mayor selanjutnya juga dapat diturunkan kepada keturunan selanjutnya pada salah seorang anaknya meskipun pasangannya tidak atau bukan carier
pembawa sifat penyakit tersebut.
Gandhi dalam Aceh Forum, 2009 menyebutkan bahwa seorang anak yang Thalassaemia biasanya memiliki tubuh yang lemah, mudah lelah, pucat,
tidak bersemangat, dan bisa diketahui sejak usia yang sangat muda biasanya masa tumbuh usia 2 tahun atau kurang. Selain itu konsumsinya terhadap
makanan-makanan tertentu juga harus dibatasi, tidak dapat beraktivitas seperti anak-anak lainnya, dan sebagainya.
E. Gambaran Kecemasan Ayah dalam Menghadapi Anak Penderita Thalassaemia
Thalassaemia merupakan penyakit menahun atau kronis yaitu penyakit
yang diderita dalam jangka waktu lama dan atau sering kali kambuh. Penyakit menahun dapat menimbulkan kecemasan, stress, pada keluarga dalam jangka
waktu yang lama pula, bahkan seumur hidup. Akibat dari situasi ini kadang tidak terlalu jelas, bahkan kadang juga tidak terlihat terutama pada orang tua
dalam hal ini ayah Tamam, 2009.
Penyakit akut maupun penyakit kronis 32epr mengakibatkan ketidakmampuan fisik maupun mental yang mempengaruhi kehidupan anak
yang mengalami sakit atau seluruh anggota keluarga Coloroso, 2010. Ayah memiliki peran besar didalam keluarga terutama ketika ada anggota keluarga
yang sedang sakit. Selain sebagai pencari nafkah, ayah juga berperan sebagai pemberi dukungan dan juga motivasi kepada anggota keluarganya Sutedja,
2009. Herbert 1995 menemukan bahwa ada perbedaan penggunaan strategi antara ayah dan ibu dalam berespon terhadap anak yang mengalami suatu
penyakit. Ayah dengan anak yang memiliki suatu penyakit memiliki lebih banyak masalah dalam beradapatasi dengan keadaan anak dibandingkan
dengan kaum ibu.
Universitas Sumatera Utara
Emosi negatif dan positif yang dialami oleh orang tua juga dapat merasa bertanggung jawab atau bersalah bagi kesehatan anak-anak mereka,
kebanyakan mereka terkejut ketika anak pertama kali didiagnosis. Di negara -negara dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang penyakit dan
pengobatannya, orang tua juga tidak siap untuk perawatan intensif terhadap anak-anak mereka di rumah merupakan elemen penting dari prognosis jangka
panjang dari anak mereka. Diagnosis thalassaemia juga dapat menempatkan sebuah regangan besar pada hubungan pasangan, kadang-kadang mengarah ke
perpisahan atau perceraian. Di sisi lain, penyakit ini juga dapat mengumpulkan kerabat, bertekad untuk melindungi dan mendukung anak
mereka. Namun, jika hal ini terjadi pada ayah, banyak ayah yang dapat memfokuskan perhatian mereka pada perawatan anak yang didiagnosis
dengan thalassaemia, 33epr menekan anggota keluarga lainnya, terutama anak-anak lain Eleftheriou, 2003.
Ayah memiliki sedikit kesempatan menolong anak dalam perawatan anak, dan ayah juga kurang mendapatkan banyak dukungan dalam hal pengasuhan
anak yang sedang sakit Shonkoff, dalam Cunningham, 1996. Pada anak-anak yang melakukan perawatan kesehatan, kehadiran seorang ayah diperlukan
untuk anak-anak tersebut menjadi tabah dan kuat Sutedja, 2009. Sementara itu, masih menurut Sutedja 2009 ketika seorang ayah dihadapkan dengan
situasi anak yang gawat secara tiba-tiba, mereka ayah akan mengalami kebingungan dan semakin bingung ketika pasangan atau istri mereka tidak
berada didekatnya.
Ayah yang mempunyai anak dalam kondisi yang sakit akan merasa cemas ketika sakit tersebut membuat anaknya trauma pada hal-hal tertentu. Dalam
keadaan tersebut mereka juga harus berusaha untuk memompa semangat anak- anaknya untuk melawan ketakutan, dan menenangkan anak-anaknya Sutedja,
2009.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kecemasan pada ayah dalam menghadapi anak Thalassaemia bila dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
kesempatan dan dukungan serta adaptasi yang dirasakan oleh ayah dalam pengasuhan dan pemeliharaan anaknya yang sedang sakit.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif