xx
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Air merupakan bagian terbesar dari permukaan bumi 70,8 yang
tersebar di lautan, danau, air sumber, kumpulan salju, gletser, lapisan es di kutub, dan air tanah. Air banyak membawa dan melarutkan komponen
alam termasuk logam dan mineral yang penting bagi kehidupan. Menurut Reilly 1980 dan Darmono 1995, logam berat maupun logam ringan
hampir selalu ditemukan di dalam air tawar maupun air laut, meskipun dalam jumlah yang sangat terbatas. Logam berat tersebut ada yang bersifat
esensial, nonesensial, toksik, dan nontoksik bagi kehidupan organisme air, manusia maupun makhluk hidup di daratan yang mengkonsumsi air.
Logam berat bersahabat dengan lingkungan, tetapi bila dimobilisasi dalam jumlah yang berlebih dan adanya intervensi manusia di daratan
maupun perairan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air dan pemanfaatannya oleh manusia sendiri. Pada tahun 1970, sejumlah negara
membuat kesepakatan internasional mengenai perlunya pengendalian penyebaran logam berat dan pestisida ke perairan umum. Kesepakatan
tersebut dicapai melalui sejumlah konvensi di Oslo, London, Paris, Rhine, dan Barcelona. Pengendalian dianggap penting karena logam berat
mempunyai sifat yang sangat berbahaya, yaitu waktu tinggal residence time yang lama, daya akumulasi yang cepat, dan toksisitas yang tinggi. Dampak
toksik logam berat dapat terjadi antar generasi dan toksisitas baru akan muncul bila mengkonsumsi bahan pangan yang mengakumulasi logam berat.
Penelitian yang dilakukan di Eropa pada tahun 1979 memperlihatkan penyebaran logam berat ke perairan umum sebagian besar bersumber dari
limbah industri. Untuk Hg, Cd, Pb, dan As berturut -turut mencapai 40 ton per tahun, 180 ton per tahun, 18.210 ton per tahun, dan 150 ton per tahun
Pacyna, 1983. Data periode 19891990 -19931994 juga menunjukkan dominansi industri sebagai penyumbang limbah yang mengandung logam
berat PEMDA DKI Jakarta, 1997.
xxi
Bila melihat sejarah, kasus keracunan CH
3
-Hg
+
metil merkuri di Minamata Jepang yang menelan korban terbesar sepanjang tahun 1950-an
disebabkan oleh limbah industri Perusahaan Chiso Corporation yang kapasitas pengolahan limbahnya tidak ditingkatkan, sehingga tidak
mengimbangi peningkatan produksi. Industri tersebut memproduksi bahan kimia dengan menggunakan Hg sebagai katalis. Kasus itai-itai di Jepang
pada tahun 1965 juga disebabkan oleh limbah industri pertambangan yang mengandung Cd di bagian hulu Sungai Jinzu.
Disamping terhadap manusia, dampak penyebaran logam berat juga terjadi pada organisme air dalam jumlah yang tak terhitung dan lokasi yang
tak terdeteksi. Akumulasi logam berat pada organisme air sangat cepat. Data menunjukkan bahwa proses bioakumulasi CH
3
-Hg
+
dari air, macrophytes, alga sampai ke ikan meningkat 23.200 kali. Menurut Saeni
2002, akumulasi tersebut sangat berbahaya karena sekitar 90 dari CH
3
- Hg
+
yang diserap menetap pada daging ikan tersebut dan siap dikonsumsi. Terkait hal tersebut, penyebaran logam berat dari limbah industri pada
perairan umum yang dalam hal ini Kali Cakung Dalam menjadi permasalahan serius yang harus dikaji. Untuk rentang waktu tertentu,
logam berat tersebut akan ikut penyebaran mengikuti pola penyebaran air pada tanah-tanah sekitar DAS di bagian hilir, usaha pertanian dan
perikanan sekitar yang memanfaatkan air yang mengandung logam berat tersebut. Bila kadar logam berat tersebut relatif tinggi sampai melampaui
batas yang wajar, maka dapat menimbulkan bahaya yang kompleks bagi organisme dan masyarakat luas yang berinteraksi dengan perairan umum
atau turunannya. 1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menentukan tingkat penyebaran logam berat Hg, Cd, dan Pb akibat
cemaran industri pada perairan umum dan turunannya.
xxii 2. Merancang model penyebaran logam berat Hg, Cd, dan Pb pada perairan
umum dan turunannya sebagai alat untuk menduga perilaku penyebarannya dengan bertambahnya waktu.
3. Menghitung nilai ekonomi air yang ada pada perairan umum. 4. Merancang model perubahan nilai ekonomi air akibat penyebaran logam
berat Hg, Cd, dan Pb pada perairan umum.
1.3. Kerangka Pemikiran