BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan telaah pustaka, maka kerangka konsep dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1. berikut ini : Variabel
independen Variabel
dependen
PPAP X
5
NPL X
4
LDR X
3
BOPO X
2
CAR X
1
KAP X
6
ROA Y
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan Gambar 3.1 tersebut dapat diidentifikasi bahwa variabel independen terdiri dari CAR X
1
, BOPO X
2
, LDR X
3
, NPL X
4
, PPAP X
5
dan KAP X
6
serta ROA sebagai variabel dependennya Y. Dengan memasukkan model
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama 6 variabel independen maka juga dapat diketahui rasio-rasio mana yang dominan berpengaruh terhadap ROA.
Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank Sinungan, 2000. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan
kecukupan modal yang dimilikinya Dendawijaya, 2005. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit
atau aktiva produktif yang berisiko. Atau dengan kata lain, semakin tinggi kecukupan modalnya untuk menanggung risiko kredit macetnya, sehingga kinerja bank semakin
baik, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan yang berujung pada meningkatnya laba ROA. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Sugiyanto 2002, dan Usman 2003, CAR akan mempengaruhi ROA.
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya
bunga dan hasil bunga Dendawijaya, 2005. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan
menurunkan ROA. Pengaruh BOPO terhadap ROA dikemukakan oleh Sugiyanto 2002 dan Usman 2003, dimana BOPO menunjukkan pengaruh yang negatif
Universitas Sumatera Utara
artinya semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.
LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank
terutama masyarakat. Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas target dan limitnya, berarti tidak tertutup kemungkinan bank akan mengalami kesulitan
likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan tekanan pada pendapatan bank Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Semakin tinggi LDR, maka laba perusahaan
semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil. Pengaruh LDR terhadap ROA
diteliti oleh Sugiyanto 2002, dan Usman 2003, dimana semakin tinggi LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu
menyalurkan kreditnya dengan efektif sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh terhadap penurunan laba ROA yang diperoleh bank Kasmir, 2004. Pengaruh NPL terhadap ROA menunjukkan pengaruh yang negatif artinya semakin
tinggi NPL menunjukkan resiko kredit yang ditanggung bank tinggi sehingga dapat menurunkan pendapatan bank Usman, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh PPAP terhadap ROA menunjukkan pengaruh yang negatif artinya semakin tinggi PPAP akan menurunkan pendapatan bank Pudjo, 1999.
Kualitas Aktiva Produktif memiliki tingkat produktifitas dalam menghasilkan
suatu pendapatan bagi bank yaitu bunga. Pengaruh KAP terhadap ROA menunjukkan pengaruh yang negatif artinya semakin tinggi KAP akan menurunkan pendapatan
bank.
3.2. Hipotesis