Analisis Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2006–2010)

(1)

(2)

PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006–2010)

Analysis Of Firm Size And Asset Quality To Profitability

(Study In Bank Umum Syariah Indonesia Periode 2006-2010)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen Ekonomi

Oleh :

Nama : DHIKA ERMAYA

NIM : 21208051 Kelas : MN-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

v

Dhika Ermaya, “Analisis Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2010)” dibawah bimbingan Linna Ismawati, S.E.,M.Si.

Perusahaan harus memperhatikan profitabilitas untuk mengetahui apakah perusahaan dapat melangsungkan kegiatannya atau tidak. Ini dikarenakan profitabilitas merupakan tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dimana laba tersebut dapat dilihat dari selisih antara pendapatan dan beban-beban perusahaan. selain itu perusahaan juga harus memperhatikan faktor lain yang berhubungan dengan perhitungan laba. Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif merupakan beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan atas Laba perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2006-2010.

Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel laporan keuangan 3 Bank Umum Syariah dengan menggunakan data laporan keuangan dari smester I tahun 2006 sampai dengan smester II tahun 2010. Variabel yang digunakan adalah Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif sebagai variabel independen dan Profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui apakah ada hubungan linear antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), sama halnya dengan Kualitas Aktiva Produktif secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Kualitas Aktiva Produktif dan Profitabilitas (ROA)


(5)

iv

ABSTRACT

Dhika Ermaya, "Analysis of Company Size and Earning Assets Quality Of Profitability (Study In Bank Umum Syariah Indonesia Periode 2006-2010)" under the guidance of Linna Ismawati, SE, M.Si.

Companies should pay attention to profitability to determine whether the company can continue its activities or not. This is because profitability is the ability of banks to generate profits. Where profits can be seen from the difference between revenues and expenses of the company. other than that the company must also consider other factors associated with the calculation of profit. Company Size and Earning Assets are several factors that influence the decision making on corporate earnings. This study aims to determine the effect of firm size and asset quality to profitability (ROA) at the Commercial Bank Indonesia Sharia in the period 2006-2010.

Research carried out on 30 samples of three financial statements using Shariah Banks financial statement data from the I smester 2006 to smester II in 2010. Variable used is the size of the Company and Assets Quality as an independent variable and profitability (ROA) as the dependent variable. This study uses multiple linear regression to determine whether there is a linear relationship between one dependent variable with several independent variables.

The results showed that the partial variable Company Size no significant effect on profitability (ROA), as well as partially Assets Quality is not a significant effect on profitability (ROA).


(6)

vi

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat kemurahan-Nya Skripsi ini dapat Penulis selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam Skripsi ini penulis membahas “Analisis Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2010)”. Tugas Skripsi ini sebagai salah satu syarat sidang, guna memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Dalam proses pendalaman materi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si. selaku dosen pembimbing dan memberikoreksi untuk Skripsi ini. Dan tak pula kritik dan saran yang membangunlah yang penulis selalu harapkan demi pembelajaran kedepan, karena hanya setitik ilmu yang penulis miliki dari luasnya lautan ilmu yang ada. Untuk itu penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Linna Ismawati,SE.,M.Si Selaku Ketua Program Studi Manajemen.

4. Raeny Dwisanty.SE.,M.Si., Selaku Dosen Wali yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis.


(7)

vii

5. Bank Indonesia (BI) yang telah memberikan data dan informasi serta perizinan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini

6. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Orang tua tercinta, Papa dan Mama yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat dan pengorbanan tak terhingga baik secara moril maupun materil.

8. Seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan semangat tiada henti kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku Pras, Nurul, Adit, Fachri, Ardia, Ria, Gema, Alm. Fajar G.K., Yunita, Nia, Beni, Amzah, Sandy, Eko, Janter, Shifa, Pratiwi, Yatimah, Devi untuk kebersamaan, keceriaan, dan persahabatan kita selama ini.

10. Seluruh teman MN-2 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungannya.

11. Seluruh teman di MNI yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan untuk bisa segera lulus dengan hasil yang memuaskan.

12. Untuk Shella Agustin yang selalu memberikan semangat, motivasi, bawel mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

13. Seluruh pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung turut membantu penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.


(8)

viii

semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini diterima dan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa diterima penulis sebagai masukan yang berarti. Sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan skripsi ini ini dapat bermanfaat dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Bandung, Juli 2012 Penulis

Dhika Ermaya 21208051


(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFRAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitin ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13


(10)

x

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Ukuran Perusahaan ... 16

2.1.2 Kualitas Aktiva Produktif ... 19

2.1.2.1 Pengertian Kualitaas Aktiva Produktif ... 19

2.1.2.2 Konsep Kualitas Aktiva Produktif ... 19

2.1.2.3 Penilaian Kualitaas Aktiva Produktif ... 20

2.1.2.4 Komponen-komponen Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 21

2.1.3 Profitabilitas ... 21

2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 21

2.1.3.2 Rasio Profitabilitas ... 23

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.2 Kerangka Pemikiran ... 33

2.2.1 Hubungan Ukuran Perusahaan denganProfitabilitas (ROA) ... 33

2.2.2 Hubungan Kualitas Aktiva Produktif dengan Profitabilitas (ROA) ... 34


(11)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 41

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.3.1 Sumber Data ... 48

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 49

3.2.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.4.1 Jenis Data ... 51

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.5 Rancangan Analisis dan pengujian Hipotesis ... 52

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 52

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66

4.1.1 Sejarah perusahaanUmum Perusahaan ... 66

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 69

4.1.3 Jod Description ... 74

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 89

4.2 Analisis Deskriftif ... 94

4.2.1 Perkembangan Ukuran Perusahaan ... 94


(12)

xii

4.3 Analisis Verifikatif ... 103

4.3.1 Uji Beda ... 103

4.3.2 Estimasi Model Regresi ... 104

4.3.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 106

4.3.4 Analisis Korelasi Parsial ... 112

4.3.5 Koefisien Determinasi Parsial ... 115

4.3.5.1 Koefisien Determniasi Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Ketika Kualitas Aktiva Produktif Tidak Berubah ... 115

4.3.5.2 Koefisien Determniasi Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas (ROA) Ketika Ukuran Perusahaan Tidak Berubah ... 115

4.3.6 Uji Hipotesis ... 116

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 121

5.2 Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pertengahan tahun 1990 sistem keuangan Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan. Komposisi penguasan pangsa pasar berubah begitu memasuki tahun 1998 menyusul dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang melikuidasi 16 bank swasta nasional pada bulan November 1997 akibat krisis moneter. Namun tindakan pencabutan izin usaha bank oleh pemerintah tidak berhenti sampai disitu, karena pada tanggal 4 April 1998 pemerintah menghentikan operasi tujuh bank yang kinerjanya kurang baik dan tujuh bank lainnya ditempatkan dibawah pengawasan BPPN (Tarmidzi dan Wilyanto, 2003).

Meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya semakin meluas, kinerja perbankan sepanjang tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan tersebut. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif (Laporan Pengawasan Perbankan, 2008).

Perbankan memiliki peranan yang strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangungan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi pembayaran, serta alat transimisi


(14)

kebijakan moneter. Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Setelah diberlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan (Pasal 6 huruf m) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998, praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil untuk dilakukan di Indonesia. Bank syariah merupakan salah satu lembaga perantara (intermediary) yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (profit sharing). Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi ekonomi Islam yang melarang penggunaan sistem bunga dalam perekonomian, karena sistem tersebut dianggap riba yang dilarang oleh agama. Hal ini disebabkan penerapan sistem ribawi tidak hanya membawa kehancuran ekonomi, tetapi juga kerusakan moral di masyarakat (Antonio, 2001: 77).

Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan

UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan “bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah


(15)

3

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.

Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga melainkan atas dasar prinsip bagi hasil jual beli sebagaimana digariskan syariat (hukum) Islam. Prinsip syariat Islam yang dimaksud yaitu bank dalam kegiatan operasionalnya mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islami misalnya dengan menjauhi praktek-praktek yang mengandung unsur-unsur riba dan melakukan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Siamat, 1999: 24). Diperkenankannya bank melakukan kegiatan berdasarkan prinsip bagi hasil diharapkan akan dapat saling melengkapi dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang telah terlebih dahulu dikenal dalam sistem perbankan Indonesia. Di samping itu pendirian jenis bank bagi hasil tersebut akan dapat member pelayanan kepada bagian masyarakat yang karena prinsip agama atau kepercayaan tidak bersedia memanfaatkan jasa-jasa bank konvensional.

Bank syariah karena sifatnya sebagai bank berdasarkan prinsip syariah

wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam implementasi moral

dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan etika dan moral agama dalam aktivitas ekonomi. Adanya bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkannya oleh bank Islam. Melalui pembiayaan ini bank Islam dapat


(16)

menjadi mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan nasabah tidak lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi hubungan kemitraan.

Perkembangan perbankan syariah tidak lepas dari peran pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan sector perbankan yaitu Paket Deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88) yang diperbaharui dengan paket deregulasi 29 Mei 1993. Pakto 88 ini antara lain berisi usha yang harus dilakukan oleh sektor perbankan dalam peningkatan pengerahan dana masyarakat dengan cara pendirian bank-bank baru atau perbankan kantor-kantor cabang (Hastuti dan Kussudyarsana, 2007:2).

Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta 1998 (Etty M. Nasser dan Titik Aryati, 2000:111) menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain: (1) Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan (2) Dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran. (3) Semakin turunnya permodalan bank-bank dan bahkan diantaranya negative net worth, karena adanya kebutuhan pembentukan cadangan, negative spread, unprofitable, dan lain-lain. (4) Banyak bank tidak mampu menutup kewajibannya terutama karena menurunnya nilai tukar rupiah. (5) Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). (6) Modal bank atau Capital Adequacy Ratio (CAR) belum mencerminkan riil untuk menyerap berbagai risiko kerugian. (7) Manajemen tidak professional. (8) Moral Hazard.


(17)

5

Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi, dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Lemahnya kondisi bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau grup usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun. Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah dengan analisis profitabilitas. Kinerja suatu perusahaan sering diukur dengan bagaimana kemampuan suatu perusahaan itu menghasilkan laba. Dari sudut manajemen, rasio Return On Assets (ROA) dipandang sebagai alat ukur yang berguna karena mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan profit. Menurut Malayu Hasibuan (2002:100) Profiabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit.

Aktiva produktif adalah suatu aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai fungsinya (Lukman Dendawijaya:2009). Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering juga disebut


(18)

dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Aktiva produktif terdiri atas kredit, surat berharga, penempatan dan peyertaan.

Pada era modern ini, perbankan syariah telah menjadi fenomena global, termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia merupakan yang paling pesat baik dari segi bertambahnya bank yang menawarkan produk syariah maupun dari segi pertumbuhan asetnya (Karya dan Rakhman, 2006: 209). Dalam kurun waktu terakhir, perbankan syariah mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 35% pertahun. Hal ini terlihat dari peningkatan asset perbankan syariah menjadi 2,1% dari keseluruhan asset perbankan senilai Rp 50 Triliun. Kredit yang disalurkan mencapai Rp 38 triliun dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat) mencapai Rp 326 miliar. Sedangkan pembiayaan dari perbankan syariah naik dari Rp 5 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 27,94 triliun pada tahun 2007, dan Rp 38,19 triliun pada tahun 2008. Berdasarkan prediksi Mc Kinsey tahun 2008, total asset pasar perbankan syariah global pada tahun 2006 mencapai 0,75% miliar dolar AS. Diperkirakan pada tahun 2010 total asset mencapai satu miliar dolar AS. Tingkat pertumbuhan 100 bank syariah terbesar di dunia mencapai 27% per tahun dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan 100 bank konvensional terbesar yang hanya mencapai 19% per tahun (Agustianto, 2010). Perkembangan perbankan syariah yang dilihat dari perkembangan total asset dan rata-rata rasio keuangan, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini :


(19)

7

Tabel 1.1

Total Asset dan Rata-rata Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Tahun

Total Asset (dalam Milyar

Rupiah)

UKURAN PERUSAHAAN

(%)

KAP (%)

ROA (%)

2006 26,722 1,42 20,44 1,55

2007 36,538 1,56 27,94 2,07

2008 49,555 1,69 38,19 1,42

2009 66,09 1,82 46,88 1,48

2010 83,45 1,92 68,18 1,59

Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah (data diolah)

Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa total asset dan rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha syariah berfluktuasi dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Perkembangan total asset tahun 2007 ke tahun 2008 tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar total asset yang merupakan salah satu ukuran perusahaan akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Pada tahun 2008 total asset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) meningkat dari 36,538 miliyar menjadi 49,555 milyar dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 13,017 miliar rupiah dari tahun 2007, namun ROA Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) menunjukan penurunan sebesar 0,65% dari 2,07% menjadi 1,42% (mengalami penurunan sebesar 0,65%). Hal ini juga tidak seusai dengan teori jika perolehan laba bank sangat bergantung dengan penempatan dana disisi aktiva (produktif) karena dengan


(20)

meningkatnya kualitas aktiva produktif (KAP) maka kinerja bank juga semakin meningkat (terutama pencapaian laba / ROA) (Dahlan Siamat, 1999; dan Sinungan, 1997).

Menurut Astuti dan Zuhrotun (2007: 124), perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanann perusahaan, Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannnya juga sudah stabil. Ukuran bank yang besar lebih diinginkan karena memungkinkan bank menyediakan menu jasa keuangan yang lebih luas (Bashir, 1999 dalam Basir, 2003). Hasil penelitian Hadri Kusuma dan Yosika Tri Santoso mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA. Namun berbeda dengan hasil penelitian Khaira Amalia Fachrudin, Ni Putu Ena Marberya dan Agung Suaryana , serta RR. Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ROA.

Kualitas Aktiva Produktif merupakan perkembangan aktiva produktif bermasalah / Non Performing Asset dibandingkan dengan aktiva produktif, KAP memiliki peranan dalam memperoleh pendapatan bagi bank. Pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada yang diperoleh bank. Lukman Dendawijaya (2009:118), mengatakan Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset (KAP).

Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing, kredit yang diberikan, surat berharga yang diterbitkan serta penempatan pada bank lain. Penilaian asset suatu bank cenderung kepada


(21)

9

penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) untuk lebih mengetahui sejauh mana kualitas aktiva yang dimiliki sebagai salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan laba pada suatu bank (Abdullah dan Suryanto, 2004: 27). Menurut Ki Demank (2009), semakin tinggi rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) menunjukkan semakin baik kualitas aktiva Produktif bank Syariah, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi keuangan semakin kecil. Hasil Penelitian Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh positif terhadap ROA. Namun berbeda dengan hasil penelitian Djoko Supriyadi yang menunjukkan bahwa KAP berpengaruh negatif terhadap ROA.

Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja operasi yang ditunjukkan beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan (Mabruroh, 2004:37).

Profitabilitias merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Syofyan, 2002). Tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia diukur dari rasio laba terhadap asset (ROA), baik untuk kategori bank yang full fledge maupun untuk kategori Unit Usaha Syariah (UUS) (Karya dan Rakhman, 2006 : 209). Dendawijaya (2003: 121) menyatakan bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Assets (ROA), hal ini


(22)

dikarenakan Bank Indonesia, sebagai Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat. Ukuran profitabilitas

Return On Equity (ROE) digunakan untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Assets (ROA) pada industri perbankan. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return On Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005: 85). Oleh karena itu, dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sector rill. Serta lebih dikhususkan pada perbanakan syariah karena penelitian tentang kinerja keuangan bank syariah masih jarang dilakukan.

Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilias perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkat profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998: 557).

Adanya inskonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan dan adanya fenomena gap yaitu perbedaan perkembangan data keuangan dengan teori yang ada, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kinerja


(23)

11

keuangan khususnya pada perbankan syariah yang diproksi dengan rasio Return On Assets (ROA).

Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk meneliti dan menuangkannya kedalam bentuk sebuah penelitian dengan judul “ANALISIS

UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2006-2010)”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Karena rata-rata Bank Umum Syariah masih baru berdiri sehingga belum menjadi perusahaan yang besar atau mapan. Sehingga tingkat kepercayaan investor untuk menyetorkan modal ke Bank Umum Syariah masih kurang. Apabila Bank Umum Syariah mempunyai ukuran perusahaan yang besar ini akan memudahkan akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana dari investor yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Selain itu adalah penanaman modal dana bank syariah baik dalam rupiah ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan, piutang, card, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi masih kurang karena Perusahaan masih baru berdiri maka dari itu perlu ditingkatkan peningkatan kualias asset di perusahaan.


(24)

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas, maka pertanyaan penelitian (Research Question) yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Perkembangan Ukuran Perusahaan pada Bank Umum Syariah. 2. Bagaimana Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Umum

Syariah.

3. Bagaimana Perkembangan Profitabilitas pada Bank Umum Syariah.

4. Seberapa besar pengaruh perkembangan Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah Periode 2006-2010.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah, mengalisis serta menginterpretasikan data yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan proposal penelitian sebagai salah satu syarat penyusunan metodologi penelitian mengenai pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap Profitabilitas (ROA) khususnya pada perbankan syariah diantaranya :


(25)

13

1) Untuk mengetahui perkembangan Ukuran Perusahaan pada Bank Umum Syariah.

2) Untuk mengetahui perkembangan Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Umum Syariah.

3) Untuk mengetahui perkembangan Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah.

4) Untuk mengetahui besarnya pengaruh perkembangan Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA).

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Praktis

a. Untuk Bank

Untuk mengetahui berbagai informasi tentang hal yang berkaitan dengan Return On Assets . Sehingga informasi tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan perolehan laba.

b. Untuk Pihak Yang Terkait Bank (Investor)

Diharapkan bisa memberi tambahan informasi dan memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi sekaligus mempertimbangkan perkembangan perbankan syariah di masa mendatang yang prospek tiap tahunnya semakin meningkat.


(26)

1.4.1. Kegunaan Akademis

a. Untuk Penulis

Penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan sebagai sarana untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang terdapat dibangku kuliah.

b. Untuk Penelitian Lain

Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan profitabilitas perbankan dan kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan rasio Profitabilitas (ROA) khususnya pada perbankan syariah.

c. Untuk Pengembangan ilmu

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya dalam hal pengaruh kecukupan modal dan kualitas aktiva produktif terhadap Profitabilitas (ROA).

1.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia Jl. M. H. Thamrin No.2 Jakarta 10350. No. Telp : (021) 2310108. Data yang diperoleh dari www.bi.go.id dengan pengambilan data melalui Bank Indonesia di Bandung serta data lainnya didapat dari data online. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2012.


(27)

15

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 I Tahap Pendahuluan 1.Persiapan judul dan teori 2.Membuat outline dan proposal UP 3.Mengambil formulir Penyusunan Skripsi 4. Menentukan Tempat Penelitian II Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP 2.Seminar UP 3.Revisi UP 4.Membuat outline dan proposal skripsi 5.Penelitian perusahaan 6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi III Tahap Pelaporan 1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi 3.Penyempurnaan laporan skripsi


(28)

(29)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan kepada total asset perusahaan yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm) (Machfoedz, 1994).

Menurut Undang-undang No.9 Tahun 1995 tentang usaha kecil menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) digolongkan ke dalam kelompok usaha kecil. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp.1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dapat dikelompokkan ke dalam industry menengah dan besar.

Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh perushaaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa :


(30)

“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiiki jumlah

karyawan (total assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”.

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva (Hartono, 2000: 254). Hal ini didukung oleh Zulhawati (2001), Manao dan Nur (2001) dalam Saputra (2004) yang menggunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan dalam penelitiannya. Elton dan Gruber dalam Hartono (2000: 254), menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, mereka juga merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Hartono (2000: 254), menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan

risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan. Na’im dan Hartono

(2000: 254), Moses (1987), menyebutkan bahwa perusahaan besar merupakan subjek dari tekanan politik sehingga jika perusahaan melaporkan laba yang berlebihan nantinya akan menarik politikus dan dapat dicurigai melakukan monopoli. Sehingga semakin tinggi resiko suatu perusahaan, semakin tinggi profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan


(31)

18

sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko.

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan. Asset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan (Weston dan Brigham, 1994, dalam Jaelani dan Idrus, 2001).

Variabel ukuran perusahaan perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka dari total asset perlu di Ln kan.

Menurut (Hartono, 2000: 254) variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus sbb:

Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2007). Jika nilai dari total aktiva, penjualan, atau modal itu besar, maka digunakan natural logaritma dari nilai tersebut (Miswanto dan Husnan, 1999).


(32)

2.1.2 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) 2.1.2.1 Pengertian Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva Produktif adalah penanaman modal dana bank syariah baik dalam rupiah ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrative serta titipan sertifikat wadiah Bank Indonesia. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank, termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.

2.1.2.2 Konsep Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Menurut Lukman Dendawijaya (2009:61) Kualitas aktiva produktif atau

earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur dan kemampuan membayar

Menurut Yunanto Adi Kusumo (2008: 112), ada empat macam aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana bank lain, dan penyertaan. Perhitungan kualitas aktiva Produktif sangat


(33)

20

berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin. Selain itu penilaian kualitas aktiva dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank, termaksuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul (Yunanto Adi Kusumo, 2008:112).

Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) bertujuan untuk mengukur kualitas aktiva produktif bank syariah. Adapun rasio untuk mengukur kualitas aktiva produktif (KAP) dalam penelitian ini yaitu menggunakn rasio PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif). Rasio PPAP menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikelola dengan baik. Cakupan komponen aktiva produktif dan PPAP yang telah dibentuk sesuai dengan ketentuan Kualitas Aktiva Produktif yang berlaku. Menurut Lukman dendawijaya (2009:61) Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

2.1.2.3 Penilaian Kualitas Aktiva Produktif

Menurut Dahlan Siamat (2004 : 136) kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan :

PPAP yang dibentuk PPAP yang wajib dibentuk


(34)

1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjaman yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.

2. Tingkat kemungkinan kembali diterimanya dana yang ditanamkan untuk surat berharga.

2.1.2.4 Komponen-komponen Rasio Kualitas Aktiva Produktif

1. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif

2. Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit. 3. Perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset

dibandingkan dengan aktiva produktif

4. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

5. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif

6. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif 7. Dokumentasi aktiva produktif

8. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

2.1.3 Profitabilitas (ROA)

2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas (ROA)

MenurutAgus Sartono (1998:130) Profitabilitas adalah “ kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total


(35)

22

Menurut Riyanto (2001:35) “Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut”. Dengan kata lain profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Menurut Muliaman Hadad (2004:22) “Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan bank dalam meningkatkan labanya. Tingkat profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio Return On Asset (ROA), yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva untuk

menghasilkan laba”.

Faktor faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator. (Nasser & Aryati, 2000). Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah

Return On Asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset.

Menurut Rachmat dan Maya Ariyanti (2010:222) “ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax) terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama”.

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2003:120) dalam buku Manajemen Dana Bank menjelaskan bahwa :


(36)

“Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”.

Return On Asset (ROA) yaitu rasio antara Net Income After Tax

terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal” (Sawir, 2001).

Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Asset (ROA) merupakan rasio imbalan aktiva dipakai untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari asset yang dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini, hasil biasanya didefinisikan sebagai sebagai laba bersih (operating income). Rasio ini merupakan ukuran yang berfaedah jika seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. Return On Asset (ROA) kerap kali dipakai oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit-unit bisnis di dalam suatu perusahaan multidivisional. Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi penggunaan asset.

2.1.3.2 Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin (GNP)

Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual (Sawir 2001 : 18).


(37)

24

Rumus :

2. Net Profit Margin (NPM)

Menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan (Sawir 2001 : 18).

Rumus :

3. Return On Asset (ROA)

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Return On Asset (ROA) juga merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Rachmat dan Maya Ariyanti (2010:222).

Laba Setelah Pajak Penjualan

Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Penjualan

GNP = x 100%


(38)

Rumus :

4. Return On Equity (ROE)

Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. (Sawir 2001 : 20)

Rumus :

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini digunakan ROA sebagai indikator performance atau kinerja bank. Menurut Riahi-Belkaoi seperti yang dikutip oleh Mawardi (2005: 85), Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan-perusahaan multinasional khususnya dari sudut pandang profitabilitas dan kesempatan berinvestasi. ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan asset yang dimiliki. Semakin tinggi laba yang dihasilkan maka semakin tinggi pula ROA, yang berarti bahwa

Laba Sebelum Pajak Total Aktiva

ROA = x 100%

Laba Setelah Pajak Modal Sendiri


(39)

26

perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Mengukur tingkat profitabilitas merupakan hal yang penting bagi bank, karena rentabilitas (profitabilitas) yang tinggi merupakan tujuan setiap bank.

Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. ROA menggunakan laba setelah salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.

Bank dengan total asset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relative besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Wisnu Mawardi, 2005 : 84).

2.1.4. Penelitian Terdahulu

Berikut ini hasil penelitian terdahulu :

1. Penelitian dari Khaira Amalia Fachrudin yang menganalisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Populasi adalah perusahaan-perusahaan dalam industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Dari populasi ini dipilih populasi sasaran yang semuanya menjadi sampel penelitian. Metode statistika yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif struktur modal terhadap agency cost dan pengaruh signifikan negatif ukuran perusahaan terhadap agency cost; tidak terdapat pengaruh signifikan struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost


(40)

terhadap kinerja perusahaan; serta tidak terdapat pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost

sebagai intervening variable.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati yang menganalisis evaluasi pengaruh camel terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan alat statistik regresi. Berdasarkan hasil penelitian pada 17 bank dengan tahun dasar 1997-2001 maka diperoleh kesimpulan bahwa: CAMEL pada tahun 1996-2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998-2001. CAMEL pada tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998. CAMEL pada tahun 1999 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 2000. CAMEL pada tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 2001.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Supriyadi dengan judul Analysis of effect financial camels ratio and leverage in predicting changes incomes (study on the largest bank with the assets year 2010) atau Analisis rasio camels dan leverage dalam memprediksi pendapatan perubahan (studi pada bank terbesar dengan aset tahun 2010). Sampel untuk penelitian ini, yaitu 10 bank yang memiliki asset terbesar di tahun 2010 versi Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis pengaruh rasio keuangan CAMELS dan Leverage dalam memprediksi perubahan laba pada 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010 yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa secara parsial rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), LDR (Loan to Deposit Ratio), dan DER (Debt to Equity Ratio) tidak


(41)

28

berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010. Jika terjadi perubahan pada CAR, KAP, LDR, dan DER maka tidak akan berpengaruh terhadap perubahan laba. Hanya rasio keuangan NIM (Net Interest Margin) yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010. Jika terjadi perubahan pada NIM maka akan berpengaruh terhadap perubahan laba.

4. Penelitian dari Yosika Tri Santoso yang berjudul Analisis pengaruh NPM, ROA, Company size, financial leverage dan DER terhadap praktek perataan laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 28 perusahaan property dan real estate; data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan periode 2007-2009. Indeks Eckel digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan atau tidak melakukan praktek perataan laba. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kelima variabel berpengaruh terhadap praktek perataan laba. Secara parsial hanya NPM, financial leverage, dan DER yang memengaruhi praktek perataan laba. Variabel yang berpengaruh paling dominan adalah

financial leverage.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Ena Marberya dan Agung Suaryana dengan judul Pengaruh Pemoderasi pertumbuhan laba terhadap hubungan antara ukuran perusahaan, debt to equity ratio dengan profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. Sampel berjumlah 23 perusahaan dengan pengamatan 4 tahun (2003 sampai dengan 2006)


(42)

sehingga jumlahpengamatan menjadi 92 pengamatan. Hasil Penelitan menunjukan bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Dan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara Debt To Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Hadri Kusuma dengan judul Size perusahaan dan profitabilitas : Kajian empiris terhadap perusahan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jumlah sampel (perusahaan) yang memenuhi kriteria dan berhasil diperoleh adalah 276 perusahaan selama periode pengamatan tahun 2000 s/d 2003. Input perusahaan diukur dengan dengan besarnyasize perusahaan (jumlah pekerja) sementara profitibilitas (EBIT dan EBITDA) mewakili ouput perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukan implikasi bahwa pekerja masih merupakan determinan utama bagi perusahaan dalam meningkatkan profitibilitasnya. Dengan tetap memelihara kualitas karyawan dan menjaga hubungan baik dengan mereka perusahaan akan mampu menciptakan nilai bagi pemiliknya.

7. Penelitian dilakukan oleh RR. Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi dengan judul penelitian Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Jumlah sampel (perusahaan) yang memenuhi kriteria dan berhasil diperoleh adalah 380 perusahaan selama periode pengamatan tahun 2003-2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar perusahaan akan cenderung menurunkan praktik manajemen laba, karena perusahaan besar secara politis lebih mendapat perhatian dari institusi pemerintahan dibandingkan dengan perusahaan kecil.


(43)

30

8. Penelitian yang dilakukan oleh Winrnkar A.D and Tanko M. dengan judul penelitian Camels and Bank Performance Evaluation : The Way Forward (Camels dan Bank Evaluasi Kinerja: Jalan ke Depan). Jumlah sampel (perusahaan) yang memenuhi kriteria dan berhasil diperoleh adalah 11 perusahaan selama periode pengamatan tahun 1997 s/d 2005. Penelitian ini menganalisis pengaruh CAMEL terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor dalam CAMEL mampu menangkap efisiensi holistic dari sebuah bank.

Berikut ini adalah tabel 2.1 hasil penelitian terdahulu tentang analisis Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA) :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan 1. Khaira

Amalia Fachrudin Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan Terdapat pengaruh signifikan positif struktur modal terhadap agency cost dan pengaruh signifikan negatif ukuran perusahaan terhadap agency cost; tidak terdapat pengaruh signifikan struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan; serta tidak terdapat pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan Sama-sama menggunak an ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel dependen Variabel independen berbeda yaitu struktur modal dan agency cost


(44)

terhadap kinerja perusahaan melalui

agency cost sebagai

intervening variable.

2. Ni Ketut Lely Aryani Merkusiw ati Evaluasi pengaruh camel terhadap kinerja perusahaan CAMEL pada tahun 1996-2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998-2001. CAMEL pada tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 1998. CAMEL pada tahun 1999 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 2000. CAMEL pada tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun 2001.

Sama-sama menggunak an KAP sebagai variabel independen Dalam penelitian saya menggunak an ukuran perusahaan sebagai variabel independen

3. Djoko Supriyadi Analysis of effect financial camels ratio and leverage in predicting changes incomes (study on the largest bank with the assets year 2010) atau Analisis rasio camels dan leverage dalam memprediks i pendapatan Bahwa secara parsial rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), LDR (Loan to Deposit Ratio), dan DER (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010. Jika terjadi perubahan pada CAR, KAP, LDR,

Sama-sama menggunak an KAP sebagai variabel independen Terdapat perbedaan pada jumlah variabel yang digunakan. Penelitian tersebut menggunak an 6 variabel sedangkan saya 3 variabel.


(45)

32 perubahan (studi pada bank terbesar dengan aset tahun 2010)

dan DER maka tidak akan berpengaruh

terhadap perubahan laba. Hanya rasio keuangan NIM (Net Interest Margin) yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi perubahan laba dari 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010.

4. Yosika Tri Santoso Analisis pengaruh NPM, ROA, Company size, financial leverage dan DER terhadap praktek perataan laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bahwa secara simultan kelima variabel berpengaruh terhadap praktek perataan laba. Secara parsial hanya NPM,

financial leverage,

dan DER yang memengaruhi praktek perataan laba. Variabel yang berpengaruh paling dominan adalah

financial leverage.

Sama-sama menggunak an Ukuran perusahaan sebagai variabel independen Tidak terdapat ROA sebagai variabel dependen

5. Ni Putu Ena Marberya dan Agung Suaryana Pengaruh Pemoderasi pertumbuha n laba terhadap hubungan antara ukuran perusahaan, debt to equity ratio dengan Bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Dan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara Debt To

- Variabel indepen den ada yang berbeda yaitu Ukuran Perusah aan -

Sama-sama menggu Tidak terdapat KAP sebagai variabel independen


(46)

profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta

Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas. nakan ROA sebagai variabel depende n

6. Hadri Kusuma Size perusahaan dan profitabilitas : Kajian empiris terhadap perusahan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Bahwa pekerja masih merupakan determinan utama bagi perusahaan dalam meningkatkan profitibilitasnya. Dengan tetap memelihara kualitas karyawan dan menjaga hubungan baik dengan mereka perusahaan akan mampu menciptakan nilai bagi pemiliknya. Sama-sama menggunak an Ukuran Perusahana sebagai variabel dependen dan Profitabilita s sebagai variabel dependen Tidak ada Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dijadikan sebagai variabel,bai k variabel dependen maupun independen.

7. RR. Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Bahwa semakin besar perusahaan akan cenderung menurunkan praktik manajemen laba, karena perusahaan besar secara politis lebih mendapat perhatian dari institusi pemerintahan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sama-sama menggunak an ukuran perusahaan Dalam penelitian saya menggunak an 3 variabel sedangkan dalam penelitian tersebut hanya 2 variabel

8. Winrnkar A.D and Tanko M. Camels and Bank Performance Evaluation : The Way Forward (Camels dan

Bahwa tidak ada faktor dalam CAMEL mampu menangkap efisiensi holistic dari sebuah bank

Sama-sama menggunak an Kualitas Aktiva Produktif sebagai variabel Tidak menggunak an variabel ukuran perusahaan sebagai variabel


(47)

34

Bank Evaluasi Kinerja: Jalan ke Depan)

Independen dan ROA sebagai variabel dependen

independen.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Profitabilitas (ROA)

Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan. Menurut Astuti dan Zuhrotun (2007: 124), perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil. Selain itu, ukuran bank yang besar lebih diingikan karena memungkinkan bank menyediakan menu jasa keuangan yang lebih luas (Bashir, 1999 dalam Basir 2003).

Perusahaan yang bertumbuh secara signifikan merupakan perusahaan yang lebih besar dianggap mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas (Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono 2000).

Ukuran perusahan yang besar diharapkan dapat meningkatkan skala ekonomi dan mengurangi biaya pengumpulan dan pemrosesan informasi. Hal ini senada juga diungkapkan Sudarmadji dan Sularto (2007), dimana perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar pula akan melakukan pengungkapan lebih luas dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluang pengungkapan informasi kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor, sehingga tidak memerlukan tambahan biaya yang besar untuk melakukan


(48)

pengungkapan lebih luas. Dengan demikian, perusahan yang besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah daripada perusahaan kecil.

Suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan investor juga lebih besar karena mempunyai kinerja operasional yang lebih besar, Perusahaan menarik minat investor yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena mempunyai fleksibilitas penempatan investasi yang lebih baik.

2.2.2 Hubungan Kualitas Akitva Produktif (KAP) dengan Profitabilitas (ROA)

Aktiva produktif adalah penanaman bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing, kredit yang diberikan, surat berharga yang diterbitkan serta penempatan pada bank lain. Penilaian asset suatu bank cenderung kepada penilaian kualiats aktiva produktif (KAP) untuk lebih mengetahui sejauh mana kualitas aktiva yang dimiliki sebagai salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan laba pada suatu bank (Abdullah dan Suryanto, 2004: 27). Sedangkan menurut Widayati (2008) tujuan penilaian aktiva produktif adalah untuk menilai keadaan kredit secara keseluruhan dan menilai kecukupan cadangan penghapusan terhadap kredit non-lancar dalam satu periode.

Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh pada tingkat profitabilitas karena penanaman yang dilakukan oleh bank adalah pada aktiva produktif yang juga merupakan sumber laba terbesar, sehingga Kualitas Aktiva Produktif (KAP) harus dipertahankan dalam keadaan lancar. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)


(49)

36

memiliki peranan dalam memperoleh pendapatan bagi bank. Pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan memberikan kontribusi pada yang diperoleh bank. Sehingga semakin baik KAP akan berperngaruh positif terhadap tingkat profitabilitas (Dimaelita dan Yasin, 2007). Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka tingkat profitabilitasnya semakin baik. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118), mengatakan Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset.

Pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk cadangan dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana. Semakin besar PPAP maka semakin buruk aktiva produktif bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Almilia dan Herdiningtyas, 2005: 13). Semakin besar PPAP menunjukkan kinerja dari aktiva produktif semakin menurun sehingga berakibat menurunkan ROA (Muljono, 1999). Apabila PPAP naik, diprediksikan ROA akan turun karena PPAP merupakan beban bagi bank (Sadewo, 2009: 77).

Semakin besar nilai yang ditunjukkan oleh variabel KAP maka semakin besar pula bank harus mencadangkan keuntungan yang diperoleh untuk aktiva ini, sehingga laba bersih yang diperoleh bank akan semakin kecil (Simanjuntak, 2009: 66). Adanya pencadangan yang semakin tinggi, mengindikasikan bahwa aktiva produktif yang dimiliki bank banyak yang memiliki kolektibilitas dalam perhatian khusus sampai dengan macet. Hal tersebut mengindikasikan bank kurang berhati-hati dalam menyalurkan dananya sebagai pembiayaan. Adanya dana cadangan ini


(50)

dapat mengakibatkan bank kekurangan likuiditas dan kehilangan kesempatan berinvestasi. Hilangnya kesempatan berinvestasi dalam bentuk pembiayaan mengakibatkan pendapatan potensial bank pun berkurang.

Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh Ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif terhadap profitablitas (ROA) secara sistematis pada gambar berikut:

Gambar 2.1

Paradigma Kerangka Pemikiran

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA)

(Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono 2000)

(Lukman Dendawijaya, 2009:118)

Ukuran Perusahaan

(Variabel X1)

LnTotal Aktiva

(Hartono, 2000:254)

Kualitas Aktiva Produktif

(Variabel X2)

1. PPAP yang dibentuk 2. PPAP yang wajib dibentuk

(Lukman dendawijaya 2009:153)

Profitabilitas (ROA)

(Variabel Y)

1. Laba Sebelum Pajak 2. Total Aktiva

Rachmat dan Maya Ariyanti (2010:222)


(51)

38

2.2. Hipotesis

Menurut Sukirno (2004:15) “Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lainnya”

Menurut Umi Narimawati (2007:73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji

kebenarannya.”

1. Terdapat pengaruh positif antara Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara parsial. 2. Terdapat pengaruh positif antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap

Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara parsial secara parsial.


(52)

39

OBJEK PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek Penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:13) mendefinisikan objek peneliti sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan

reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

Sedangkan pengertian objek penelitian yang dikemukakan Andi Supangat (2007:303) menerangkan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Dalam penelitian ini objek yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan dan Kualitas Aktiva Produktif sebagai variabel Independen

2. Profitabilitas (ROA) sebagai variable Dependen

Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2006-2010.


(53)

40

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati dkk (2008:127) bahwa:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti :

Menurut Sugiyono (2005:21), bahwa:

”Pengertian metode deskriptif adalah metode yang digunakan unyuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.


(54)

“Pengertian metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila

dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan.”

Dalam penelitian ini metode deskriptif tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan variabel ukuran perusahaan, kualitas aktiva produktif dan profitabilitas (ROA). Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk mengetahui pegaruh antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas dan kualitas aktiva produktif dengan profitabilitas (ROA).

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84), “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar (2000:54-55) adalah “Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitian.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.


(55)

42

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi mengenai Profitabilitas (ROA) di perusahaan.

2. Menetapkan judul dari fenomena yang didapat, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti kemudian menentukan identifikasi masalah dalam penelitian.

3. Menetapkan Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Bagaimana ukuran perusahaan pada Bank Umum Syariah.

2) Bagaimana kualitas aktiva produktif (KAP) pada Bank Umum Syariah.

3) Bagaimana Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah.

4) Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif (KAP) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah secara parsial.

4. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas jangkauan (Scope), hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (variabel X1) dan kualitas aktiva produktif (variabel X2) sebagai variabel bebas dan Profitabilitas (variabel Y) sebagai variabel terikat.

5. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengukuran variabel.

6. Memilih prosedur dan teknik yang digunakan.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Bank Umum Syariah untuk periode 2006-2010.


(56)

7. Menyusun Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan dua cara, yaitu pengumpulan data melalui penelitian lapangan atau data yang langsung di peroleh di tempat penelitian dan penelitian kepustakaan atau data yang di peroleh dari sumber lain, seperti buku, literatur, ataupun catatan-catatan perkuliahan.

8. Menghitung pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktif (KAP) terhadap Profitabilitas (ROA). Selanjutnya pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interpretasi data.

9. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interpretasikan data. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variabel bebas secara bersamaan dengan satu variabel tergantung

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Kualitias Aktiva Produktif (KAP)

Y = Profitabilitas (ROA)

Gambar 3.1 Desain Penelitian (X1)

Variabel Independen

(X2)

Variabel Independen

(Y)


(57)

44

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitan Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T – 1 Descriptive Descriptive 3 Bank Umum

Syariah

Longitudinal

T – 2 Descriptive Descriptive 3 Bank Umum

Syariah

Longitudinal

T – 3 Descriptive Descriptive 3 Bank Umum

Syariah

Longitudinal

T – 4, 5, 6 Descriptive & Verifikatif

Descriptive 3 Bank Umum

Syariah

Longitudinal

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010:31) adalah “sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistic dapat dilakukan secara benar.


(58)

1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)

Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya partikel terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupkan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1) adalah Ukuran Perusahaan dan kedua (X2) adalah Kualitas Aktiva Produktif (KAP).

a. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva (Hartono, 2000: 254). Hartono (2000: 254), menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan

b. Menurut Lukman dendawijaya (2009:61), Kualitas aktiva produktif atau

earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif


(59)

46

dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas.

2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atua yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”.

Dalam hal ini variabel terikatnya adalah Profitabilitas (ROA) dengan indikator laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total asset.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Tabel

Variabel Konsep Variabel Indikator

Ukur an

Skala

Ukuran Perusaha an (X1)

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva (Hartono, 2000: 254). LnTotal Aktiva

Ukuran Perusahaan (Size ) =

LnTotalAktiva

(Hartono, 2000: 254)

% R A S I O Kualitas Aktiva Kualitas aktiva produktif atau

PPAP yang dibentuk PPAP yang wajib dibentuk

% R A


(60)

Produktif (X2)

earning assets

adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya (Lukman dendawijaya, 2009:61)

PPAP yang dibentuk

PPAP = x 100% PPAP yang wajib dibentuk

(Lukman dendawijaya 2009:61)

S I O Profitabil itas (ROA) (Y) ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax) terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama (Rachmat dan Maya Ariyanti, 2010:222)

Laba Sebelum Pajak (Earning Befofe Tax) (EBT)

Rata-rata Total Asset

Laba sebelum pajak

ROA = x 100% Total Aktiva

(Rachmat dan Maya Ariyanti, 2010:222) % R A S I O


(61)

48

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan kualitas aktiva produktf terhadap profitabilitas (ROA) adalah data sekunder.

Menurut Sugiyono (2009:137)menjelaskan data sekunder sebagai berikut:

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi masalah-masalah pada Bank Umum Syariah.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari Populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Adapun pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:80) mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Hingga saat ini baru terdapat beberapa Bank Umum Syariah di


(62)

Indonesia, yaitu PT. Bank Muamalat, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Syariah Mega Indonesia, PT. Bank Syariah BRI, PT. Bank Syariah Bukopin, PT. BNI Syariah, PT. BCA Syariah, PT. Bank Jabar Banter Syariah, PT. Bank Panin Syariah, PT. Victoria Syariah, PT. Maybank Syariah Indonesia.

2. Sampel

Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sugiyono (2010:81) memaparkan bahwa, “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat.

Menurut Sugiyono (2009:81) pengertian teknik sampling adalah sebagai berikut:

“Teknik samplingadalah merupakan teknik pengambilan sampel”.

Sampel didefinisikan sebagai bagian atau keseluruhan populasi dengan metode tertentu sebagai bagian atau keseluruhan populasi dengan metode tertentu sebagai bagian representatif dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasakan pada beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria bank yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(63)

50

1. Perusahaan perbankan syariah yang tergolong dalam Bank Umum Syariah Devisa.

2. Bank Umum Syariah yang memiliki kelengkapan data selama periode pengamatan berdasarkan variabel yang diteliti.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, perusahaan-perusahaan perbankan syariah yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel adalah tiga Bank Umum Syariah untuk periode 2006 sampai 2010 yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Sedangkan Bank BNI Syariah , Bank BCA Syariah , Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Indonesia tidak dapat memenuhi kriteria bank yang menjadi sampel dikarenakan bank tersebut merupakan bank umum syariah non devisa dan baru berdiri antara lain Bank Syariah BRI baru berdiri pada 16 Oktober 2008, Bank BNI Syariah baru berdiri tahun 2010, Bank BCA Syariah baru berdiri 2 Maret 2010, Bank Jabar Banten baru berdiri pada tahun 2010, Bank Victoria Syariah baru berdiri pada 10 Februari 2010, Bank Panin Syariah baru berdiri pada 6 Oktober 2009, Bank Syariah Bukopin baru berdiri pada 27 Oktober 2008, dan Bank Maybank Syariah Indonesia baru berdiri pada 23 September 2010 sehingga belum memilki kelengkapan data laporan keuangan yang dibutuhkan. Jadi data yang disbutuhkan dalam penelitian ini yaitu 30 data penelitian.


(1)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient

s

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.620 2.963 2.234 .034

X1_ukuran_perusa

haan -.800 .439 -.340 -1.821 .080

X2_kualitas_aktiva

_produktif .003 .008 .077 .413 .683


(2)

a. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Return On Asset (ROA)

Dari keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel diperoleh nilai thitung variabel ukuran perusahaan -1,821 dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Karena nilai thitung (-1,821) lebih kecil dari ttabel (2,051) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho2 sehingga Ha2 ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembalian saham pada 3 Bank Umum Syariah periode 2006.I – 2010.II

Pada grafik diatas dapat dilihat nilai thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho, sehingga disimpulkan bahwa ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada 3 Bank Umum Syariah

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0

t0,975;29 = 2,051 -t0,975;29= -2,051 t hitung= -1,821


(3)

b. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Asset (ROA)

Dari keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel diperoleh nilai thitung variabel kualitas aktiva produktif 0,413 dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Karena nilai thitung (0,413) lebih kecil dari ttabel (2,045) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho2 sehingga Ha2 ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa kualitas aktiva produktif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on asset (ROA) pada 3 Bank Umum Syariah periode 2006.I – 2010.II

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0

t0,975;29 = 2,045 -t0,975;29= -2,045 t

hitung= 0,413

Pada grafik diatas dapat dilihat nilai thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho, sehingga disimpulkan bahwa kualitas aktiva produktif secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return on asset (ROA) pada 3 Bank Umum Syariah.


(4)

1. Perkembangan ukuran perusahaan 3 Bank Umum Syariah rata-rata

mengalami kenaikan setiap tahunnya.

2. Perkembangan kualitas aktiva produktif 3 Bank Umum Syariah bahwa

Bank Muamalat dari tahun 2006

2010 mengalami fluktuasi yang

berimbang

3. Perkembangan Profitabilias (ROA) pada 3 Bank Umum Syariah

menunjukan bahwa ke-3 Bank memiliki profitabilitas yang berimbang

dengan mengalami 5 kali kenaikan dan hanya 3 kali mengalami

penurunan.

4. Ukuran Perusahaan secara parsial memberikan kontribusi/pengaruh

negatif terhadap Profitabilias (ROA) dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan

terhadap laba. Kemudian kualitas aktiva produktif secara parsial hanya

memberikan kontribusi/pengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA)

dan hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas aktiva produktif secara

parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba pada 3 Bank Umum

Syariah.


(5)

1. Ukuran Perusahaan pada 3 Bank Umum Syariah cenderung stabil naik.

Untuk itu perlu adanya peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi yang nantinya akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan

2. Hendaknya ke-3 Bank Umum Syariah tersebut lebih memperhatikan

penanaman modal dana bank syariah baik dalam rupiah ataupun valuta

asing yang dimiliki oleh bank dalam bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrative serta titipan sertifikat

wadiah Bank Indonesia

3. Untuk menjaga profit (laba) perusahaan hendaknya perusahaan bisa

menentukan seminimalis mungkin akan beban-beban dalam kegiatan

operasi perusahaan, agar perusahaan dapat mengantisipasi terjadinya beban yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan. Sehingga perusahaan bisa

mengalami keuntungan yang meningkat tiap tahunnya

4. Ukuran perusahaan dan kualtias aktiva produktif masih tetap bisa

mempengaruhi profitabilitas (ROA) sehingga bangi manajemen perusahaan (bank) variabel-variabel ini dapat dijadikan pertimbangan dalam


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Aset Produktif Terhadap Tingkat Profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012

0 42 96

Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009

0 18 88

Pengaruh rentabilitas terhadap kualitas aktiva produktif pada PT.Bank Syariah Indonesia

5 27 88

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah : Studi pada 3 bank umum syariah Tahun 2011 – 2014

3 10 116

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGELUARAN ZAKAT PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2013.

4 17 47

PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RENTABILITAS: Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2012.

0 1 42

ANALISIS PENGARUH MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2015).

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERMODALAN, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP), DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014 - Test Repository

0 0 181