sangat berbahaya karena dapat mengganggu fungsi normal enzim atau struktur selular ikan dan biota air lainnya. Hal ini karena ketiga logam berat tersebut mempunyai afinitas yang besar terhadap sulfihidril -SH yang merupakan gugus fungsi pada asam amino organisme hidup yang dapat mengikat logam berat Boline, 1981.

2.4. Penyebaran Logam Berat pada Air Tanah

Leeper 1978 menyatakan bahwa semakin bertambahnya waktu, maka logam berat di dalam air atau larutan tanah semakin bertambah. Daerah yang mempunyai air tanah dangkal dan tidak memiliki lapisan kedap air akan mudah tercemar logam berat. Sifat dari tanah dan jarak perairan dengan air tanah menentukan tingkat pencemaran logam berat dari perairan. Interaksi logam berat dengan air tanah dalam waktu yang lama memberi kemungkinan : a terjadinya timbunan tanah logam permanen atau temporer dalam bentuk tidak larut; b terbentuknya gas dari logam; c logam tetap ada di dalam air tanah dan jika keluar melalui drainase; dan d diserap oleh tanaman yang ada pada tanah dan tertimbun di dalam tanaman. Partikel limbah industri yang mengandung logam berat dapat mengendap di badan air terutama yang tenang. Ketika logam berat yang dibawa oleh aliran mencapai muara atau daerah tergenang akan membentuk partikel yang lebih besar dan mengendap di bagian dasar sebagai sedimen Clapham, 1973. Harahap 1991 dan PPLH 1997 menambahkan bahwa pengendapan logam berat di dasar perairan didukung oleh sifatnya yang mudah berikatan terutama dengan bahan organik perairan. Logam berat tersebut bersatu dengan sedimen yang sudah ada, sehingga menyebabkan kadar logam berat sedimen lebih tinggi daripada logam berat perairan. Disamping itu, sedimen yang mengandung logam berat mudah tersuspensi kembali oleh adanya air yang bergerak, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial untuk jangka waktu tertentu. xxxv

2.5. Penyerapan Logam Berat oleh Tanaman

Soemand 1980 dan Darmono 1995 menyatakan bahwa kadar logam berat di dalam air irigasi sangat mempengaruhi kadar logam berat tanaman yang di atasnya. Bila logam berat di dalam air irigasi meningkat, maka logam berat pada jaringan tanaman akan bertambah. Hal ini karena tanaman semakin mudah dan berpeluang untuk menyerap logam berat. Namun demikian, adanya interaksi di antara logam berat sendiri dapat menjadi penghambat penyerapan logam berat oleh tanaman. Menurut Chaney 1980, penyerapan logam berat oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh proses di dalam media tanam dan di dalam tanaman. Logam berat dapat berada dalam bentuk tidak larut atau terikat kuat di dalam air irigasi, sehingga penyerapannya oleh tanaman sangat kecil. Sommers 1980 dan Saeni 1989 menyatakan setiap jenis tanaman berbeda kemampuannya untuk menyerap nutrien termasuk logam berat dan menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman akar, umbi, batang, daun, buah, atau biji. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kondisi jenis tanaman, kultivar, dan usia panen tanaman. Jenis sayur-sayuran seperti selada dan bayam menyerap Cd lebih tinggi daripada tanaman kedelai, jagung, dan gandum. Darmono 1995 menyatakan bahwa fase pertumbuhan dan sistem akar tanaman berpengaruh terhadap penyerapan logam berat. Penyerapan dan toksisitas didukung oleh status nutrisi, umur, dan ada tidaknya infeksi Mycorriza pada tanaman. Leeper 1978 menyatakan bahwa penyerapan logam berat oleh tanaman juga dipengaruhi oleh jenis logam berat yang ada di dalam air irigasi. Respon tanaman terhadap peningkatan kadar Zn dan Ni dalam larutan media tanam adalah linier, sedangkan untuk Cu dan Pb cenderung memperlihatkan respon yang nonlinier. Silalahi 1980 menyatakan bahwa unsur beracun logam berat umumnya sangat kuat berikatan dengan partikel-partikel yang dikandung air irigasi dan larutan tanah. Oleh karena itu, keracunan tanaman oleh logam berat biasanya xxxvi terjadi bila kadar logam berat berlebih pada media tanam tersebut. Darmono 1995 menambahkan bahwa kadar logam berat berlebih menyebabkan kerusakan pada lingkungan alami termasuk tanaman. Tanaman memerlukan mineral atau logam sebagai unsur nutrisi dalam jumlah yang sedikit. Penyerapan logam berat akan sampai ke puncak tanaman bila cukup di dalam air irigasi dan sebelumnya sudah ada di akar. Akar tanaman akan lebih mudah menyerap logam berat dalam bentuk ion bebas daripada dalam bentuk terikat dengan asam kompleks dan garam kompleks yang melarut atau tersuspensi dalam air irigasi. Pada tanah asam, Pb dan Cu berada dalam bentuk asam kompleks, sedangkan Cd dan Zn berada dalam bentuk kation bebas. Serapan Pb akan meningkat bila kapasitas pertukaran kation, kadar bahan organik, kadar P rendah, dan media perakaran luas. Di samping dari media tanam, Pb juga dapat tersedia bagi tanaman melalui udara. Fungsi Pb dari udara lebih bersifat menutupi pori-pori daun daripada membuka stomata daun Lepp, 1981 dan Darmono, 1995. 2.6. Residu, Toksisitas, dan Baku Mutu Logam Berat 2.6.1. Residu dan Toksisitas Merkuri Hg